Monday, April 28, 2014

Cara Investasi Saham Jangka Panjang Dengan Analisa Teknikal

Banyak pemula main saham mengira bahwa satu-satunya analisa untuk investasi saham jangka panjang adalah analisa fundamental.

 Salah.

Mereka juga mengira bahwa analisa teknikal hanya untuk trading saham jangka pendek.

 Juga salah.

Memang, kebanyakan investor jangka panjang adalah penganut analisa fundamental. Tapi ini tidak berarti analisa teknikal tidak bisa digunakan untuk investasi saham jangka panjang.

Tidak percaya?

Silahkan baca buku Secrets for Profiting in Bull and Bear Markets yang ditulis Stan Weinstein. Di buku ini Stan Weinstein menjelaskan dengan rinci cara investasi saham jangka panjang dengan analisa teknikal.

Figure 1. Cover Buku Stan Weinstein Secrets for Profiting in Bull and Bear Markets

[Catatan: Melihat foto Stan Weinstein di cover buku tersebut, anda mungkin menerka bahwa ini buku jadul. Betul, buku ini pertama kali terbit tahun 1988 dan bisa dikategorikan jadul.  Tapi konsep yang ditawarkan Stan Weinstein tetap relevan untuk saat ini.]


Filosofi yang diajukan Stan Weinstein adalah sebagai berikut:

1. Never buy or sell a stock without checking the chart.

Jangan pernah membeli atau menjual saham tanpa mengecek grafik saham.

2. Never buy a stock when good news comes out, especially if the chart shows a significant advance prior to the news release.

Jangan pernah membeli saham ketika keluar berita bagus, terutama bila terlihat di grafik bahwa harga saham sudah naik banyak sebelum berita keluar.

3. Never buy a stock because it appears cheap after getting smashed. When it sells off further, you'll find out that cheap can become far cheaper!

Jangan pernah membeli saham karena kelihatannya murah setelah harga saham anjlok banyak. Ketika saham turun lebih dalam lagi, anda akan tahu bahwa yang murah bisa menjadi lebih murah.

4. Never buy a stock in a downtrend on the chart.

Jangan pernah membeli saham yang grafiknya downtrend. (Belum tahu arti istilah downtrend? Silahkan baca pos "Arti Istilah Saham Trending Trendless.")

5. Never hold a stock that is in downtrend no matter how low the price/earnings ratio. Many weeks later and several points lower, you'll find out why the stock is going down.

Jangan pernah memegang saham yang sedang downtrend tak peduli seberapapun rendah price/earnings ration-nya. [Kalau anda belum tahu arti price/earnings ration, silahkan baca pos "Arti Istilah Price-to-Earnings Ratio."] Beberapa minggu kemudian dan beberapa point lebih rendah, anda akan tahu mengapa saham tersebut turun.

6. Always be consistent. If you find that you're sometimes buying, sometimes selling in practically identical situations, then there is something terribly wrong with your discipline.

Selalu konsisten. Kalau anda kadang membeli, kadang menjual pada situasi yang sama persis, berarti ada masalah besar dengan disiplin anda.

Figure 2. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan di Grafik Menurut Stan Weinstein

Jadi kalau anda ingin investasi saham jangka panjang tapi tidak minat membaca laporan keuangan perusahaan, silahkan pelajari cara investasi saham yang dijabarkan Stan Weinstein di buku Secrets for Profiting in Bull and Bear Markets.






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2014 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.] 

    29 comments:

    1. Grafik diatas pakai time frame Weekly ya pak?
      Apakah membeli saat pullback setelah breakout pak? Dan menjual saat pullback setelah breakdown?

      ReplyDelete
      Replies
      1. 1. Betul, time-frame grafik yang dipakai Stan Weinstein adalah Weekly (mingguan).

        2. Menurut Stan, membeli saat pullback (setelah breakout) cocok dilakukan trader.

        Untuk lebih jelas, silahkan baca buku Secrets for Profiting in Bull and Bear Markets.

