1. Mind (Psikologi trading)
2. Method (Metode trading)
3. Money (Manajemen modal)
Figure 1. Cover Buku Alexander Elder Come Into My Trading Room |
Elder juga sering ditanya: dari ke 3M tersebut, mana yang paling penting.
Pertanyaan tersebut, kata Elder, adalah seperti bertanya: dari 3 kaki kursi berkaki-tiga, mana yang paling penting. Jawaban Elder: coba copot salah satu kaki kursi, lalu berusahalah duduk di kursi tersebut. Apa yang akan terjadi?
Saya setuju dengan Elder bahwa 3M yang ia paparkan, Mind (psikologi trading), Method (metode trading), dan Money (manajemen modal) adalah tritunggal yang harus anda kuasai jika ingin sukses Trading For a Living. Hilangkan salah satu dari 3M tersebut dan anda akan jatuh terjerembab seperti yang terjadi ketika anda berusaha duduk di kursi yang hanya berkaki dua (apalagi satu).
Tapi . . .
Belajar apapun harus satu-per-satu, tidak bisa sekaligus tiga.
Kalau anda sedang memahat kayu untuk kaki kursi, anda harus memahat satu-per-satu, tidak bisa sekaligus tiga pada saat bersamaan.
Kalau begitu, pertanyaan saya adalah: ketika anda ingin mulai belajar Trading For a Living, sebaiknya anda belajar apa dulu pertama-tama? Apakah psikologi trading? Metode trading? Atau manajemen modal?
Jawaban pertanyaan ini sangat penting karena saya yakin mayoritas pemula yang berangan-angan Trading For a Living ingin langsung terjun main saham. Dan mereka tidak cukup sabar mengekang niat bermain saham sampai mereka menguasai 3M dengan baik.
Jadi, sebaiknya mulai dari mana?
Mari kita bahas.
Method (Metode trading)
Hampir semua pemula main saham memfokuskan diri pada Method (metode trading).
Artinya, hal pertama yang mereka berusaha pelajari adalah teknik dan trik menganalisa saham untuk menentukan saham yang patut dibeli. Menganalisa saham bisa dilakukan dengan analisa fundamental, analisa teknikal, dan analisa-analisa saham jenis lainnya.
Sebenarnya tidak ada salahnya mulai belajar saham dengan mendalami cara menganalisa saham. Tapi, saya tidak setuju dengan pendekatan ini.
Mengapa?
Karena menganalisa saham tidak mudah dan memerlukan waktu belajar panjang dan pengalaman segudang sebelum anda mulai mendapatkan hasil yang memuaskan. Ditambah lagi, beraneka-ragamnya jenis analisa saham—baik analisa fundamental maupun analisa teknikal—membuat pemula bingung harus mulai mendalami yang mana.
Apakah mulai dari analisa fundamental? Kalau iya, apa yang dianalisa? Apakah Price-to-Earnings-Ratio (PER)? Book Value? Cash flow? Bagaimana kalau mulai dari analisa teknikal? Indikator apa yang sebaiknya pertama dipelajari? Moving Average? Relative Strength Index (RSI)? Moving Average Convergence Divergence (MACD)? Stochastics?
Belum mulai saja sudah puyeng.
Nah, kalau memulai bukan dengan Method, lalu sebaiknya mulai dengan apa?
Mind (Psikologi trading)
3M pertama yang dibahas Dr.Elder di buku Come Into My Trading Room adalah Mind (psikologi trading). Apakah ini menyiratkan bahwa Elder menganggap psikologi trading adalah hal pertama yang harus dipelajari pemula Trading For a Living?
Mungkin.
Dengan menempatkan Mind sebagai M pertama yang ia diskusikan, anda (dan saya) bisa (salah) menarik kesimpulan bahwa Elder menganggap psikologi trading adalah hal pertama yang harus didalami Trader For a Living.
Tapi, Elder tidak pernah menyatakan begitu. Ia berulang-ulang menyatakan bahwa 3M adalah suatu kesatuan, suatu tritunggal.
Lalu mengapa Elder mendiskusikan Mind sebagai topik pertama?
