Saturday, January 26, 2019

Simple Moving Average atau Exponential Moving Average?

Di pos "Target Laba Main Saham (Bagian I)," seorang pembaca—Maha Syauqi—bertanya:

". . . Pak Iyan, kalau boleh tahu sering pakai EMA atau SMA? Untuk karakter Daytrader/Swing pada 3 Formasi harinya disetting angka berapa kalau Om Iyan dalam trading? Soalnya kalau saya pakai SMA kadang suka telat, tapi kalau pakai EMA banyka sinyal palsu haaa. . ."


---###$$$###---


Jawaban saya:

Saya memakai (indikator Analisa Teknikal) Simple Moving Average (SMA).

[Catatan: SMA = Simple Moving Average; EMA = Exponential Moving Average.]

Lumrah kalau anda ingin tahu parameter Simple Moving Average yang dipakai orang lain.

Apakah saya memakai 10 hari? 20 hari? 30 hari/ 50 hari? atau 200 hari kah?

Nah, perlu saya tegaskan bahwa tidak relevan (untuk anda) bung Iyan memakai SMA dengan parameter apa. Yang penting adalah anda memilih indikator Analisa Teknikal (SMA, EMA, dll) dan parameternya(5, 10, 20, 30, 50, 200, dll) lalu memakainya SECARA KONSISTEN.

Kalau anda memutuskan memakai Simple Moving Average, silahkan. Kalau anda memilih Exponential Moving Average, monggo.

Kalau anda menentukan parameter SMA di 10 hari, silahkan. Kalau pilih 50 hari, juga gak salah.

Yang penting adalah anda mencoba indikator analisa teknikal (dan parameternya) SECARA KONSISTEN.

Mengapa harus KONSISTEN?

Karena hanya dengan memakai indikator Analisa Teknikal secara konsisten anda akan tahu apakah indikator tersebut sesuai dengan karakter (main saham) anda.

Kalau setelah anda coba beberapa saat tapi tidak menguntungkan, berarti ada yang salah.

Apa yang (kemungkinan) salah?

1. Anda salah meng-interpretasi-kan sinyal yang diberikan indikator. Dalam bahasa gamblang: anda (masih) tidak tahu cara benar memakai indikator tersebut.

2. Indikator yang anda pilih adalah untuk jangka (relatif) panjang, sedangkan anda trading jangka pendek. Atau sebaliknya.

3. Indikator Trend Following dipakai di saat market sideways (tidak ada trend).

4. Indikator Oscillator dipakai di saat market Uptrend/Downtrend.

Dan masih banyak kemungkinan kesalahan lainnya.


---###$$$###---


Perlu anda perhatikan bahwa Moving Average adalah indikator Trend Following.

Kalau anda daytrading, Moving Average di daily chart akan selalu terlambat karena sifatnya yang trend following (mengikuti trend).

Artinya, saham sudah naik banyak, barulah Moving Average bergerak naik. Atau kebalikannya: saham sudah turun, barulah Moving Average bergerak turun. And akan selalu terlambat.

Silahkan baca juga pos "Prinsip Mendasar Analisa Teknikal (Technical Analysis)."






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2019 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]