        Delete
    2. Salam kenal pak iyan. Materi blog nya sangat bagus.
      Apakah pak iyan tipe seorang trader atau investor fundamental?

      Saya awalnya memakai analisis fundamental dalam investasi saham, namun setelah dijalani saya ternyata lbh cocok ke arah teknikal karena lebih sesuai dengan karakter saya.

      Mungkin bisa dishare kriteria pak iyan dalam memilih suatu saham?

      Salam
      Aldi

      ReplyDelete
    3. Aldi,

      Di halaman "About" saya memberitahu bahwa awalnya saya adalah investor jangka menengah menggunakan analisa fundamental. Setelah gagal total, saya beralih menjadi trader menggunakan analisa teknikal. Sampai sekarang saya tetap adalah trader.

      Kriteria memilih saham amat sangat banyak, tergantung apa yang anda mau. Stan Weinstein di buku Secrets for Profiting in Bull and Bear Markets menulis cukup jelas CARA ia memilih saham yang patut dibeli.

      ReplyDelete
    4. Mantap pak ilmunya, thanks for sharing. Saya sangat terkesan dengan ulasan pak iyan mengenai teori momentum. Selain itu ulasan mengenai mahal atau murahnya harga saham, so impressed :) Siapa yg tahu bahwa suatu saham sudah mahal atau masih murah?? Dan sangat sulit untuk memvaluasi hrg wajar saham. Setiap orang atau analis akan memiliki valuasi yg berbeda, karena semuanya tergantung dari asumsi yg dipakai.

      Kalo metode trading, saya banyak terinspirasi oleh ajaran darvas dan donchian

      ReplyDelete
      Replies
      1. Aldi, terima kasih untuk komentar dan pujian anda.

        Metode trading Darvas dan Richard Donchian sangat baik untuk ditiru.

        Delete
    5. terima kasih mas iyan atas berbagi ilmunya di dunia saham saya udah baca nih dari awal sampe akhir. rencana dulu saya mau nabung aja mas di saham jadi kaya warren buffet gitu jangka panjang tapi kok liat saham itu naik turun ga mungkin naik terus jadi kalo pas turun itu rasanya sayang banget gitu jadi rencana sya berubah nih mau trading bli saham bluchip pas lagi turun trus jual kalo naik hehehe.
      saya baru jadi rek efek tgl 30 mei kemarin langsung says setor langsung trading MPPA karena tgl 5 cum deviden, saya incar cum devidennya malah turun udah 2 hari rencana besok sya mau average ni mas tgl 5 mau bli lagi. tgl 6 mau saya lepas

      sebenernya banyak yang mau saya tanyain nih mas tapi ga cukup kalo di blog ini kayaknya hehehe
      1) mas iyan udah berkeluarga blom. klo saya blom umr sya masih 24 klo saya nikah uang gaji saya saya kasih istri saya jadi ga bisa trading nih. mas iyan cuma penghasilan jadi trader itu cukup ya buat hidup keluarga
      2) boleh nih mas iyan kasih saran pendapat buat saya gmn bagusnya

      terima kasih senior salam cuan

      ReplyDelete
      Replies
      1. Bung Setiawan_Jak, terima kasih untuk komentar dan pertanyaannya.

        1. Wah, langsung bertanya ke masalah pribadi nih. Saya jawab ya: usia saya hampir setengah abad. Menurut anda, saya sudah berkeluarga atau belum?

        Income trader TIDAK TERGANTUNG punya keluarga atau tidak. Income trader TERGANTUNG skill dan juga MODAL yang dimiliki.

        Misalkan seorang trader berpengalaman bisa mencari untung 12% per tahun. Apakah cukup untuk hidup berkeluarga?

        Kalau modal Rp 100 juta, untung 12% per tahun berarti Rp 12 juta per tahun = Rp 1 juta per bulan.

        Kalau modal Rp 1000 juta, untung 12% per tahun berarti Rp 120 juta per tahun = Rp 10 juta per bulan.

