Thursday, December 25, 2014

Analisa Volume Transaksi Saham Untuk Pemula. Perlukah?

Saya sering mendapat pertanyaan tentang analisa teknikal volume saham. Pertanyaan-pertanyaan tersebut bagus dan menunjukkan bahwa si penanya antusias untuk belajar analisa teknikal.

Masalahnya, mayoritas penanya adalah pemula dalam belajar analisa teknikal saham.

Jawaban saya kepada mereka selalu sama: belum saatnya belajar analisa volume transaksi saham kalau belum menguasai dengan baik dasar-dasar analisa teknikal harga saham.

Apakah ini berarti analisa volume tidak penting?

Bukan. Tidak begitu.

Analisa volume transaksi—yang adalah bagian dari analisis teknikal—perlu dipelajari untuk mengerti analisa teknikal secara keseluruhan.

Tapi . . .

Analisa volume transaksi TIDAK PENTING anda ketahui kalau anda belum mengerti dengan baik dasar-dasar analisa harga.

Mengapa?

Karena kalau anda belum mengerti dengan baik pergerakan harga saham, menambah variabel baru (volume) tidak akan membantu membuat analisa anda menjadi lebih baik.

(Silahkan baca juga pos "Banyak Data = Pasti Untung?")

Untuk mempermudah anda mencerna makna kalimat di atas, ada baiknya saya membandingkan belajar analisa teknikal dengan belajar menggambar.

Saat belajar menggambar, pertama-tama anda belajar menggambar dengan pensil. Setelah bisa menggambar bentuk dengan pensil, barulah saatnya anda mempertimbangkan untuk membubuhkan warna ke bentuk tersebut.

Coba anda pikirkan: kalau gambar anda masih seperti cakar ayam dan orang lain tidak bisa membedakan apakah itu gambar rumah atau pohon cemara atau ayam atau wajah anda, apakah menambahkan warna akan membuat gambar tersebut lebih jelas?

Tentu saja tidak.

Gambar tersebut hanya berubah menjadi cakar ayam berwarna.

Lagipula, kalau anda bisa menggambar dengan baik menggunakan pensil, kadang anda tidak perlu menambah warna untuk memperindah gambar tersebut. Tidak percaya? Silahkan lihat contoh gambar di bawah yang hanya menggunakan pensil.

Figure 1. House by the River Drawing by Andrew Tift; Created Using Derwent Charcoal Pencil

Apa artinya dalam konteks Analisa Teknikal?

Artinya, dengan berbekal hanya analisa harga anda seharusnya sudah bisa membuat trading plan yang menguntungkan. Artinya juga, jangan berpikir bahwa analisa harga anda yang masih awut-awutan akan menjadi lebih baik kalau anda mendalami analisa volume.

Jadi kalau anda adalah analis teknikal pemula, jauh lebih baik anda curahkan (hampir) seluruh waktu anda untuk mempelajari gerak harga saham. Nah, setelah anda menguasai dengan baik dasar-dasar analisa teknikal harga, baru deh silahkan mempelajari analisa teknikal volume.

(Perhatikan juga bahwa MAYORITAS indikator Analisa Teknikal adalah indikator analisa harga. Dari fakta ini saja tercermin bahwa—menurut mayoritas analis teknikal profesional—HARGA lebih penting daripada volume.)  

Tapi bung Iyan, kata anda, bagaimana cara tahu bahwa saya sudah tahu dasar-dasar analisa teknikal harga dan sudah saatnya belajar tentang volume?

Terus terang, tanpa diskusi langsung dengan anda, saya sulit memberi jawaban yang hitam-putih.

Tapi, coba anda jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:

1. Mana yang relatif lebih bullish: Close > Prv Price tapi Prv Price > Open atau Prv Price > Close tapi Open > Prv Price? Mengapa?

2. Saham XYZ naik 20% dalam 24 bulan terakhir. (Klarifikasi: Naik 20% ini TIDAK TERJADI HANYA pada hari-hari terakhir 24 bulan tersebut.) Apakah saham tersebut uptrend, downtrend, atau sideway? Mengapa?


Nah, kalau anda bisa menjawab dengan benar pertanyaan di atas bahkan saat anda baru saja bangun tidur, bolehlah anda pertimbangkan untuk belajar analisa volume saham.

[Ingin tahu jawaban kedua pertanyaan di atas? Silahkan baca pos "Saham Naik 20% Dalam 24 Bulan Terakhir. Apakah Saham Tersebut Uptrend, Downtrend, atau Sideway?"]






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2014 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.] 

    Friday, October 31, 2014

    Arti Istilah "Trading Plan"


    Mungkin anda sering mendengar atau membaca nasehat bahwa dalam bertransaksi saham anda harus menyiapkan "trading plan."

    Apa sih yang dimaksud dengan "trading plan"?

    Nah, di pos ini saya akan membahas apa sebenarnya arti "trading plan," siapa saja yang harus menyiapkan "trading plan," mengapa harus menyiapkan "trading plan," dan mengapa mayoritas pemain saham tidak menyiapkan "trading plan."

    Mari kita mulai.


    Arti Trading Plan

    trading = beli-jual atau jual-beli
    plan = rencana

    Jadi, trading plan artinya adalah rencana beli-jual, atau lebih tepatnya rencana beli dan rencana jual.

    [Sebenarnya, yang lebih tepat adalah "rencana membuka posisi" dan "rencana menutup posisi."

    Mengapa?

    Karena di bursa tertentu, pemain saham bisa "membuka posisi" dengan menjual saham pinjaman (transaksi short-sell).

    Tapi karena mayoritas pemain saham Indonesia tidak bisa bertransaksi short-sell, maka dari itu di pos ini saya mengidentikkan "rencana membuka posisi" dengan "rencana beli" dan "rencana menutup posisi" dengan "rencana jual."]


    Siapa Yang Harus Menyiapkan Trading Plan

    Kalau anda membaca buku ataupun blog saham, biasanya "trading plan" diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai "rencana trading."

