Saturday, June 25, 2011

Metropolitan Land (MTLA), Satu Lagi IPO Tahun 2011 Yang Langsung Anjlok


Semester pertama 2011 adalah periode buruk untuk investor IPO di Bursa Efek Indonesia. Saham-saham IPO yang naik, naiknya sedikit; yang turun, langsung anjlok. Metropolitan Land (MTLA) termasuk kategori yang langsung anjlok.

Data IPO Metropolitan Land, (MTLA): 

Harga Penawaran Umum: Rp 240

Jatah pooling: 7%
Tanggal listing: 20 Juni 2011
Harga pada hari pertama: Tertinggi (Hi) 260, terendah (Lo) 185, Tutup 240 


Pada detik-detik pertama perdagangan, MTLA menyentuh harga tertinggi Rp 260 lalu hanya dalam lima menit langsung anjlok ke harga Rp 190an. Barulah pada jam 14 MTLA naik ke kisaran 200an dan kemudian pada jam15.50 MTLA diborong sampai 245 dan ditutup di 240.

Sampai dengan tanggal 24 Juni 2011, saham MTLA ini masih bertengger di kisaran harga Rp 230 - 240. 

Sungguh tidak mudah mendapat untung dari bermain saham.






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2011 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Saturday, June 18, 2011

Makna "Dow Jones" Bagi Pemain Saham Indonesia (Bagian I)

Kata “Dow Jones” sering terdengar dalam pembicaraan tentang saham. 

“Semalam Dow Jones naik berapa poin?” tanya seorang investor saham kepada pialangnya. Atau ”Dow Jones jeblok semalam,” celetuk seorang pemain saham dengan nada cemas. “Bisa-bisa saham Indonesia anjlok juga nih.”

Apa sebenarnya arti “Dow Jones” dan apa hubungannya dengan pemain saham di Indonesia? Pos ini akan berusaha menjawab pertanyaan tersebut. (Saya tidak akan menyelami sejarah "Dow Jones" tapi lebih ke arah diskusi "Dow Jones" dari sudut pandang pemain saham.)


Apa Itu "Dow Jones"

Ketika orang menyebut “Dow Jones,” yang biasa dimaksudnya adalah “Dow Jones Industrial Average” (DJIA). DJIA ini adalah indeks yang terdiri dari 30 saham perusahaan besar industri di Amerika Serikat. “Industri” yang dimaksud di sini bukan hanya perusahaan manufaktur tapi juga mencakup industri finansial, perbankan, asuransi, farmasi, pertambangan, retail, teknologi.

Ketigapuluh saham yang tercakup dalam DJIA bisa dikategorikan sebagai perusahaan “blue-chip” Amerika. (Silahkan baca pos “Arti Istilah Saham ‘Blue-Chip’.”) 


Kenapa Dinamakan “Dow Jones”

“Dow Jones” adalah nama penerbit surat kabar The Wall Street Journal. Penerbit inilah yang menyusun indeks saham 30 perusahaan besar industri yang mereka namakan “Dow Jones Industrial Average.” 

Perusahaan Dow Jones ini menyusun tidak hanya "Dow Jones Industrial Average" saja, tapi juga indeks "Dow Jones Transport" dan indeks-indeks yang lain. Tapi indeks-indeks lain tersebut tidak sepopular “Dow Jones Industrial Average.” Maka dari itu, kalau orang mengatakan “Indeks Dow Jones” yang dimaksudnya kemungkinan besar adalah “Dow Jones Industrial Average.”


Mengapa “Dow Jones” Terkenal

Charles Dow, salah seorang pendiri Dow Jones, adalah pencetus ide memakai indeks saham sebagai tolok ukur kondisi pasar saham secara keseluruhan. Sebelum ini, bursa saham Amerika tidak mengenal indeks saham.

Logika Charles Dow kira-kira begini: Naik-turunnya satu saham memang tidak mencerminkan pergerakan pasar saham secara keseluruhan, tapi rata-rata dari naik-turunnya beberapa saham bisa menjadi cermin pergerakan pasar saham secara keseluruhan. Karena “Dow Jones Industrial Average” adalah salah satu indeks saham yang paling awal dikenal di bursa saham Amerika, indeks ini terkenal ke seantero dunia sampai saat ini.

Sekarang anda sudah tahu sedikit tentang apa, kenapa, dan mengapa “Dow Jones Industrial Average.” Tapi apa hubungan indeks saham di Amerika Serikat dengan saham Indonesia? Silahkan baca pos “Makna ‘Dow Jones’ Bagi Pemain Saham Indonesia (Bagian II)."