Menurut saya, Elder menempatkan Mind pada posisi pertama karena ia, sebelum mendalami ilmu trading, adalah seorang psikiater. Sebagai psikiater, tidak heran kalau ia—mungkin saja secara tidak sadar—menempatkan psikologi trading sebagai hal pertama yang perlu dipelajari untuk sukses Trading For a Living.
Tapi saya juga tidak setuju dengan pendekatan ini.
Jangan protes dulu.
Bukannya saya mengatakan bahwa psikologi trading tidak penting. Jauh dari itu. Psikologi trading sangat penting. Bahkan, mayoritas pemula tidak naik kelas menjadi pemain saham intermediate (apalagi mahir) karena mereka tidak pernah memikirkan aspek psikologis main saham.
Tapi . . .
Pemula tidak akan mengerti psikologi trading SEBELUM ia mengalami permasalahan psikologi trading. Artinya, sebelum ia terjun dan melakukan trading, ia tidak akan merasakan apa dan mengapa psikologi sangat vital untuk sukses Trading For a Living.
Nah, kalau anda ingin mendalami psikologi trading berarti anda terlebih dulu harus trading saham. Kalau harus trading berarti anda harus tahu dulu dasar-dasar metode trading. Begitu kan? Jadi, sebelum mendalami psikologi trading berarti sebaiknya anda mendalami Method dulu, betul?
Betul.
Menurut saya, sebelum mendalami Mind (psikologi trading), pemula Trading For a Living perlu mendalami dulu Method (metode trading).
"Tapi bung Iyan," protes anda. "Tadi anda tidak setuju pendekatan mulai belajar dari Method karena terlalu banyak yang harus dipelajari dan perlu waktu yang panjang untuk mendapatkan hasil. Kok sekarang berubah?"
Tidak begitu.
Menurut saya, Method bukanlah hal yang perlu dipelajari pertama-tama. Tapi urutan mendalami Mind seharusnya adalah setelah Method.
Jadi, kalau begitu apa yang sebaiknya pertama didalami calon Trader For a Living?
Karena hanya tersisa Money berarti—menurut Iyan Terus Belajar Saham— hal pertama yang harus didalami pemula main saham adalah manajemen modal.
Mengapa?
Mau tahu jawabannya? Silahkan lanjut baca ke pos "3 Pilar Untuk Sukses Trading For a Living, Bagian II." [Belum terbit. Mohon berkunjung kembali.]
Pos-pos yang berhubungan:
- Cara Investasi Saham Jangka Panjang Dengan Analisa Teknikal
- Beli Saham. Jual Untung/Cut-loss. Ulangi.
- Jack Schwager Tentang Kesamaan Market Wizards
Dear Mas Iyan..
ReplyDeleteNice post..ditunggu kelanjutannya..
Sy baru mengerti, ternyata kondisi IHSG sering dipengaruhi oleh investor asing drpd domestik. Kalau asing keluar bursa, cenderung 'merah', kalau asing masuk cenderung 'hijau', kok bisa begitu ya..sebegitu dominankah dana asing di IHSG drpd milik domestik ??
Kalau begitu, betapa mudahnya kondisi perekonomian negara kita 'dipermainkan' asing..
Lagi-lagi, kalau begitu, bagi pemula seperti sy dengan modal yg sangat2 kecil dibanding pemodal asing, kok mau berharap profit dr saham, tanpa ada kemampuan untuk berkuasa thd market, malah market yg menguasai kita, logikanya "hampir mustahil".
Berarti 'main saham' begitu 'mengerikan' thd keuangan kita..
Bagaimana menurut Mas Iyan? mohon pencerahannya bagi seorang pemula..
Mohon maaf jika komentar sy sering tidak nyambung dgn postingan..
Terima Kasih-Herlambang
Mas Herlambang,
DeleteSebenarnya, yang lebih tepat adalah IHSG dipengaruhi orang-orang bermodal besar. Nah, karena umumnya investor asing bermodal lebih besar dari investor lokal, hasilnya adalah IHSG sangat dipengaruhi keputusan investor asing.
Bagus kalau anda sadar bahwa anda (dan saya) adalah pemain saham kelas teri kalau dibanding investor asing. Tapi ikan teri juga tetap bisa hidup, kan?
Artinya?