    Saya tidak suka terjemahan ini karena frase "rencana trading" bisa disalahtafsirkan seakan-akan hanya pemain saham jangka pendek (yang melakukan "trading") yang harus menyiapkan Trading Plan.

    Padahal, semua orang yang berharap mendapatkan untung dari saham harus menyiapkan Trading Plan.

    SEMUA orang.

    Tidak terkecuali apakah ia pemain saham jangkan pendek (trader) ataupun pemain saham jangka panjang (investor). Tidak peduli apakah tujuannya adalah spekulasi atau investasi. Tidak peduli apakah ia laki-laki atau perempuan, tua atau muda, bermodal kecil atau besar, berpendidikan tinggi atau tidak. Pokoke, kalau berharap mau untung, HARUS menyiapkan Trading Plan.

    Dengan kata lain, anda TIDAK PATUT BERHARAP bisa konsisten untung dari saham kalau anda tidak menyiapkan Trading Plan.


    Mengapa Harus Menyiapkan Trading Plan

    Misalkan anda seorang pelaut dan ingin berlayar dari Jakarta menuju Pontianak. Apakah anda langsung naik ke kapal, menarik jangkar, dan langsung berangkat? Tanpa mengecek kondisi cuaca? Tanpa memeriksa apakah alat navigasi berfungsi dengan baik? Tanpa memeriksa kondisi dan ketersediaan alat keselamatan seperti sekoci dan pelampung?

    Tentu saja tidak. (Kecuali kalau anda memang tidak berniat sampai di tujuan dengan selamat.)

    Nah, Trading Plan adalah seperti persiapan yang dilakukan pelaut profesional sebelum berlayar.

    Sang pelaut akan mengecek laporan cuaca, apakah cuaca memungkinkan untuk berlayar dengan aman sampai tujuan. Ia juga akan memeriksa bahwa alat navigasi, apakah semuanya bekerja dengan baik. Tak lupa ia juga memastikan bahwa sekoci dan pelampung berkondisi baik, kalau-kalau alat-alat keselamatan tersebut diperlukan.

    Memang, perencanaan yang baik tidak menjamin si pelaut pasti akan tiba di tujuan dengan selamat. Tapi tanpa perencanaan sama sekali, kemungkinan sangat kecil si pelaut akan sampai di tujuan dengan selamat.

    Kalau pemikiran di atas kita terapkan pada Trading Plan bisa kita artikan bahwa menyiapkan Trading Plan TIDAK MENJAMIN anda pasti UNTUNG. Tapi tidak menyiapkan Trading Plan berarti HAMPIR PASTI anda akan BUNTUNG.


    Mengapa Mayoritas Pemain Saham Tidak Menyiapkan Trading Plan?

    Saya katakan di atas bahwa kalau anda berharap ingin mendapat untung dari saham, anda harus menyiapkan Trading Plan.

    Pertanyaannya: mengapa mayoritas pemain saham tidak menyiapkan Trading Plan?

    Apakah karena mereka tidak mau untung dan pengen rugi?

    Tentu saja tidak.

    Survei membuktikan bahwa semua orang terjun bermain saham karena berminat mendapatkan untung. Kalau gitu, mengapa mereka tidak menyiapkan Trading Plan?

    Menurut saya, ada beberapa alasan.

    Alasan pertama: tidak tahu cara membuat Trading Plan.

    Nah, menasehati pemula untuk menyiapkan Trading Plan adalah laksana menyuruh balita yang baru belajar membaca A, B, C, D, untuk menulis artikel untuk surat kabar.

    Bagaimana mungkin bisa menulis artikel padahal menulis satu kata saja belum bisa?

    Menulis artikel yang menarik dan enak dibaca bukanlah hal mudah, bahkan bagi individu yang bergelar sarjana dan sudah membaca-menulis bertahun-tahun.

    Demikian juga dengan Trading Plan. 

    Membuat Trading Plan bukanlah hal mudah, bahkan bagi individu yang sudah main saham bertahun-tahun. Apalagi bagi pemula.

    Jadi, menasehati pemula untuk menyiapkan Trading Plan tanpa menjelaskan caranya adalah nasehat yang baik tapi sama sekali tidak membantu. 

    Alasan kedua: tidak menyadari bahwa Trading Plan harus mencakup rencana beli dan rencana jual.

    Maksudnya?

    Hampir semua pemain saham mencurahkan seluruh waktu dan pikirannya untuk rencana beli. Mereka menganggap bahwa kalau sudah merencanakan beli dengan benar, keuntungan pasti diraih.

    Akibatnya, setelah membeli saham hampir semua pemain saham tidak tahu apa yang harus selanjutnya dilakukan. Di benak mereka, sekarang saatnya menunggu.

    Menunggu apa?

    Tunggu saham naik, kata mereka

    Kalau tidak naik?

    Tunggu sampai naik.

    Kalau turun?

    Ya tunggu naik.

    Kalau terus turun?

    Ya terus menunggu.

    Kalau setelah itu naik?

    Tunggu naik sampai mencapai harga beli.

    Kalau sudah mencapai harga beli?

    Tunggu naik sampai target keuntungan.

    Kalau sudah mencapai target keuntungan?

    Tunggu naik lebih tinggi lagi.

    Kalau sudah naik lebih tinggi?

    Tunggu naik LEBIH tinggi lagi.

    Kalau setelah itu turun?

    Kok masih nanya sih? Ya tunggu sampai naik lagi.

    Lho?

    Kalau bisa untung dari saham hanya dengan cara menunggu, bisa jadi tidak ada pemain saham yang rugi. Apakah semudah itu?

    Tentu saja tidak.

    Maka dari itu, ketika membuat Trading Plan jangan melulu memikirkan rencana beli saja. Curahkan juga waktu dan pikiran untuk memikirkan rencana jual.