        Kalau modal Rp 10 Milyar, untung 12% per tahun berati Rp 1.2 Milyar per tahun = Rp 100 juta per bulan.

        Apakah penghasilan/income trading di atas cukup untuk hidup berkeluarga? Silahkan anda pertimbangkan dan jawab sendiri.

        Baca juga pos "Bisakah 'Hidup' Hanya dari Bermain Saham?"

        http://terusbelajarsaham.blogspot.com/2011/05/bisakah-hidup-hanya-dari-bermain-saham.html

        2. Saya tidak jelas: Saran/pendapat tentang apa?

        Delete
      2. ya bung iyan maksutnya gitu udah keluarga blum kalo anda hidup dari trader aja brrarti modal anda gede donk hehehe pos bung iyan udah saya baca smua kok

        saran buat saya main saham gitu buat cuan sama saran yg bagus buat pemula gitu kan yang udah pengalaman intinya aja bung iyan gmna

        saya seneng nih nyari nyari yg bagi deviden saya beli cum date ex date saya jual gitu bagus ga bung iyan.
        salam cuan

        Delete
      3. 1. Kalau anda sudah baca semua pos, anda tahu saran saya: Beli saham yang naik; Cut-loss saham yang turun. (Saya tidak merekomendasi saham spesifik.)

        2. Tentang beli saham cum dividen, silahkan baca lagi pos "Arti Istilah Cum dan Ex Dividen."

        http://terusbelajarsaham.blogspot.com/2011/07/arti-istilah-cum-dan-ex-dividen.html

        Delete
    6. Pak, saya mau bertanya mengenai alokasi portofolio. Beberapa literatur mengatakan, semakin sedikit jumlah saham dalam porto maka semakin baik karena trader akan semakin fokus. Memang setiap orang akan berbeda, namun bagaimana dengan pak iyan?

      Selain itu, apabila kita memiliki beberapa saham dalam porto (misal ada 5 saham), setelah berjalannya waktu ternyata hanya ada 2 saham yg hrgnya terus naik, sementara sisanya jalan di tempat atau bahkan turun sehingga hrs di cut loss. Apakah pak iyan biasanya switch ke 2 saham yg naik tadi dengan averaging-up? Untuk cash, apakah ada alokasi khusus in case ada kesempatan bagus untuk beli saham lain yg sedang naik?

      ReplyDelete
      Replies
      1. 1. Saya setuju dengan anjuran untuk membatasi jumlah saham dalam portofolio. Semakin banyak saham yang kita miliki, semakin sulit memonitor saham-saham tersebut. Ini tidak berarti portofolio kita hanya terdiri dari 1 atau 2 saham; tapi juga jangan punya 20-40 saham.

        2. Sebagai trader, saham yang tidak "perform" akan segera saya cut-loss. Untuk investor, coba pakai konsep BATAS WAKTU untuk menjual saham-saham yang tidak "perform."

        Silahkan baca pos "Cara Main Saham Untuk Pemula: Setelah Beli."

        http://terusbelajarsaham.blogspot.com/2012/08/cara-main-saham-pemula-setelah-beli.html

        3. Tentang cash, saya JARANG SEKALI membelanjakan SEMUA modal saya. Jumlah cash yang tersisa bahkan sering lebih dari 50%. Ini bukan hal yang baik ataupun benar dan tidak saya anjurkan karena terlalu banyak cash berarti tidak efisien. Saya berencana menulis pos tentang hal ini.

        Delete
    7. ya itu bung iyan teorinya gampang tapi pas praktek susah untuk cut loss. males rasanya rugi kita berharap saham pasti balik ke harga semula..

      mw tanya bung iyan pake chart apa ya buat liat grafiks aham yg bagus

      ReplyDelete
      Replies
      1. Kalau tidak mau cut-loss ketika rugi masih kecil, siap-siap saja cut-loss ketika rugi sudah amat besar.

        Delete
    8. Saya baru selesai baca buku Stan Weinstein. Banyak pelajaran berharga buat trader. Thanks pak sudah mengulasnya di blog ini.