Ikan teri janganlah mencoba melawan ikan paus. Kalau mau hidup (dan mendapat untung), investor kelas teri harus mengekor investor kelas kakap.
Caranya?
Sudah saya sebut berulang kali: beli saham yang lagi naik (uptrend), jual yang turun (downtrend). Saham naik kalau investor kakap sedang meng-akumulasi (membeli dan mengumpulkan) saham tersebut. Kalau mereka beli, kita ikutin beli.
Jangan patah semangat gitu dong.
Melawan raksasa secara frontal adalah tindakan bodoh. Tindakan yang cerdik adalah mengikuti langkah si raksasa.
Dear Mas Iyan..
ReplyDeleteOkay..melawan 'si raksasa'..mudah teorinya, tp amat susah praktiknya (bagi sy)..
Dari beberapa kali trading, setelah dibeli, lebih sering turun drpd kemudian menjadi naik, dg probabilitas 8:2, maksud sy 8x turun, cuma 2x naik..pdhal ya pada saham itu2 aja yg memang sudah sy amati 'perilakunya' , dan sy blm berani mencoba yg lain2 yg blm diketahui 'perilakunya'.
Pada komentar sy yg pertama sy sebut 'hampir mustahil' , mungkin bagi Mas Iyan, yg sudah bisa mendapat profit secara konsisten dari saham, ungkapan sy terlalu ekstrim..tp begitulah memang ini yg sesuai dg pemikiran sy..
Analogi sy begini, sy beli baju merek ABCD diharga 100rb, sy pasang bandrol 120rb dg harapan dpt profit 20rb, kalau ada yg menawar 115rb, okelah sy kasih toh sudah dpt untung 15rb. Kalau ada pembeli yg memaksa diharga 95rb atau bahkan 90rb, kasih aja pentungan, mau ngajak brantem ?..Artinya sy memiliki kekuasaan thd harga.
Berbeda dg saham, sy beli saham ABCD diharga 100, sy jual di 120 ngga laku2..malah orang ramai2 beli diharga 95 atau 90, atau bahkan keesokan harinya ada yg obral diharga 75, dalam 2 hari harga langsung anjlok..artinya kita ngga ada kekuasaan thd harga, malah sebaliknya.
Mungkin begitu kalau untuk trading, tp kalau untuk investasi (dihold lama) menurut sy masih menguntungkan, sy perhatikan dalam waktu 1 tahun saja rata2 (pada saham2 yg sudah sy pelajari) ada yg bisa memberikan return 20-100% (data bloomberg)..
Tp sy jg tetap akan terus berlatih untuk bisa trading short term..
Terkait reakumulasi dr 'si raksasa' , pada saat melihat live running trade, apakah salah satunya memperhatikan saham2 yg sedang dibeli dg kode 'F' (foreign) ?
Terima kasih-Herlambang
Dear Herlambang,
DeleteKalau (praktek) main saham gampang profit--seperti gembar-gembor iklan seminar, pelatihan, dan buku-buku karangan "pakar" bloon--semua orang akan meninggalkan pekerjaannya dan jadi pemain saham.
Kan sudah berulang kali saya tulis: JANGAN BERHARAP gampang mendapat untung dari saham.
Sekarang saya bisa profit (cukup) konsisten. Tapi anda kan tidak tahu berapa besar pengorbanan waktu, pikiran, dan uang kala saya baru mulai main saham.
TIDAK ADA SUKSES YANG INSTAN. Yang instan adalah karena kebetulan saja.
Memang betul kita tidak punya kekuasaan terhadap gerak harga saham. MAKA DARI ITU, anda harus mengikuti TREND gerak harga. Saya ulangi lagi: Beli kalau TREND NAIK, jual kalau TREND TURUN. Tidak perlu melihat transaksi F (Foreign).
Kalau harga saham naik, apakah karena Foreign (F) atau Domestic (D) yang membeli, tidak jadi masalah. Pokoke kalau TREND harga NAIK, beli. Kalau TREND harga TURUN, jual.
INGAT: harga saham naik belum tentu TREND sedang naik; harga saham turun belum tentn TREND sedang turun. Anda harus bisa membedakan gerak harga dengan TREND harga.