    Oke, kata anda. Sekarang saya sadar bahwa Trading Plan sangat penting. Bagaimana cara membuatnya?

    Sebelum mulai membuat Trading Plan yang spesifik dan lengkap, anda perlu lebih dulu tahu langkah-langkah membuat rencana beli dan rencana jual. Mau tahu? Silahkan lanjut baca ke pos "Langkah-langkah Membuat Trading Plan." [Belum terbit. Mohon berkunjung kembali.]







    Pos-pos yang berhubungan:
    [Pos ini ©2014 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

      Thursday, October 9, 2014

      Cara Menarik Garis Trend/Trendline

      Bagaimana cara mengetahui bahwa gerak harga saham cenderung sedang naik (uptrend) atau cenderung sedang turun (downtrend)?

      Kalau anda sudah membaca pos "Definisi Uptrend, Downtrend, Sideway" anda mungkin ingat definisi Uptrend menurut Iyan Terus Belajar Saham:
      Uptrend adalah serangkaian puncak yang lebih tinggi dan lembah yang lebih tinggi dengan MINIMUM dua puncak yang lebih tinggi DAN MINIMUM dua lembah yang lebih tinggi.

      Berdasarkan definisi tersebut, bagaimana cara menyimpulkan dari grafik bahwa gerak harga saham sedang "uptrend" alias cenderung naik?

      Salah satu cara adalah dengan menarik garis trend (trendline).

      Nah, menarik garis trend tidak sulit. Untuk menarik garis "uptrend," cari titik terendah dan titik rendah kedua yang lebih tinggi dari titik pertama, tarik garis melalui kedua titik tersebut, dan voila! hasilnya adalah garis uptrend.

      Tapi menarik garis trend seperti cara di atas ada masalahnya: garis trend tersebut tergantung titik yang anda pilih. Kalau anda memilih titik lain, anda akan mendapatkan garis trend (trendline) yang berbeda. Dengan kata lain, menarik garis trend sembarangan tanpa metode yang spesifik dan tepat, akan menghasilkan garis trend yang tidak konsisten.

      Masalahnya, tidak banyak buku Analisa Teknikal yang menjelaskan secara spesifik cara konsisten menarik garis trend. Di buku Technical Analysis of the Financial Market, John J. Murphy-pun tidak menerangkan dengan jelas cara menarik garis trend.

      Terus, gimana neh?

      Untung saja ada Victor Sperandeo.

      Victor Sperandeo di buku Trader Vic - Methods of a Wall Street Master menjelaskan cara yang ia pakai untuk menarik garis secara konsisten dan unbiased. Dari semua buku analisa teknikal yang pernah saya baca tentang cara menarik garis trend, metode yang dikemukakan Victor Sperandeomenurut sayaadalah yang terbaik.

      Figure 1. Cover Buku Victor Sperandeo Trader Vic - Methods of a Wall Street Master

      Metode menggambar trendine ala Victor Sperandeo adalah sebagai berikut:

      1. Select the period of consideration: the long term (months to years), the intermediate term (weeks to months), or short term (days to weeks). It can also be smaller segment of any of these where a change of slope of the trendline is apparent.

      Pilih periode yang akan dipakai: jangka panjang (bulanan sampai tahunan), jangka menengah (mingguan sampai bulanan), atau jangka pendek (harian sampai mingguan). Bisa juga dipilih segmen lebih kecil dari periode-periode ini asalkan perubahan kemiringan dari garis trend cukup jelas.


      2. For an uptrend within the period of consideration, draw a line from the lowest low, up and to the highest minor low point preceding the highest high so that the line does not pass through prices in between the two low points (Figure 7.1 and 7.2). Extend the line upwards past the highest high point. It is possible that the line will go through prices past the highest minor high point. In fact, this is one indication of a change in trend, as will be demonstrated shortly.

      Untuk trend naik pada periode yang anda pertimbangkan, tarik garis naik dari titik "low" terendah  ke titik "low" minor tertinggi sebelum "high" tertinggi sehingga garis tersebut tidak memotong harga lain di antara kedua titik "low" tersebut (Figure 7.1 dan 7.2). Perpanjang garis ke atas melewati titik "high" tertinggi. Garis tersebut bisa saja memotong harga yang terbentuk setelah "high" tertinggi. Jika terjadi, ini mengindikasikan perubahan trend.

      Figure 7.1 dan 7.2 Cara Menarik Garis Uptrend [Source: Trader Vic - Methods of Wall Street Master, p. 72]
        

      3. For a downtrend within the period of consideration, draw a line from the highest high point to the lowest minor high point preceding the lowest low so that the line does not pass through prices in between the two high points. Extend the line past the lowest high low point downward (Figure 7.3 and 7.4). 

      Untuk trend turun pada periode yang anda pertimbangkan, tarik garis turun dari titik "high" tertinggi ke titik "high" minor terendah sebelum "low" terendah sehingga garis tersebut tidak memotong harga lain di antara kedua titik "high" tersebut. Perpanjang garis tersebut ke bawah melewati titik "low" terendah (Figure 7.3 dan 7.4).
       
      Figure 7.3 dan 7.4  Cara Menarik Garis Downtrend [Source: Trader Vic - Methods of Wall Street Master, p. 73]

      Menurut Victor Sperandeo, salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan pemain saham amatir dan profesional adalah ketidakkonsistenan dalam mendefinisikan dan menggambar/menarik garis trend. Oleh karena itu, mulai saat ini kalau anda ingin menggambar/menarik garis trend secara benar dan konsisten, pakailah metode yang diajarkan Victor Sperandeo.







       Pos-pos yang berhubungan:
       [Pos ini ©2014 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.] 

        Saturday, September 20, 2014

        3 Pilar Untuk Sukses Trading For a Living (Bagian I)

        Dr. Alexander Elder di buku Come Into My Trading Room menyatakan bahwa 3 pilar untuk sukses Trading For a Living (Trading Sebagai Profesi) adalah 3M:

        1. Mind (Psikologi trading)
        2. Method (Metode trading)
        3. Money (Manajemen modal)

        Figure 1. Cover Buku Alexander Elder Come Into My Trading Room

        Elder juga sering ditanya: dari ke 3M tersebut, mana yang paling penting.

