Saturday, November 30, 2013

Ellen May Nyontek Terus Belajar Saham?

Kemarin, hari Jumat tanggal 29 November 2013, saya iseng-iseng melihat-lihat buku terbaru Ellen May berjudul Smart Trader Rich Investor, The Baby Steps. Maksud saya mau melihat ilmu apa yang bisa saya pelajari dari Ellen. Tapi boro-boro menambah ilmu, yang saya temukan di halaman 239 pada topik "Right Issue" adalah tulisan saya di blog ini dicontek tanpa permisi dan tanpa izin. (Silahkan lihat foto di bawah.)

Figure 1. Halaman 239 Buku Ellen May Smart Trader Rich Investor Jiplak Terus Belajar: Main Saham

Figure 2. Halaman 240 Buku Ellen May Smart Trader Rich Investor, The Baby Steps Jiplak/Nyontek Blog Terus Belajar: Main Saham



Tulisan tentang Right Issue di situ amat-sangat mirip dengan tulisan saya di pos "Arti Istilah 'Right Issue' di Bursa Saham Indonesia, Bagian I" yang saya publikasikan pada tanggal 23 Juni 2012. Urutan penyampaian dirubah sedikit, tapi sangat jelas bahwa konsep dasar tulisan itu nyontek dari blog ini. Bahkan sebagian besar tulisan itu menyalin mentah-mentah tulisan saya.

Selama ini saya sering menemukan blog saya di copy-paste oleh blogger tidak tahu malu. Tapi baru kali ini saya menemukan blog saya dicopy oleh penulis dalam bentuk buku. Dan bukan sembarang penulis buku. Pelaku kali ini adalah Ellen May yang (katanya) sudah sering tampil di TV, radio, surat-kabar.

Melihat tulisan saya dicontek dalam bentuk buku, di satu sisi saya merasa senang, tapi di sisi lain malu.

Senang, karena dengan menyontek tulisan saya berarti Ellen May mengakui bahwa tulisan saya sangat bagus. Saking bagusnya tulisan saya dan menyadari dia tidak bisa menyampaikan konsep Right Issue dengan cara lebih baik, dia memutuskan untuk menyontek. Terima kasih Ellen untuk ungkapan kagum anda.

Tapi di sisi lain saya malu dengan bobroknya mental segelintir orang Indonesia karena di halaman "About" saya menyatakan dengan gamblang bahwa siapapun boleh mengutip tulisan saya asal saja mencantumkan dengan jelas bahwa sumber tulisan adalah blog Terus Belajar: Main Saham dan penulis adalah saya. Nah, sudah diberi izin mengambil asalkan permisi tapi tetap saja lebih suka mengambil tanpa permisi. Diberikan kesempatan untuk jujur, tapi tetap saja memilih mencuri, memilih nyolong. 

Ellen May, anda adalah seorang penulis. Anda tentu tahu kode etik penulis. Boleh saja memakai ide ataupun mengutip mentah-mentah, tapi jangan lupa menulis sumber tulisan dan penulis asli. Malahan, karena buku anda tujuannya komersil seharusnya anda mendapat persetujuan tertulis dari penulis asli (dalam bahasa Inggrisnya disebut "used with permission").

Ellen May, anda berkarir sebagai instruktur investasi saham. Anda adalah seorang guru. Kalau gurunya nyontek berdiri, kata pepatah, murid-muridnya akan nyontek berlari. Itukah yang hendak anda ajarkan pada murid-murid anda?

Ellen May, menyontek dan menjiplak adalah tanda tak mampu. Pantaskah penyontek dan penjiplak menyatakan dirinya "pakar"?

Ellen May, anda (mungkin) juga seorang ibu. Pesan moral apa yang anda sampaikan ke anak anda? Bahwa menyontek itu baik? Bahwa demi uang segala hal dihalalkan? Termasuk menyontek, menjiplak, mencuri karya orang lain?

Ellen May, pos "Arti Istilah 'Right Issue' di Bursa Saham Indonesia, Bagian I" terbit satu-setengah tahun lebih dahulu dari buku anda. Dan pos tersebut sudah dibaca RIBUAN orang. Masa sih anda yakin bahwa tidak akan ada seorangpun yang mengetahui tindakan anda?

Membaca sampai sini, anda mungkin merasa bahwa tujuan saya menulis blog ini adalah untuk menuduh Ellen May nyontek, menuduh Ellen May plagiarist, menuduh dia guru yang tidak baik, menuduh dia bermoral rendah.

Bukan. Sama sekali bukan begitu.

Tujuan utama saya adalah meng-klaim hak kepemilikan dan HAK CIPTA atas semua tulisan saya di blog ini. Semua pos di blog ini adalah tulisan ASLI. Bukan nyontek. Bukan copy-paste. Bukan terjemahan (tanpa mencantumkan sumber) dari buku berbahasa asing. Ingat: bukan hanya tulisan di buku yang dilindungi Hak Cipta; tulisan di blog juga dilindungi Hak Cipta.

Saya memeras otak dan keringat, menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer menulis, tanpa mengharapkan keuntungan finansial karena bercita-cita suatu hari saya akan menerbitkan tulisan di blog ini dalam bentuk buku. Dan, JANGAN SAMPAI terjadi pembaca buku saya menuduh bahwa isi buku saya menyontek buku orang lain yang sudah terbit terlebih dulu. Padahal buku yang terbit lebih dulu itulah yang menyontek dari tulisan saya di blog ini.

Pesan moral yang ingin saya sampaikan: tidak mungkin bisa menjadi Smart Trader apalagi Rich Investor kalau anda tidak jujur. Baby Steps pertama adalah belajar jujur dulu, barulah anda bisa menjadi Smart Trader.






