Sunday, June 27, 2021

Setelah Membeli Saham: Hold, Jual, Beli lagi?

Tulis Gerald M. Loeb di buku The Battler for Investment Survival: 

 

As soon as security is purchased, the buyer loses the power to avoid a decision. It becomes necessary for him to decide whether to hold or sell. As an inexorable consequence, the percentage of correct conclusions must be lowered. Therefore, intelligent investors expect to make a great many more error in closing transactions than in opening them.

Begitu saham dibeli, pembeli kehilangan kuasa untuk menghindari keputusan. Ia harus menentukan apakah saham tersebut harus dipegang atau dijual. Sebagai konsekuensinya, persentase keputusan tepat (saat menutup posisi) adalah lebih rendah. Karena itu, investor berpengalaman sadar bahwa ia akan membuat (lebih) banyak kesalahan saat menutup posisi daripada saat membuka posisi.


When nothing but cash is held, no decision need be made at all unless conditions are completely satifactory.

Saat kita hanya memegang uang tunai, keputusan tidak perlu dibuat terkecuali kalau konsidi sangat mendukung.

 

Another reason why selling at the right time is more difficult than buying is that the development of a frame of mind in which only real bargains are sought carries with it a tendency to lose confidence too early.

 


 

---###$$$###---

 

Setelah membeli saham, anda harus (dan tidak bisa tidak) mengambil keputusan.

Apakah saham tersebut tetap dipegang (hold), alias tidak dijual.

Apakah saham tersebut harus dijual.

Bukan itu saja. Masih ada satu keputusan lagi: Apakah saham tersebut harus dibeli lagi.

Jadi mas Iyan, ada 3 keputusan yang harus kita lakukan setelah membeli saham. Gak terlalu ruwet kan?

Bagus kalau anda berpikir hal ini tidak ruwet.

Tapi saya adalah orang yang ruwet dan sering meruwetkan masalah yang (kelihatannya) tidak ruwet.

Lho?

Memang setelah membeli saham, ada 3 keputusan utama yang harus anda tentukan: pegang (hold), jual, dan beli lagi. Tapi bukan itu saja. Banyak hal detil yang harus dipertimbangkan.

Kalau saham dipegang, dipegangnya sampai kapan? Sampai harga berapa?

Kalau saham dijual, jualnya di harga berapa? Sekarang atau nanti? Jualnya saat saham masih naik atau tunggu saham turun? Di harga Bid atau di harga Offer? Jualnya sebagian atau seluruhnya? Kalau sebagian, berapa bagian yang dijual sekarang?

Kalau saham dibeli lagi, belinya di harga berapa? Sekarang atau nanti? Belinya saat saham masih naik atau saat saham turun? Di harga Bid atau di harga Offer? Belinya berapa banyak? Apakah sama jumlah lotnya dengan pembelian pertama? Atau lebih sedikit? Atau lebih banyak?

 

Jadi, mohon dimaklumi:

Saat memutuskan membeli saham (membuka posisi), anda akan membuat banyak keputusan beli yang salah.

Tapi saat anda sudah membeli saham, anda akan membuat LEBIH BANYAK lagi keputusan salah.

 

 

Pos-pos yang berhubungan:

[Pos ini ©2021 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]