        Pertanyaan tersebut, kata Elder, adalah seperti bertanya: dari 3 kaki kursi berkaki-tiga, mana yang paling penting. Jawaban Elder: coba copot salah satu kaki kursi, lalu berusahalah duduk di kursi tersebut. Apa yang akan terjadi?

        Saya setuju dengan Elder bahwa 3M yang ia paparkan, Mind (psikologi trading), Method (metode trading), dan Money (manajemen modal) adalah tritunggal yang harus anda kuasai jika ingin sukses Trading For a Living. Hilangkan salah satu dari 3M tersebut dan anda akan jatuh terjerembab seperti yang terjadi ketika anda berusaha duduk di kursi yang hanya berkaki dua (apalagi satu).

        Tapi . . .

        Belajar apapun harus satu-per-satu, tidak bisa sekaligus tiga.

        Kalau anda sedang memahat kayu untuk kaki kursi, anda harus memahat satu-per-satu, tidak bisa sekaligus tiga pada saat bersamaan.

        Kalau begitu, pertanyaan saya adalah: ketika anda ingin mulai belajar Trading For a Living, sebaiknya anda belajar apa dulu pertama-tama? Apakah psikologi trading? Metode trading? Atau manajemen modal?

        Jawaban pertanyaan ini sangat penting karena saya yakin mayoritas pemula yang berangan-angan Trading For a Living ingin langsung terjun main saham. Dan mereka tidak cukup sabar mengekang niat bermain saham sampai mereka menguasai 3M dengan baik.

        Jadi, sebaiknya mulai dari mana?

        Mari kita bahas.


        Method (Metode trading)

        Hampir semua pemula main saham memfokuskan diri pada Method (metode trading).

        Artinya, hal pertama yang mereka berusaha pelajari adalah teknik dan trik menganalisa saham untuk menentukan saham yang patut dibeli. Menganalisa saham bisa dilakukan dengan analisa fundamental, analisa teknikal, dan analisa-analisa saham jenis lainnya.

        Sebenarnya tidak ada salahnya mulai belajar saham dengan mendalami cara menganalisa saham. Tapi, saya tidak setuju dengan pendekatan ini.

        Mengapa?

        Karena menganalisa saham tidak mudah dan memerlukan waktu belajar panjang dan pengalaman segudang sebelum anda mulai mendapatkan hasil yang memuaskan. Ditambah lagi, beraneka-ragamnya jenis analisa saham—baik analisa fundamental maupun analisa teknikalmembuat pemula bingung harus mulai mendalami yang mana.

        Apakah mulai dari analisa fundamental? Kalau iya, apa yang dianalisa? Apakah Price-to-Earnings-Ratio (PER)? Book Value? Cash flow? Bagaimana kalau mulai dari analisa teknikal? Indikator apa yang sebaiknya pertama dipelajari? Moving Average? Relative Strength Index (RSI)? Moving Average Convergence Divergence (MACD)? Stochastics?

        Belum mulai saja sudah puyeng.

        Nah, kalau memulai bukan dengan Method, lalu sebaiknya mulai dengan apa?


        Mind (Psikologi trading)

        3M pertama yang dibahas Dr.Elder di buku Come Into My Trading Room adalah Mind (psikologi trading). Apakah ini menyiratkan bahwa Elder menganggap psikologi trading adalah hal pertama yang harus dipelajari pemula Trading For a Living?

        Mungkin.

        Dengan menempatkan Mind sebagai M pertama yang ia diskusikan, anda (dan saya) bisa (salah) menarik kesimpulan bahwa Elder menganggap psikologi trading adalah hal pertama yang harus didalami Trader For a Living.

        Tapi, Elder tidak pernah menyatakan begitu. Ia berulang-ulang menyatakan bahwa 3M adalah suatu kesatuan, suatu tritunggal.

        Lalu mengapa Elder mendiskusikan Mind sebagai topik pertama?

        Menurut saya, Elder menempatkan Mind pada posisi pertama karena ia, sebelum mendalami ilmu trading, adalah seorang psikiater. Sebagai psikiater, tidak heran kalau iamungkin saja secara tidak sadar—menempatkan psikologi trading sebagai hal pertama yang perlu dipelajari untuk sukses Trading For a Living.

        Tapi saya juga tidak setuju dengan pendekatan ini.

        Jangan protes dulu.

        Bukannya saya mengatakan bahwa psikologi trading tidak penting. Jauh dari itu. Psikologi trading sangat penting. Bahkan, mayoritas pemula tidak naik kelas menjadi pemain saham intermediate (apalagi mahir) karena mereka tidak pernah memikirkan aspek psikologis main saham.

        Tapi . . .

        Pemula tidak akan mengerti psikologi trading SEBELUM ia mengalami permasalahan psikologi trading. Artinya, sebelum ia terjun dan melakukan trading, ia tidak akan merasakan apa dan mengapa psikologi sangat vital untuk sukses Trading For a Living.

        Nah, kalau anda ingin mendalami psikologi trading berarti anda terlebih dulu harus trading saham. Kalau harus trading berarti anda harus tahu dulu dasar-dasar metode trading. Begitu kan? Jadi, sebelum mendalami psikologi trading berarti sebaiknya anda mendalami Method dulu, betul?

        Betul.

        Menurut saya, sebelum mendalami Mind (psikologi trading), pemula Trading For a Living perlu mendalami dulu Method (metode trading).

        "Tapi bung Iyan," protes anda. "Tadi anda tidak setuju pendekatan mulai belajar dari Method karena terlalu banyak yang harus dipelajari dan perlu waktu yang panjang untuk mendapatkan hasil. Kok sekarang berubah?"