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2013 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.] 

    Thursday, November 7, 2013

    Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 6

    Pos ini adalah lanjutan dari "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 5." 

    (Kalau anda ingin membaca seri ini dari awal silahkan klik di sini "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 1.")  


    Karena cenut-cenut kepala anda sudah berkurang, mari kita membahas apa yang perlu anda perhatikan dari harga Close vs. High dan harga Close vs. Low.


    III. Close Hari Ini vs. High Hari Ini 
    & IV. Close Hari Ini vs. Low Hari Ini

    Yang perlu anda perhatikan dari Close hari ini vs. High dan Low adalah apakah Close lebih dekat ke High atau lebih dekat ke Low.

    Kalau harga saham Close (relatif) dekat dengan High, saham tersebut (relatif) Bullish. Semakin dekat Close dengan High, semakin Bullish.

    Tabel 1. Mei 2009 ANTM Close Dekat High


    Kalau harga saham Close (relatif) dekat dengah Low, saham tersebut (relatif) Bearish. Semakin dekat Close dengan Low, semakin Bearish.

    Tabel 2. Februari 2009 BBRI Close Dekat Low


    Pernyataan di atas cukup jelas.

    Kalau pernyataan di atas kita telusuri lebih detil, kita dapat mengambil kesimpulan lebih lanjut:

    Karena kalau Close semakin dekat dengan High berarti (relatif) semakin Bullish, kondisi (relatif) paling Bullish adalah bila Close di High (Close = High).

    Begitu juga kebalikannya.

    Karena kalau semakin dekat Close dengan Low berarti (relatif) semakin Bearish, kondisi (relatif) paling Bearish adalah bila Close di Low (Close = Low).

    Sampai di sini cukup jelas?

    Nah, sebelum anda serta-merta membeli saham berdasarkan pernyataan di atas, saya perlu mengulang peringatan yang saya berikan di awal seri ini.


    PERINGATAN! WARNING:
    Jangan langsung melakukan aksi jual-beli saham berdasarkan apa yang anda baca di seri "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula" ini. Analisa teknikal yang anda pelajari di sini masih terlalu minim untuk dipakai sebagai dasar jual-beli saham. 



    Untuk meyakinkan anda bahwa anda perlu tahu faktor dan konsep lainnya sebelum bisa membuat keputusan jual-beli saham terpelajar, saya akan memberikan dua contoh.

    Di atas saya menyatakan bahwa jarak antara Close dengan High/Low menunjukkan seberapa Bullish/Bearish suatu saham. Tapi, ada faktor lain yang lebih dominan. Faktor tersebut adalah RENTANG/JARAK antara harga High dan harga Low.

    Contoh yang sederhana akan membantu anda memahami jelas pernyataan tersebut. Katakan saham A dan saham B sama-sama Close di High dengan data di bawah ini:

    Tabel 3. Saham A dan B Close Di High, Rentang High/Low Berbeda

    Karena saham A dan B sama-sama Close di High, kedua saham tersebut sama-sama Bullish. Tapi level Bullish-nya tidak sama. Mengapa? Karena rentang harga High/Low kedua saham tersebut berbeda.

    Kalau begitu, tanya anda, saham mana yang lebih Bullish?

    Jawab: saham B.

    Mengapa?

    Karena rentang High/Low saham B adalah Rp 200 sedangkan rentang High/Low saham A hanya Rp 40.

    Jadi, karena kedua saham tersebut sama-sama Close di High, anda harus memperhatikan rentang harga High/Low untuk menentukan level (relatif) Bullish saham-saham tersebut.

    Dengan demikian, pernyataan tentang hubungan Close vs. High/Low yang lebih lengkap adalah:

    Semakin besar rentang antara High dan Low, Close yang semakin dekat dengan High menandakan saham tersebut (relatif) semakin Bullish.

    Semakin besar rentang antara High dan Low, Close yang semakin dekat dengan Low menandakan saham tersebut (relatif) semakin Bearish.

    Kepala anda mulai cenut-cenut lagi? Tahan, tahan. Pembahasan kita hampir selesai.

    Di atas saya menyatakan juga bahwa faktor rentang High/Low lebih dominan. Tahukah anda mengapa?

    Mari kita lihat tabel di bawah ini. 

    Tabel 4. Saham A, B, C High Sama; A, B Close Di High, C Tidak

    Saham A dan saham B Close di High, tapi B (relatif) lebih Bullish karena rentang High/Low B lebih besar.

    Saham B juga (relatif) lebih Bullish dari saham C karena rentang High/Low-nya sama, tapi B Close di High, C tidak. 

    Bagaiman dengan A dibanding C?

    Saham A Close di High dengan rentang High/Low Rp 40; saham C Close dekattapi bukan diHigh dengan rentang High/Low Rp 200. Mana yang (relatif) lebih Bullish?

    Karena saya katakan di atas bahwa faktor rentang harga lebih dominan dalam menentukan level Bullish/Bearish, kesimpulan yang lebih tepat adalah saham C (relatif) lebih Bullish daripada A.

    (Mengapa rentang High/Low lebih dominan daripada jarak Close ke High/Low akan saya bahas di pos tersendiri. Kalau saya bahas di sini, saya khawatir cenut-cenut di kepala anda akan menjadi cenaT-cenET-ceNIT-cENOT-CENUT.)

    Silahkan anda cerna dulu pernyataan-pernyataan di atas.

    Seri "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula" hampir tamat. Di pos berikut saya akan membahas harga Open vs. High/Low. Untuk lanjut baca silahkan klik di sini "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 7." [belum terbit. mohon berkunjung kembali.]
     






    Pos-pos yang berhubungan:
    [Pos ini ©2013 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]