Nah, karena anda tidak punya kuasa terhadap TREND harga, makanya anda harus selalu siap CUT-LOSS.
Kalau selama ini skor trading anda 8x salah 2x benar, itu sudah cukup baik untuk pemula. Trader kelas dunia saja, tingkat kesuksesannya adalah 1:1. Artinya 1x salah 1x benar.
Yang harus diperhatikan adalah, ketika anda benar (2x) seharusnya mendapat untung cukup banyak untuk menutup kerugian yang ketika anda salah (8x).
Bagaimana caranya?
Kalau rugi 8x tapi rugi hanya @Rp 1jt, tapi ketika untung 2x tapi untungnya @Rp 5 jt, anda masih mendapat untung Rp 2jt.
Perlu saya tekankan di sini: INVESTASI jangka panjang tidak berarti pasti untung. TIDAK ADA YANG PASTI.
Beberapa tahun ini bursa Indonesia relatif Bullish, jadi kalau anda pegang saham jangka panjang, kemungkinan besar akan untung. TAPI TIDAK BERARTI INI AKAN TERUS BERKELANJUTAN.
Jangan mengambil kesimpulan yang salah.
Semoga cukup jelas.
Dear Mas Iyan..
DeleteKalau bursa lagi libur kegiatan Mas Iyan apa yach, masih sibuk menganalisis saham buat persiapan besok senin, atau holiday on weekend buat full relax..?
Kalau sy sih masih mencoba untuk menganalisis (sok banget sih pake bahasa analisis.. :D ), ya karena penasaran..Sebenernya sih bukan menganalisis, cuma lihat2 grafik aja..
Jumat kemarin melihat IHSG turun tajam sempet syok..dan bener, saham yg sy gadang2 untuk jangka panjang, harganya bener2 dibanting, terpaksa deh cutloss, cukup banyak lagi. Mau cutloss dari kemarin2 ragu2..beginilah resikonya kalau ngga disiplin..
Untuk mengetahui uptrend dan downtrend saham apakah cukup dengan melihat grafik MACD (5, 20, 60) dan Bolinger Band yg ada pada platform trading ?
Terima kasih-Herlambang
Dear Mas Herlambang,
DeleteSaya jarang melihat grafik saham di weekend. Hari Senin sampai dengan Jumat sudah cukup.
Weekend biasanya saya manfaatkan untuk membaca buku (bukan tentang saham), menonton TV, menulis blog, latihan musik, atau bersantai dengan keluarga. Pokoknya yang tidak berhubungan dengan saham.
Senin pagi, sebelum market buka, barulah saya mulai melihat grafik lagi. Ini adalah upaya "pemanasan" agar otak saya siap untuk trading.
Banyak cara untuk mengetahu Uptrend atau Downtrend. Bisa dengan MACD, Bollinger Band, dll. Intinya adalah anda HARUS menentukan bingkai waktu yang anda pakai pada indikator analisa teknikal tersebut.
Dear Mas Iyan..
ReplyDeleteSy sangat berterima kasih atas masukannya.
P/L sy baru dalam hitungan ratusan ribu saja, blm jutaan, krn modal sy batasi sesuai anjuran Mas iyan, dan sy jg sudah bisa memahami maksud dari anjuran pembatasan modal itu..
Sy tunggu post-nya ttg manajemen modal.
Dear Bung Iyan...
ReplyDeleteBung Iyan apakah ada "Metode Sederhana" untuk trader jangka pendek newbie (pemula) untuk menentukan harga saham saat itu benar-benar uptrend atau hanya sekedar naik??
Misalnya dengan cara:
1. Saham yang harganya telah naik 2 hari berturut-turut disertai volume yang membesar hingga menembus ratusan juta lot...
2. Saham yang harganya turun berhari-hari secara berturut-turut tiba-tiba berbalik arah menjadi naik disertai volume yang membesar hingga menembus ratusan juta lot...
Cara mudah membaca Trend saya jelaskan di Konsultasi (Bebayar) "Cara Membuat Trading Plan Yang Menguntungkan."
Deletehttp://terusbelajarsaham.blogspot.com/2014/08/cara-membuat-trading-plan-menguntungkan.html
Tapi, kedua cara yang anda sebutkan di atas bisa juga dicoba. Intinya, trend harga saham dipengaruhi oleh BINGKAI WAKTU trading/investasi anda.