        Tidak begitu.

        Menurut saya, Method bukanlah hal yang perlu dipelajari pertama-tama. Tapi urutan mendalami Mind seharusnya adalah setelah Method.

        Jadi, kalau begitu apa yang sebaiknya pertama didalami calon Trader For a Living?

        Karena hanya tersisa Money berartimenurut Iyan Terus Belajar Saham hal pertama yang harus didalami pemula main saham adalah manajemen modal.

        Mengapa?

        Mau tahu jawabannya? Silahkan lanjut baca ke pos "3 Pilar Untuk Sukses Trading For a Living, Bagian II." [Belum terbit. Mohon berkunjung kembali.]







         Pos-pos yang berhubungan:
        [Pos ini ©2014 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.] 

          Monday, September 1, 2014

          Hubungan Indikator Analisa Teknikal Dengan Harga Saham

          Pada tanggal 05 Juli 2014, bung Herlambang bertanya di pos "Arti Istilah 'Saham Bonus'":
          2. "...grafik tengah ada keterangan garis lurus stochastic %K, garis putus-putus stochastic %D. Sy perhatikan jika garis stochastic %K dan %D berpotongan dan naik, maka selalu naik terus, apakah disitu berarti saatnya beli ? dan jika garis stochastic %K dan %D berpotongan dan turun, maka selalu turun terus, apakah disitu berarti saatnya jual ?"
          Figure 1. Chart AAPL with Stochastics (%K%D). [Source: finance.yahoo.com]

          Ini adalah pertanyaan yang bagus karena tersirat bahwa bung Herlambang berusaha mencari korelasi (hubungan) antara indikator analisa teknikal Stochastics dengan gerak harga saham.

          Saya sudah menjawab pertanyaan tersebut di bagian komentar pos "Arti Istilah 'Saham Bonus'", tapi saya merasa topik ini penting untuk didiskusikan lebih detil dalam pos tersendiri.

          Mari kita mulai.

          ---0---

          Benar bahwa kalau garis Stochastic %K memotong ke atas %D, biasanya garis %K lanjut naik.

          Juga benar bahwa kalau garis Stochastic %K memotong ke bawah %D, biasanya garis %K lanjut turun.

          Masalahnya, mayoritas pemain saham mengambil kesimpulan yang SALAH bahwa:
          • kalau garis Stochastic %K memotong ke atas %D, maka garis %K selalu lanjut naik.
          • kalau garis Stochastic %K memotong ke bawah %D, maka garis %K selalu lanjut turun.

          Kenapa kesimpulan ini salah?

          Sebelum kita lanjut, saya perlu mengingatkan anda bahwa hampir SEMUA indikator analisa teknikaltermasuk Stochastics—adalah hasil perhitungan matematis data harga (atau volume) masa lalu. Pada kasus stochastics, stochastics akan naik kalau harga naik; stochastics akan turun kalau harga turun.

          Nah, dari pernyataan "kalau garis Stochastic %K memotong ke atas %D, maka garis %K selalu lanjut naik" tersirat bahwa karena Stochastics naik berarti harga akan naik.

          Dengan kata lain, pada pernyataan tersebut tersirat hubungan sebab-akibat sebagai berikut: Sebab Stochastics naik, akibatnya harga saham naik.

          Ini tidak masuk akal karenaseperti saya sebutkan di atas—perhitungan matematis Stochastics didapatkan dari harga. Jadi, tidak mungkin Stochastics yang mempengaruhi harga. Apalagi mempengaruhi harga saham di MASA DEPAN.

          Intinya, HARGA sahamlah (di masa lalu dan saat ini) yang membentuk Stochastics.

          Jadi hubungan sebab-akibat yang benar adalah:
          • Sebab harga naik, akibatnya Stochastics naik.
          • Sebab harga turun, akibatnya Stochastics turun.


          Hubungan sebab-akibat ini penting anda ketahui dan resapi karena banyak pemain saham kecewa dengan analisa teknikal karena mereka mengharapkan prediksi yang ABSOLUT dari indikator analisa teknikal yang mereka gunakan.

          Padahal sudah saya tulis dengan gamblang di pos "Prinsip Mendasar Analisa Teknikal (Technical Analysis)":

          Prinsip Keempat: Prediksi dari analisa teknikal bersifat TIDAK absolut.
          Tidak absolut? Kok begitu?
          Artinya, hanya karena analisa teknikal memberi sinyal bahwa saham akan naik, tidak berarti saham tersebut harus naik. Analisa teknikal (seperti juga analisa fundamental dan analisa-analisa lainnya) bersifat prediksi atau, dengan kata lain yang lebih gamblang, nebak. Intinya, ketika kita menebak, tebakan kita bisa salah.
            
          Pesan moral pos ini: 
          • Semua indikator analisa teknikal adalah perhitungan matematis dari harga (atau volume) saham. 
          • Indikator analisa teknikal TIDAK mempengaruhi naik-turunnya harga saham.
          • Harga sahamlah yang mempengaruhi naik-turunnya indikator analisa teknikal.
          • Indikator analisa teknikal tidak mungkin salah.
          • Prediksi anda berdasarkan indikator analisa teknikal BISA salah.
          • Jadi, jangan menyalahkan indikator analisa teknikal kalau harga saham bergerak berlawanan dengan terkaan anda.

          "Oke," kata anda. "Tapi mengapaseperti bung Iyan tulis di atas kalau garis Stochastic %K memotong ke atas %D, biasanya garis %K lanjut naik. Kebalikannya, bahwa kalau garis Stochastic %K memotong ke bawah %D, biasanya garis %K lanjut turun. Bagaimana penjelasannya?"

          Tentu saja ada penjelasan yang masuk akal untuk itu. Mau tahu? Silahkan lanjut baca ke pos "Mengapa Stochastics Yang Naik Biasanya Lanjut Naik; Yang Turun Biasanya Lanjut Turun?" [Belum terbit. Mohon berkunjung kembali.]"