      Mau share aja, ada buku yang menurut saya sangat bagus untuk trader: Trade Like a Stock Market Wizards (Mark Minervini). Relatif masih baru dipublish thn 2013. Minervini seorang mantan US trading championship dan memiliki return yg sangat fantastis. Style tradingnya terinspirasi oleh Weinstein, Livermore, Darvas dan Richard Love. Dia juga menekankan bahwa disiplin, konsistensi dan cut loss adalah hal utama untuk berhasil dalam trading saham.

      Saya bukan promosi, tapi buku ini highly recommended :)

      ReplyDelete
      Replies
      1. Bung Aldi, terima kasih untuk sharing-nya.

        Saya sudah baca "Trade Like a Stock Market Wizard" karya Mark Minervini. Recommended.

        Pada saat awal membaca buku ini saya merasa tulisan Mark Minervini banyak miripnya dengan ide Stan Weinstein di buku "Secrets for Profiting in Bull and Bear Markets". Barulah di pertengahan buku Mark menjelaskan bahwa cara ia main saham terinspirasi oleh tulisan Stan Weinstein.

        Promosi juga gak apa-apa. Tapi Aldi bukan saudara, teman, atau kenalan Mark Minervini kan? Kalau saudara, bisa dicap KKN lho. :-)

        Delete
    9. Mantap pak. Ulasan dia mengenai rasio PER/PBV bukan segalanya dalam trading saham sangat mengesankan. PER atau PBV tinggi bukan berarti harga saham sudah mahal, buktinya banyak saham dengan PER tinggi masih bisa terus naik karena over-optimism investor.

      Apa pak iyan punya list bacaan buku lain yg top recommended, ntar saya mau baca juga :)

      ReplyDelete
      Replies
      1. Saya sudah lama tidak (mau) tahu PER atau PBV saham. Tapi jangan salah mengerti bahwa PER dan PBV itu tidak penting. PER dan PBV adalah bagian Analisa Fundamental, jadi kedua rasio ini PENTING untuk analis fundamental.

        Trader yang notabene adalah pemain saham jangka pendek tidak harus tahu rasio-rasio analisa fundamental. Kalaupun tahu, rasio-rasio tersebut hanya sebagai informasi tambahan saja.

        Memang, amat sangat baik kalau anda BISA dan PUNYA WAKTU untuk tahu SEMUA informasi tentang saham baik dari sisi fundamental DAN dari sisi analisa teknikal. MASALAHNYA, di zaman sekarang ini kita DIBANJIRI data dan informasi. Berusaha mencari semua informasi tentang saham hanya akan membuat kita pusing dan bingung.

        Tentang buku rekomendasi saya, Aldi bisa lihat di Tab "Buku" (di bawah judul blog ini, sederetan dengan tab Home, About, Profil, Kurikulum, Istilah Saham.)

        Delete
    10. Betul pak... too much information will kill you.
      Sekarang saya coba fokus belajar pada hal-hal yang basic saja dulu secara sistematis. Apalagi dunia saham benar-benar luas, banyak sekali yang harus dipelajari, lihat deh judul blog di atas.... hehehe

      ReplyDelete
      Replies
      1. Mama Naunau,

        Too much love...eh...information can kill investor and trader.

        Saya setuju bahwa belajar apapun harus dimulai dari dasar. Bayi tidak bisa langsung berlari. Merangkak dulu, lalu belajar berdiri, berjalan, barulah bisa berlari.

        Masalahnya, hampir semua orang (termasuk saya waktu baru mulai main saham) bermimpi mau untung dalam sekejab. Tapi, yang biasanya terjadi adalah BUNTUNG dalam sekejab.

        Delete
    11. Analisa teknikal juga bisa dilakukan untuk menganalisa pergerakan harga saham jangka panjang. pojokinvestasi.com

      ReplyDelete
    12. Nah ini pos yang saya tunggu2.. Ternyata Pak Iyan juga nulis tentang investasi jangka panjang mengg teknikal, karena saya ingin fokus disini. Saya juga nggak punya banyak waktu untuk jadi scalping trader, saya ingin main mingguan sja.