Atau, anda bisa juga mencoba menebak trend dengan MENARIK GARIS TREND. Saya berencana menulis pos tentang CARA MENARIK GARIS TREND. Harap bersabar.
Terima kasih bung Iyan atas jawabannya...
ReplyDeletePos tentang CARA MENARIK GARIS TREND ini pasti akan menjadi salah satu materi pembelajaraan yang sangat menarik, saya menantikan pos ini bung Iyan...
bung iyan terimakasih sudah membuat blog yang sangat inspiratif
ReplyDeletesaya mau tanya bung,
kalo sbg trader kelas teri kita kan harus selalu mengikuti ikan besar nih. Nah agar kita buy yang sering di transaksikan sama ikan besar itu, kita melihat volume transaksi yang dimana nya? apa kita harus lihat Total Value (TVal) yang besar atau BVal, ataukah NetVal, saya kurang mengerti ttg membaca volume yang sering di transaksikan.
Mungkin bung iyan bisa mencerahkan.
Terimakasih byk bung. Smoga gairah menulis nya terus meningkat hehe
Bung Fyan,
DeleteSaya TIDAK PERNAH menyatakan bahwa "mengikuti ikan besar" adalah dengan memperhatikan VOLUME transaksi.
Benar bahwa Volume adalah salah satu hal yang diteliti Analisa Teknikal. TAPI . . . sebelum anda mendalami VOLUME, anda sebaiknya belajar sebanyak mungkin dulu tentang HARGA.
Jadi, cara "mengikuti ikan besar" yang saya tulis di atas adalah MENGIKUTI GERAK ikan besar tersebut. GERAK yang saya maksud adalah GERAK HARGA.
Kalau HARGA NAIK--tanpa perlu memperhatikan volume--tercermin bahwa "ikan besar" sedang membeli saham. Kalau HARGA TURUN, tercermin bahwa "ikan besar" sedang menjual saham.
Mayoritas pemain saham hobi mencari analisa yang ruwet. Tidak perlu. Pelajari dulu harga secara mendalam, barulah belajar volume.
Semoga membantu.
Salam Pak Iyan. Saya mau bertanya tentang exercise saham. Jika kita saat ini sedang pegang salah satu waran saham, dan ternyata akan ada exercise, apa yang harus saya lakukan?
ReplyDeleteKalau anda memakai jasa broker full-service, anda bisa meminta broker (manusia) anda untuk meng-"exercise" warrant anda.
DeleteKalau anda memakai IPOT (IndoPremier Online Trading) di tab "TOOL" ada tampilan "Exercise Warrant/Right" untuk meng-exercise warrant/right.
Kalau anda memakai broker online-trading (olt) lain, coba hubungi customer service broker olt anda.
kalau seandainya nih, iya seandainya deh pak, waran kita ngga kita exercise, apakah akan hangus saat tanggal expired ntar?
ReplyDeleteSetelah "expired", warrant yang tidak di-exercise akan hangus.
DeleteJadi, kalau anda tidak mau exercise, silahkan jual saja warrant tersebut.
topik yg sangat menarik sayangnya krn pembahasan bung Iyan yg agak bertele-tele dan biasanya dipecah jd 3-4 artikel, saya lgsung baca aja bukunya. uda sampe chapter 5.. sgt penting ilmunya. dia blg kl kita blom untung byk enga usah sok sokan invest modal besar beli komputer mahal, langganan tips trik saham dr "guru2 saham", ikut seminar yg mahal2.. nanti kl uda dpt cuan, pelan2 baru bole sok sokan. byr biaya yg mahal dr cuan itu.. bner jg.. saya uda ikt seminar SEO, properti, dsb.. 1 seminar aja 10 jt.. jadinya bs konsultasi seumur hidup bla bla.. tp enga bs saya pake jg ilmunya.. tp si om kiyosaki dia ikut seminar properti USD384, dr sana dia bs dpt jutaan dolar.. itu puluhan thn yg lalu, di thn itu 384 pastinya angka yg besar jg.. jd agak dilema.. lalu yg soal ikan besar itu, memang ada pepatah, kl kita enga bs lawan mereka, kita gabung dgn mereka.. memang bgsnya ikutin si ikan besar aja.. tp intinya, secara praktiknya, apa yg biasa bung Iyan lakukan untuk mengikuti si ikan besar? cara bs mengetahui gerak gerik si ikan besar ini gmn bung??? kl saya biasa.. melihat 65% bursa kita dikuasai asing alias pemodal besar, buka idx.co.id, yg publikasinya itu kan ada laporan asing totalnya liat dia net buy net sell nya.. liat trend bbrapa hari.. kl kmren asing kan net buy 54 triliun.. lalu skrang net buy nya uda sisa 49 triliun.. saya liat trendnya mulai bearish.. kl bung Iyan gmn?