           

          Pos-pos yang berhubungan:

            [Terima kasih bung Herlambang telah menginspirasi saya untuk menulis pos ini.]

            [Pos ini ©2014 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.] 

              Tuesday, August 26, 2014

              Arti Istilah "Stock Split" Saham

              Stock split adalah aksi pemecahan saham yang dilakukan emiten setelah disetujui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

              Stock = saham
              split = pemecahan

              Maksudnya pemecahan saham itu gimana ya? tanya anda.

              Kalau saya definisikan, stock-split adalah pemecahan 1 lembar saham menjadi beberapa lembar saham sesuai rasio stock-split di mana nilai saham (lembar saham dikali harga saham) tetap sama sebelum dan sesudah stock-split.

              Masih bingung?

              Akan lebih mudah dimengerti kalau anda membaca analogi di bawah ini:

              Misalkan anda punya 1 lembar uang pecahan Rp 100.000. Karena anda merasa pecahan Rp 100.000 ini terlalu besar untuk membeli sebungkus mi instan di warung, anda bertanya pada Imam, teman anda, "Mam, ada Rp 50.000 dua, gak? Gue mau tukar Rp 100.000an."

              "Ada," jawab si Imam. "Nih," katanya sambil menyodorkan 2 lembar uang pecahan Rp 50.000.

              Dengan menukar 1 lembar Rp 100.000an dengan 2 lembar Rp 50.000an, nilai uang anda tetap sama Rp 100.000. Hanya lembarnya saja yang berubah, dari 1 lembar menjadi 2 lembar.


              Sebelum menukar: 1 lembar x Rp 100.000 = Rp 100.000.

              Setelah menukar: 2 lembar x Rp 50.000 = Rp 100.000.


              Nah, contoh di atas ini adalah sama seperti kalau 1 saham seharga Rp 100.000 di-stock-split (dipecah) menjadi 2 lembar seharga Rp 50.000/lembar. Nilai saham sebelum dan sesudah stock split tetap sama:

               
              Sebelum stock split: 1 lembar saham lama x Rp 100.000 = Rp 100.000.

              Setelah stock split: 2 lembar saham baru x Rp 50.000 = Rp 100.000.

               
              Pemecahan 1 lembar saham menjadi 2 lembar dalam bahasa bursa saham disebut rasio stock split 2:1. (Dalam bahasa Inggris disebut 2-for-1 split.) 

              Kadang, penulisan rasio seperti di atas bisa membingungkan. Supaya tidak bingung, yang perlu anda perhatikan adalah rasio saham lama terhadap saham baru. Stock split 2:1 akan lebih jelas kalau ditulis 1 saham lama mendapatkan 2 saham baru.



              Mekanisme Stock Split

              Ketika mengumumkan aksi korporasi stock split, emiten akan memberikan data-data sebagai berikut:

              Nama saham: Centris Multi Persada (CMPP)
              Rasio Stock Split: 4:1
              Cum Stock Split: 02 September 2014
              Ex Stock Split: 03 September 2014

              (Kalau anda belum tahu arti istilah Cum dan Ex, silahkan baca pos "Arti Istilah 'Cum' dan 'Ex' Dividen.")  



              Arti pengumuman di atas adalah sebagai berikut:

              Setiap pemegang 1 lembar saham CMPP sampai dengan bursa tutup pada tanggal 02 September 2014 (Cum Stock Split) akan mempunyai 4 lembar saham CMPP pada keesokan hari (Ex Stock Split).



              Cara Menghitung Harga Teoritis Ex Stock Split

              OS = Old Share = rasio saham lama
              NS = New Share = rasio saham baru
              Harga Cum = harga Close pada hari Cum stock split
              Harga Ex = harga teoritis setelah stock split


              Nilai Rupiah saham sebelum dan sesudah stock split adalah tetap sama, berarti:

              Harga Cum  x  OS = Harga Ex  x  NS

              Jadi,

              Harga Ex = Harga Cum x (OS/NS)

              Akan lebih jelas kalau kita melihat contoh berikut:

              Misalkan harga close CMPP pada tanggal 02 September 2014 (Cum Stock Split) adalah Rp 1.000.

              Harga Cum CMPP = Rp 1.000.
              Rasio Stock Split: 1 lembar saham lama (OS) mendapat 4 lembar saham baru (NS).

              Jadi,

              Harga CMPP Ex = Harga Cum x (OS/NS)
                                            = Rp 1.000 x (1/4)
                                            = Rp 250.



              Sekarang anda sudah tahu arti istilah stock split dan cara menghitung harga Ex stock split. Pertanyaan selanjutnya, mengapa emiten melakukan stock split? Ingin tahu jawabannya? Silahkan lanjut baca ke pos "Mengapa Melakukan Stock Split?" [Belum terbit. Harap bekunjung kembali.]






              Pos-pos yang berhubungan:
              [Pos ini ©2014 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.] 

                Saturday, August 9, 2014

                Konsultasi Cara Membuat Trading Plan yang Menguntungkan

                Kalau anda sudah main saham beberapa waktu, mungkin anda sudah sadar bahwa kalau mau mendapatkan untung konsisten dari trading ataupun investasi saham, anda harus menyiapkan Trading Plan (rencana trading).

                Main sahaminvestasi ataupun tradingtanpa trading plan adalah layaknya berlayar tanpa alat navigasi: kemungkinan amat sangat kecil anda tiba dengan selamat di tujuan. Jauh lebih besar kemungkinan kapal anda menerjang karang, tenggelam, dan anda dimakan hiu.

                Tapi menasehati pemula main saham membuat trading plan adalah seperti menasehati seseorang yang baru mulai belajar membaca A, B, C, untuk menulis buku.

                "Gimana mau nulis buku," protes anda. "Menulis satu kata saja belum becus."

                Tepat sekali.