      Menurut saya, kalau ingin investasi saham menggunakan mid - long term (yang jelas bukan harian) itu menggunakan MA... Tapi masalahnya terkadang saya agak ragu, karena MA ini kan indikator lagging. Yang ingin saya tanyakan:

      1. MA selalu mengikuti pergerakan harga. Sering saya lihat saat saham ASRI misalnya, harganya rebound, maka MA 15 yang saya pakai juga menunjukkan tren naik. APakah dengan ini saya bisa masuk di saham yang MA nya naik karena trennya ikut naik? apakah itu berarti kalau MA 15 nya naik, berarti dalam 15 hari kedepan harganya kira2 akan naik terus secara tren?

      2. Saya bingung bedanya grafik daily, weekly, monthly.. Apakah itu pengaruh ke investasi jangka pendek dan panjang? Maksud saya, misalnya saya ingin investasi beberapa minggu, artinya saya harusnya pakai grafik weekly disertai MA? APakah kalau saya ingin trading mingguan, lalu grafik daily yang saya pakai berarti bisa memberikan sinyal palsu?

      Terima kasih Pak Iyan

      ReplyDelete
      Replies
      1. 1. Semua analisa, teknikal atapun fundamental, ujung-ujungnya adalah NEBAK.

        Kalau MA 15 sedang naik berarti 15 hari belakangan ini trend sedang naik.

        Apakah ini berarti BESOK trend pasti naik?

        Tidak. TIDAK ADA yang tahu PASTI apakah besok trend tetap akan naik.

        Tapi berdasarkan prinsip MOMENTUM, kemungkinan lebih besar trend akan melanjutkan momentum-nya.

        2. Tentang grafik daily, weekly, monthly, anda yang harus berkesperimen sendiri. Sekali lagi saya ulangi: anda harus mencari time-frame (bingkai waktu) grafik yang sesuai dengan time-frame main saham anda.

        Delete
      2. Saya sekarang lebih ke trading jangka mingguan Pak..
        Hehehe

        Terima kasih pencerahannya

        Delete
    13. Malam pak Iyan..
      Buku diatas ada terjemahan bahasa Indonesia nya gak ya?

      ReplyDelete
      Replies
      1. Setahu saya sih tidak ada. Tapi saya tidak tahu pasti.

        Delete
    14. Halo, Pakdhe Iyan.

      :-) Saya rubah dengan "Pakdhe" ketimbang "Pak" nggih, Pakdhe Iyan. Komentar Pakdhe kepada Setiawan_Jak yang meyakinkan saya memanggil dengan kata - kata "Pakdhe".

      Pakdhe Iyan, saya masih bingung dengan poin 6. Maksud dari transaksi kadang jual kadang beli dalam situasi yang sama persis tetapi ada permasalahan besar dengan disiplin bagaimana nggih, Pakdhe? Bukankah kalau kita disiplin pastilah tentunya kita konsisten. Mohon penjelasannya, Pakdhe.

      Demikian. Terima kasih, Pakdhe Iyan. Salam...

      Badung, 1 Oktober 2020

      ReplyDelete
      Replies
      1. Maksud dari poin 6: kalau situasi/kondisi SAMA, anda terkadang beli terkadang jual, artinya anda TIDAK konsisten.

        Kalau mau konsisten, pada situasi tersebut anda harus selalu beli (atau selalu jual).

        Delete
      2. Terima kasih, Pakdhe Iyan, atas jawabannya...

        Delete

    Pertanyaan dan komentar anda akan saya jawab sesegera mungkin. Maaf, saya tidak menerima pertanyaan dan komentar anonim/unknown. Promosi, iklan, link, dll, apalagi hal-hal yang tidak berhubungan dengan main saham TIDAK AKAN ditampilkan.