ReplyDeleteSangat bagus kalau anda langsung membaca buku Come Into My Trading Room.
DeletePembahasan saya pecah jadi beberapa artikel karena saya TIDAK MAU memudahkan PENJIPLAK untuk menyontek tulisan saya.
Lagipula, membaca blog ini kan gratis. Yang namanya gratisan ya harus menerima apa adanya. Wong gratis, kok protes? :-)
Sudah saya tulis berulang kali (menjawab pertanyaan di atas) bahwa cara "mengikuti ikan besar" adalah dengan MENGIKUTI GERAK ikan besar tersebut. GERAK yang saya maksud adalah GERAK HARGA.
Kalau HARGA NAIK--tanpa perlu memperhatikan volume--tercermin bahwa "ikan besar" sedang membeli saham. Kalau HARGA TURUN, tercermin bahwa "ikan besar" sedang menjual saham.
Jadi, beli saham kalau harga naik. Jual saham kalau harga turun.
Net buy/net sell asing bisa saja dipakai untuk analisa. Tapi. . . pertanyaan saya: kalau asing net buy lalu anda memilih beli saham APA? Belinya di harga berapa?
Informasinya agak sepotong- potong. Lebih spesifiknya soal ketika harga naik berarti ikan besar beli harga turun ikan besar jualan.. Masalahnya tiap hari kan naik turun. Sangat fluktuatif. Sehari naik bsk turun. Lalu naik 2 hr lalu 3 hr berikutnya turun.. Nah, jd apa timeframenya diliat mingguan atau bulanan utk melihat trend harga ini atau gmn?
ReplyDeleteSengaja saya menjawab sepotong-sepotong. Kalau pertanyaannya sepotong-sepotong, ya dibalas jawabannya juga sepotong-sepotong.
DeleteSudah berkali-kali saya tulis: beli kalau harga (cenderung) naik, jual kalau harga (cenderung) turun.
Harga (cenderung) naik artinya TREND naik. Harga (cenderung) turun artinya TREND turun.
Masih belum mengerti juga?
Artinya, sebelum berusaha mendalami Volume dan lain-lain, pelajari dulu harga.
Belajarnya mulai dari mana?
Mulai dari "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula" lalu tahu dulu arti definisi Uptrend, Downtrend, Sideway di pos "Definisi Uptrend, Downtrend, Sideway."
http://terusbelajarsaham.blogspot.com/2013/01/analisa-teknikal-saham-pemula-open-high.html
http://terusbelajarsaham.blogspot.com/2013/07/definisi-uptrend-downtrend-sideway.html
SEMUA pertanyaan di atas adalah tentang bagaimana cara tahu harga (cenderung) naik. Tapi yang saya heran: kenapa tidak ada yang tanya pertanyaan tersebut di pos "Definisi Uptrend, Downtrend, Sideway"?
Semua mau tahu bagaimana membedakan saham yang (cenderung) naik atau (cenderung) turun, tapi tidak ada yang berminat TAHU DEFINISI UPTREND, DOWNTREND,
Anda TIDAK AKAN MENGERTI apa arti harga (cenderung) naik sebelum anda TAHU DEFINISI UPTREND.
Anda TIDAK AKAN MENGERTI arti harga (cenderung) turun sebelum anda TAHU DEFINISI DOWNTREND.