                Sebelum seseorang mulai mencoba menulis buku, ia harus lebih dulu tahu abjad A sampai Z. Setelah itu ia harus belajar arti kata, lalu mulai belajar membaca. Dari membaca, ia akan belajar contoh-contoh cara menulis kalimat yang mudah dimengerti. Dengan mempelajari kalimat-kalimat ini, lambat-laun ia akan tahu bagaimana cara merangkai kata-kata menjadi kalimat yang indah.

                Demikian juga dengan belajar main saham.

                Sebelum seorang pemula mencoba membuat sendiri trading plan, jauh lebih masuk akal kalau ia belajar melaksanakan trading plan menguntungkan yang sudah disiapkan pemain saham yang lebih berpengalaman. Dengan mencontoh trading plan ini, si pemula lambat-laun akan tahu dasar-dasar trading plan yang menguntungkan.

                Masalah berikutnya: belajar dari mana? Apa ada orang yang rela mengajarkan anda trading plan yang menguntungkan?

                Cukup banyak buku berbahasa Inggris yang menjelaskan trading plan yang dipakai si penulis. Tapi masalahnya, penjelasan trading plan ini tidak mendetil. Kalaupun ada yang detil, trading plan tersebut belum tentu cocok untuk saham di Bursa Indonesia. 

                Bagaimana dengan buku berbahasa Indonesia?

                Sepengetahuan saya, sampai saat ini tidak ada buku bahasa Indonesia yang membahas Trading Plan dengan detil. 

                Maka dari itu saya menghadirkan Konsultasi Cara Membuat Trading Plan yang Menguntungkan.

                Di konsultasi ini saya akan menjabarkan dasar-dasar membuat trading plan (berdasarkan ANALISA TEKNIKAL) yang lengkap mulai dari menentukan saham apa yang layak dibeli, menetapkan harga beli, menentukan titik cut-loss, menentukan kapan harus menjual, dan mengajarkan cara mengelola modal.

                Anda hanya perlu melaksanakan Trading Plan tersebut.

                (Trading Plan pada konsultasi ini sifatnya universal dan versatile sehingga bisa anda terapkan pada saham Indonesia ataupun saham di bursa Amerika Serikat ataupun bursa luar negeri lainnya.) 

                Biaya konsultasi: Rp 20 juta (Tidak menerima peserta baru sampai ada pemberitahuan lebih lanjut).

                Jangka waktu konsultasi: 8 minggu 6 minggu.

                Setiap minggu anda akan mendapatkan satu dari 4 Modul berikut: 

                1. Beli Saham Apa dan Mengapa
                2. Beli kapan dan di harga berapa
                3. Cara menjual dan cara cut-loss
                4. Manajemen Modal

                Selama masa konsultasi, anda bebas berkonsultasi dan bertanya melalui email.



                Konsultasi Cara Membuat Trading Plan yang Menguntungkan ini:

                1. Ditujukan untuk individu yang mau BELAJAR membuat dan melaksanakan trading plan dengan Analisa Teknikal.

                2. Melatih anda untuk sabar dan konsisten dalam melaksanakan trading plan.

                3. Tidak cocok untuk individu yang baru mau mulai main saham. Silahkan coba main saham dulu beberapa bulan lalu pertimbangkan apakah anda perlu ikut konsultasi ini.

                4. Bukan untuk individu yang bermimpi cepat kaya tanpa usaha dan tanpa kerja keras.




                Syarat & Ketentuan Untuk Ikut Konsultasi Cara Membuat Trading Plan yang Menguntungkan:  

                1. Anda sudah (pernah) bertransaksi (beli-jual) saham.

                2. Anda sudah membaca pos "Cara Membeli Saham Untuk Pemula", "Cara Main Saham Untuk Pemula: Setelah Beli", "Cara Cut-Loss Untuk Stop Kerugian Saham", "Cara Menjual Saham Agar Profit Maksimal", "Prinsip Mendasar Analisa Teknikal (Technical Analysis)", "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula".

                3. Anda memperkenalkan diri via email ke terusbelajarsaham@gmail.com, dengan (sedikit-dikitnya) informasi nama, usia, profesi, kota domisili, sudah berapa lama main saham, perusahaan broker yang anda pakai, bingkai waktu main saham (jangka panjang atau jangka pendek), apakah untung atau rugi selama ini, modal yang sudah dicemplungkan, dan informasi lain yang menurut anda penting untuk saya ketahui.

                4. Saya berhak menolak layanan pada siapapun tanpa memberikan alasan apapun.




                Disclaimer, Peringatan, dan Bantahan:

                1. Konsultasi ini adalah layanan belajar membuat dan melaksanakan trading plan.

                2. Walaupun saya yakin bahwa anda akan mendapatkan untung kalau anda melaksanakan trading plan yang diajarkan dengan konsisten, konsultasi ini TIDAK MENJAMIN keuntungan.

                3. Semua transaksi saham beresiko rugi.

                4. Semua keputusan anda dalam melakukan jual-beli saham adalah tanggung-jawab anda sendiri. Artinya, semua keuntungan yang didapat adalah hak anda; sebaliknya, semua kerugian yang anda derita adalah juga tanggung-jawab anda.

                5. Saya dan blog Terus Belajar Saham TIDAK BERTANGGUNG JAWAB atas segala kerugian anda dalam bentuk apapun.




                Pertanyaan Yang Mungkin Anda Tanyakan:  

                Tanya: Modal main saham saya Rp 5 juta. Perlukah saya ikut konsultasi ini?
                 
                Jawab: Tidak.

                Kalau modal anda hanya Rp 5 juta—atau bahkan kurang—tidak masuk akal menghabiskan semua modal anda untuk membayar biaya konsultasi ini.


                Tanya: Kalau gitu, siapa yang sebaiknya ikut konsultasi ini?

                Jawab: Menurut saya, anda patut mempertimbangkan ikut konsultasi ini kalau modal main saham anda MINIMUM 5x lipat dari biaya konsultasi ini. Artinya, kalau modal anda Rp 49 juta atau lebih, anda patut mempertimbangkan ikut konsultasi ini.