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2011 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Saturday, June 11, 2011

IPO Salim Ivomas Pratama (SIMP)

IPO sepanjang tahun 2011 hasilnya mengecewakan. Yang memberi untung, untungnya sangat kecil. Yang menuai rugi, ruginya besar. Coba saja anda lihat MBTO dan GIAA. IPO MBTO di Rp 740, IPO GIAA di 750. Tanggal 10 Juni 2011 MBTO ditutup di 520, GIAA di 530.

Karena jeleknya hasil IPO sepanjang tahun 2011 ini saya menyikapi IPO Salim Ivomas Pratama (SIMP) dengan pesimis.


Mari kita telaah data IPO SIMP berikut:

Rentang Harga Book-building: Rp 1060 - 1700

Harga Penawaran Umum: Rp 1100

Jatah book-building: sampai 12%

Jatah pooling: 21%

Tanggal listing: 09 Juni 2011

Harga pada hari pertama: Tertinggi (Hi) 1250, terendah (Lo)1050

Dengan jatah pooling sebesar 21% saya pesimis SIMP akan naik pada perdagangan hari pertama. Tidak turun banyak saja sudah bagus, begitu pikir saya.

Tapi prediksi hanyalah prediksi. Kenyataannya SIMP dibuka di harga 1180 dengan harga terendah di 1150 dan ditutup di 1250.

Kalau kita andaikan anda menjual SIMP di 1180, keuntungan yang anda dapat dari kenaikan harga:


(1180 - 1100)/1100 = 7.3% 

Total laba = 21% (jatah pooling) x 7.3%(kenaikan harga) = 1.5% 


Laba 1.5% dari modal ini adalah hasil IPO terbaik sepanjang tahun 2011!

Kasus SIMP ini adalah salah satu contoh bahwa anda bisa mencoba memprediksi apa yang akan terjadi tapi prediksi anda bisa salah. Yang harus anda ingat, pasar tidak harus setuju dengan prediksi anda. Saya sudah siap mental untuk rugi tapi SIMP memberikan kejutan yang membahagiakan: saham tersebut malahan naik dan memberikan untung.

Ada kalanya anda pikir saham seharusnya naik, tapi kenyataannya malah turun. Ada kalanya anda pikir saham akan turun, tapi kenyataannya malah naik. Dalam berspekulasi anda tidak bisa mengontrol apa yang akan terjadi. Yang bisa anda lakukan hanyalah mengontrol resiko, menyiapkan rencana kalau-kalau hal yang buruk terjadi.

Pada kasus IPO SIMP ini, yang terjadi adalah "nice surprise."







Pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2011 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Saturday, June 4, 2011

Enam Kategori Saham Menurut Peter Lynch

Menurut Peter Lynch, saham bisa dibagi dalam enam kategori. Dengan memilah saham ke dalam kategori-kategori ini anda tahu kira-kira apa yang bisa anda harapkan dari mereka.

Slow Growers (Bertumbuh lamban)
Harga saham relatif tidak akan naik tinggi. Anda cuma berharap mendapat dividen.

Stalwarts (Bertumbuh menengah)
Jual saham ini kalau sudah naik 30-50%.

Fast Growers (Bertumbuh cepat)
Ini adalah kategori saham yang diincar Peter Lynch dengan harapan mendapat untung ratusan persen. Jangan mengharapkan dividen; harapkan harga saham naik kencang. Buy-and-hold (beli-dan-pegang) selama perusahaan masih berkembang dan harga saham masih naik.

Cyclicals (Bersiklus)
Timing sangat penting untuk kategori saham ini. Belilah ketika harga saham sudah sangat rendah ketika kondisi ekonomi terpuruk dan juallah ketika harga saham naik kala ekonomi membaik. Saham ini bukan untuk di buy-and-hold selamanya.

Turnarounds (Berubah arah)
Ini adalah perusahaan yang bangkit dari koma. Anda tidak perlu buru-buru membeli saham jenis ini. Jangan beli ketika si pasien baru melek setelah koma bertahun-tahun. Belilah ketika si pasien siap-siap keluar dari rumah sakit.

Asset Plays (Aset terpendam)
Investor handal biasanya adalah yang pertama menyadari adanya aset terpendam pada suatu perusahaan. Ia akan perlahan-lahan membeli saham perusahaan tersebut; lambat laun harga saham pun akan terkerek naik. Belilah ketika anda tahu ada pihak-pihak tertentu yang membeli terus saham ini. Jual ketika aset "terpendam" tersebut sudah diketahui masyarakat luas.







Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2011 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]