Wednesday, September 16, 2015

Cara Menampilkan Indikator Average True Range (ATR) di HOTS Daewoo Securities




Video "Cara Menampilkan Indikator Average True Range" di atas adalah usaha pertama saya dalam membuat video tentang belajar saham.

Kok baru sekarang bung Iyan mencoba membuat video belajar main saham? tanya anda.

Ada 2 alasan:

1. Mayoritas materi belajar saham, menurut saya, lebih cocok dijelaskan melalui media tulisan (daripada video).

Mengapa?

Karena materi belajar saham relatif cukup kompleks dan ruwet sehingga perlu dijelaskan secara mendetil.

Nah, menjelaskan materi yang rumit dan detil lebih cocok dilakukan dengan media tulisan (plus tabel dan grafik) dibanding video.

Lagipula, melalui media tulisan si pembelajar bisa membaca berulang-ulang tulisan untuk memahami secara utuh materi yang dipelajari. Nah, mengulang membaca (biasanya) tidak memakan waktu sebanyak membaca pertama kali. Tapi mengulang menonton video tetap memakan waktu yang sama lamanya.

Dan yang tidak kalah penting: pada media tulisan kita bisa mencari (scanning) dengan cepat informasi yang kita inginkan. Pada media video, mencari informasi tertentu lebih sulit, apalagi kalau videonya panjang.


2. Membuat video tampilan layar monitor ("screen capture" seperti di atas) tidak mudah dan memakan banyak waktu. Video "Cara Menampilkan Indikator Average True Range" berdurasi  kurang dari 2 menit, tapi saya menghabiskan waktu lebih dari 2.000 (benar, anda tidak salah baca) menit untuk membuat video tersebut.

Kok lama banget? mungkin ada yang bertanya.

Lama, karena saya harus mempelajari software khusus untuk "screen capture." Lalu saya harus meng-edit (terutama menge-zoom) video agar penonton bisa melihat dengan jelas langkah-langkah yang dilakukan di monitor komputer.

(Kalau anda sering menonton video YouTube "screen capture" monitor komputer, saya yakin sering kali anda tidak dapat melihat jelas "screen capture" karena tampilan tidak di-zoom dan/atau gambarnya buram karena kualitas video rendah.)

Belum lagi saya harus berulang-ulang merekam narasi untuk mencocokkan tampilan visual dengan audio. Sudah diulang puluhan kali pun, hasilnya masih kurang bagus. Tapi kalau diulang terus-menerus, bisa-bisa video di atas tidak selesai-selesai.

Jadi, kalau kualitas video pertama ini masih di bawah standar, mohon dimaklumi. Untuk usaha berikutnya, saya usahakan hasil videonya lebih baik dengan narasi yang juga lebih baik.

Kalau anda punya saran tentang bahan belajar main saham yang cocok ditampilkan dalam format video, silahkan tinggalkan komentar/saran.






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2015 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Wednesday, September 2, 2015

Indikator Analisa Teknikal Average True Range (Bagian II)

Pos ini adalah lanjutan dari pos "Indikator Analisa Teknikal Average True Range (Bagian I)."

Di pos "Indikator Analisa Teknikal Average True Range (Bagian I)" anda sudah tahu bahwa ketika terjadi Gap Up atau Gap Down, rentang harga High/Low tidak mencerminkan rentang sesungguhnya (True Range).

Apa ada solusinya?

Tentu saja. 

Solusi yang diberikan J. Welles Wilder adalah sebagai berikut:


a. Saat Tidak Gap Down/Gap Up

Saat tidak terjadi Gap Down/Gap Up, True Range adalah sama dengan Range yaitu High dikurangi Low.

True Range = Range = High - Low.

Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat Figure 1 di bawah ini.

Figure 1. True Range Saat Tidak Ada Gap Up/Gap Down


b. Saat Terjadi Gap Up

Saat terjadi Gap Up, True Range adalah High hari itu dikurangi Previous Close.

True Range = High - Previous Close.

Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat Figure 2.

Figure 2. True Range Saat Terjadi Gap Up


c. Saat Terjadi Gap Down

Saat terjadi Gap Down, True Range adalah Previous Close dikurangi Low hari tersebut.

True Range = Previous Close - Low.

Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat Figure 3.

Figure 3. True Range Saat Terjadi Gap Down


2. Rumus Cara Menghitung Average True Range

Berdasarkan solusi J. Welles Wilder di atas, rumus untuk mendapatkan nilai True Range adalah:

True Range = max[(High - Low), abs(High - Prev Close), abs(Prev Close - Low)]

Kalau saya jabarkan dalam kata-kata: True Range adalah nilai maximum (terbesar) dari nilai (High - Low), nilai abs(High - Prev Close), nilai abs (Prev Close - Low).

[Perhatikan bahwa fungsi abs (absolut, bukan asal bapak senang) adalah menjadikan (High - Prev Close) dan (Prev Close - Low) selalu bernilai positif. Ingat: yang ingin didapatkan di sini adalah RENTANG harga. Jadi, kita tidak mempermasalahkan apakah harga naik (positif) atau turun (negatif).]

Perhatikan juga bahwa dengan rumus di atas, anda TIDAK PERLU tahu apakah terjadi Gap Up/Gap Down atau tidak.

Mengapa?

Karena kalau terjadi Gap Up, secara otomatis rumus akan memilih nilai abs(High - Prev Close) karena nilai tersebut adalah yang terbesar. Kalau terjadi Gap Down, secara otomatis rumus akan memilih nilai abs(Prev Close - Low) karena nilai tersebut adalah yang terbesar. Kalau tidak terjadi Gap Up/Gap Down, secara otomatis rumus akan memilih nilai (High - Low) karena nilai tersebut adalah yang terbesar.

Keren, kan?

Lalu bagaimana cara mendapatkan Average True Range (ATR)?

Average True Range adalah RATA-RATA dari sejumlah True Range.

Average True Range = (TR1 + TR2 + TR3 ... + TRn)/n

Jadi kalau anda ingin menghitung rata-rata dari 10 True Range, jumlahkan ke 10 True Range tersebut lalu dibagi 10.

Nilai default n untuk Average True Range adalah n = 14.

----#$#----

Nah, sekarang anda sudah tahu cara menghitung Average True Range. Lalu, Average True Range ini termasuk analisa teknikal jenis apa: trend-following atau oscillator? Mau tahu? Silahkan lanjut baca ke "Indikator Analisa Teknikal Average True Range (Bagian III)." [Belum terbit. Mohon berkunjung kembali.]






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2015 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]