Ketika bertanya, tunjukkan bahwa anda sudah BERUSAHA mengerti apa yang anda tanyakan dan berikan saya data/contoh spesifik yang anda maksud. Jangan malah bilang tulisan saya "agak bertele-tele" atau "informasinya agak sepotong-sepotong." Kok berharap pertanyaan dijawab dengan baik dan lengkap tapi sebelum bertanya sudah (terkesan) tidak sopan?
Kalau anda ingin jawaban yang lengkap, beri kesan bahwa anda sudah berusaha. Saya tidak tahu apa yang anda maksud kalau anda tidak memberi informasi yang jelas.
Kalau mau belajar, harus berusaha sendiri. Udah gede kok masih minta disuapin. :-)
Dear Mas Iyan..
ReplyDeleteCutloss, cutloss, dan cutloss....Market terjun bebas, terpaksa cutloss. Ungkapan 'terpaksa' sebenernya salah juga, yg bener adalah 'harus', dan itu akan melindungi aset kita..krn kalau 'eman-eman' (sayang dijual rugi) malah kerugian akan semakin besar..
Terkait cutloss, bagi trader pemula sebaiknya pakai nominal atau persentase ya ? kalau persentase kira2 brp, apakah kalau 5% cukup ? kalau 10% kayaknya kebesaran ya..
Pengalaman cutloss, misal pd saham ABCD sy entry di 5000, sy tetapkan target profit di 5300 misalnya, tp tidak langsung menetapkan target cutloss. 3 hari berikutnya mandek di 4500, hr ke-5 sy cutloss, ternyata berikutnya harga kembali ke harga sy entry. Sy pikir mau naik nih, sy entry lagi di 5000, ternyata 3 hari berikutnya turun lagi sampai ke 4500 lg, sy cutloss lg. Setelah cutloss ternyata harga ke 5000, bahkan sempet ke 5200. Hal itu terjadi sampai beberapa kali, sy pikir ABCD licin amat kayak belut..udah deh tinggalin aja..
Padahal ABCD kalau dilihat dari Bollinger Band dan MACD (5, 20, 60) grafiknya uptrend..
Salahkah metode sy dengan menggabungkan TA dari BB dan MACD yg uptrend, dieksekusi dengan trading short term (harian/mingguan) ?
Terkait penyebab market 'merah', kalau nett sell asing besar, maka membuat market menjadi 'merah'. Padahal ada para fund manager yg dananya juga triliunan, kok ngga bisa ngimbangin jg ya..
Ada lagi faktor politik. Kalau politik lg 'buruk', sebaiknya menjauh dulu ya dari trading pendek ? krn si 'raksasa' jg akan menjauh
Terima kasih..
Dear Mas Herlambang . . .
DeleteTidak ada angka cut-loss ajaib yang cocok untuk semua orang. TAPI, saran saya bagi trader pemula adalah untuk cut-loss kalau rugi 5%.
Kalau sudah lebih berpengalaman dan merasa 5% kurang oke, coba tentukan sendiri persentase cut-loss yang "nyaman" untuk anda.
Itu untuk TRADER jangka pendek.
Kalau anda INVESTOR jangka panjang, persentase cut-loss harus lebih besar (untuk memberikan ruang naik-turun harga lebih besar).
Saran saya untuk INVESTOR pemula adalah cut-loss kalau rugi 10-15%, tergantung seberapa panjang jangka panjang yang anda maksud. Makin panjang bingkai waktu anda, makin tinggi angka persentase cut-loss yang diperbolehkan.
TAPI. . . JANGAN PERNAH membiarkan saham RUGI lebih 20%.
Mengapa?
Karena semakin besar persentase kerugian, semakin besar PROFIT yang harus didapat untuk kembali ke angka impas.
salam kenal..saya mau tahu cara baca grafik saham di mana ya..??
ReplyDeleteMaaf saya tidak mengerti maksud anda.
ReplyDeleteTapi kalau anda mau belajar analisa teknikal (membaca grafik termasuk dalam analisa teknikal), coba mulai dengan membaca pos "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula."
http://terusbelajarsaham.blogspot.com/2013/01/analisa-teknikal-saham-pemula-open-high.html
Salam Bapak Iyan, salam kenal nama saya Swara. dalam dunia saham, saya masih terbilang sangat baru dan menurut saya Blog Bapak sangat membantu saya untuk lebih mengerti mengenai dunia ini.