                 
                Tanya: Mengapa begitu?

                Jawab: Kalau anda main saham dengan modal, misalkan Rp 50 juta, dan anda merugi 10% berarti anda rugi Rp 5 juta. Untuk pemula, rugi 10% adalah hal yang hampir pasti terjadi. Bahkan tidak sedikit pemula yang rugi 50% atau lebih.

                Dengan ikut konsultasi ini anda akan tahu cara main saham yang benar dan bisa mencegah kerugian yang fatal.

                Dengan kata lain, kalau dengan ikut konsultasi ini anda bisa mengurangi kerugian sebesar biaya konsultasi, konsultasi ini adalah investasi yang menguntungkan.

                Tambahan lagi, kalau anda punya modal minimum 5x lipat dari biaya konsultasi, saya berkeyakinan tinggi bahwa dalam jangka panjang keuntungan yang anda dapatkan akan berlipat-lipat melebihi biaya konsultasi.

                 
                Tanya: Apakah setelah mengikuti konsultasi ini saya pasti untung?

                Jawab: Seperti yang saya tulis di Disclaimer, Peringatan, dan Bantahan di atas: kalau anda menjalankan dengan konsisten Trading Plan yang diajarkan, saya yakin anda akan untung. Tapi saya tidak bisa menjamin.

                 
                Tanya: Kenapa tidak berani menjamin, Pak?

                Jawab: Karena sukses atau tidaknya anda dalam belajar main sahamseperti belajar main gitar atau belajar main bulutangkistergantung usaha, latihan, dan kerja keras anda.

                Saya bisa mengarahkan anda ke jalan yang benar, saya bisa mengajarkan, tapi anda yang harus melaksanakan.

                Tanpa berlatih, berlatih, dan berlatih, tidak mungkin seseorang bisa memainkan alat musik dengan baik. Demikian juga dengan belajar saham.

                Tambahan lagi, sukses atau gagal dalam bermain saham juga sangat tergantung kesabaran dan kekonsistenan anda dalam melaksanakan trading plan.

                Nah, kalau anda menjamin bahwa anda akan berlatih, berlatih, berlatih, kerja keras, kerja keras, kerja keras, sabar, sabar, sabar, dan konsisten, konsisten, konsisten melaksanakan trading plan, saya berani menjamin anda akan untung.


                Tanya: Kenapa jangka waktunya 8 minggu 6 minggu? Kenapa tidak mengirimkan sekaligus 4 Modul?

                Jawab: Cara belajar yang baik dan efisien (menurut saya) adalah belajar step-by-step dan perlahan-lahan. Artinya, belajar modul berikutnya seharusnya dilakukan setelah anda memahami dengan baik modul sebelumnya.

                Tambahan lagi: manfaat utama dari konsultasi ini adalah jasa "konsultasi"nya. Saya berikan waktu 8 minggu 6 minggu tidak hanya untuk mempelajari modul-modul yang diberikan tapi juga untuk BERTANYA dan berKONSULTASI tentang hal-hal yang kurang anda mengerti.


                Tanya: Kok mahal, Pak?

                Jawab: Saya akui, biaya konsultasi ini tidak murah.

                Dan yang membuat mahal bukan hanya materi yang diberikan. Yang tidak kalah mahal adalah jasa KONSULTASInya karena saya harus meluangkan banyak WAKTU dan pikiran untuk mengerti kondisi anda, lalu mengarahkan anda ke arah yang benar.

                Kalau dipandang dari sisi bahwa waktu luang saya tidak banyak dan saya harus meluangkan banyak waktu dan pikiran untuk konsultasi, saya merasa biaya yang saya kutip masih amat sangat murah.

                Coba anda bandingkan dengan biaya seminar/pelatihan saham yang ditawarkan pihak-pihak lain yang menggembar-gemborkan diri sebagai "pakar": pakar analisa teknikal, pakar analisa fundamental, pakar candlestick, pakar option, pakar forex, pakar commodities, dan pakar-pakar lainnya baik dari dalam negeri ataupun luar negeri.

                Anda diharuskan membayar sampai puluhan juta Rupiah untuk MENDENGAR ocehan mereka. (Seharusnya mereka yang mendengarkan masalah anda dan mencari solusi untuk anda.) Dan pelatihan/seminar mereka berikan secara masal (ke banyak peserta), bukan konsultasi secara pribadi, one-on-one.

                Perhatikan juga bahwa jangka waktu seminar/pelatihan mereka hanya dalam hitungan beberapa jam atau beberapa hari. Setelah seminar berlalu, semangat anda mungkin menggebu-gebu, tapi sangat mungkin anda tetap saja tidak tahu harus mulai dari mana.


                Tanya: Saya tertarik untuk ikut. Kapan ada diskon, Pak?

                Jawab: Waktu adalah sumber daya yang tak terbarukan. Dengan berjalannya waktu berarti waktu saya di dunia ini semakin sedikit.

                Nah, sesuai prinsip ekonomi, sumber daya yang makin sedikit berarti harganya akan makin mahal.

                Dengan logika di atas, rencana saya adalah untuk menaikkan tarif konsultasi secara bertahap dengan berjalannya waktu. Artinya, alih-alih ada diskon, malahan tarif konsultasi ini akan semakin tinggi di masa depan.

                Jadi kalau anda sudah ada NIAT untuk ikut konsultasi, sebaiknya anda lakukan sedini mungkin.

                Tambahan lagi, semakin cepat anda belajar dan tahu dasar-dasar trading plan yang menguntungkan, semakin kecil biaya cut-loss yang anda derita kala anda mencoba-coba membuat trading plan sendiri. 

                Kalau masih ada pertanyaan lainnya tentang jasa konsultasi ini, silahkan email saya di terusbelajarsaham@gmail.com.






                Pos-pos yang berhubungan:
                [Pos ini ©2014 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]