ReplyDeleteKarena itu saya ucapkan banyak terima kasih atas semua tulisan yang telah Bapak Iyan buat:)
Sangat jelas dan mudah dimengerti.
Sukses selalu untuk kita bersama:)
Mas Yoga, terima kasih sudah meninggalkan komentar. Salam sukses selalu untuk anda.
DeleteDear Mas Iyan..
ReplyDeletePada buku ini (Come Into My Trading Room) mr. Elder menyebutkan "This last M (money) is your ultimate key to succes"..berarti money management sangat penting ya..
Oya, disitu juga disebutkan rule 2% dan 6%. Kalau berkenan mohon pencerahannya secara singkat tentang rule ini untuk meluruskan pemahaman sy..
Terima kasih..
Dear Mas Herlambang,
DeleteRule 2% dan 6% Alexander Elder sudah saya kupas di pos "Cara Cut-Loss Untuk Stop Kerugian Saham."
http://terusbelajarsaham.blogspot.com/2010/12/cara-cut-loss-untuk-stop-rugi-main_13.html
Coba baca pos tersebut perlahan-lahan sampai Bagian IV.
Dear Mas Iyan..
ReplyDeleteSy sudah baca pos yg direkomendasikan, dan sangat bermanfaat krn semakin mempertegas pemahaman sy
Ketika sy mengetahui rule 2% per saham dan 6% per bulan, sy pikir kok kecil amat ya (yg 2%), berarti kurang memberi kesempatan ruang gerak saham yg dikoleksi di portofolio. Mungkin ini adalah pola pikir yg salah bagi seorang pemula yg ilmu sahamnya masih sangat dangkal. Ternyata Mr. Elder pun pernah dibantah kenapa rule-nya cuma 2% oleh seseorang yg pastinya pemula jg, berarti hal ini mungkin hal yg wajar bagi para pemula. Lha wong top fund manager saja pasang 0.5%, pemula kok ngga terima diberi 2% ya..:-)
Untuk waktu hanya dibatasi 1 bulan, kalau misal untuk jangka menengah-panjang (6bl - 1th), aplikasinya kira2 bagaimana ya? apakah di buku sudah dijelaskan juga tp sy belum memahami ?
Terima kasih..
2% & 6% yang dimaksud Alexander Elder adalah 2% & 6%dari nilai portofolio.
DeleteRugi 2% dari portofolio--menurut saya--sudah termasuk BESAR. Nah, kalau ada pemula yang bilang bahwa 2% terlalu kecil, bisa saya asumsikan bahwa modal mereka relatif kecil.
Artinya, 2% dari Rp 10juta adalah Rp 200.000. Uang Rp 200ribu relatif kecil, apalagi kalau anda bergaji Rp 10juta per bulan.
Tapi 2% dari Rp 1 Milyar adalah Rp 20juta. Uang Rp 20juta, walaupun cuma 2% dari 1 Milyar, tapi cukup besar. Bahkan cukup (kata teman saya) untuk "kawin lagi."
Tentang waktu 1 bulan, perhatikan bahwa buku Alexander Elder adalah tentang TRADING, bukan investasi jangka panjang.
salam bung iyan, salam kenal,
ReplyDeletewah ane jadi sangat antusias dengan artikel artikel anda ini, clear and solutip apalagi ditambah "bisa untuk kawin lagi" ;)
terus tulis hal yang dapat membantu kami dalam menjalani trading agar menjadi proffessional trader.
salam.
Salam kenal juga bung fajar,
DeleteSaya sih maunya menulis dan menerbitkan pos sesering mungkin. Tapi menulis (untuk saya saat ini) bukanlah pekerjaan utama, hanya hobi. Jadi, ada kalanya hobi tidak mendapat prioritas waktu.
Kalau saat anda berkunjung di sini belum ada pos baru, mohon selang beberapa saat mampir lagi.
Terimakasih pak Iyan sudah dengan bersabar menjawab pertanyaan orang awam..salam.
ReplyDeleteTerimakasih Pa Iyan, saya tahu blog bapak dari buku Ryan Filbert.
ReplyDelete