Saturday, August 4, 2018

Trading Saham Cepat atau Investasi Jangka Panjang?

Di pos "Tanggapan Pilih Mana: Investasi Saham Jangka Panjang atau Trading Saham Jangka Pendek?" saya menyatakan bahwa anda harus mencari tahu sendiri apakah anda lebih cocok investasi saham jangka panjang atau trading saham cepat. Nah, di pos ini saya akan membahas topik tersebut dari sudut pandang lain.

MISALKAN anda BISA trading saham jangka pendek dan juga BISA investasi saham jangka panjang. Sebaiknya pilih yang mana?

Victor Sperandeo di buku Trader Vic —Methods of a Wall Street Master menyarankan:

Figure 1. Sampul Depan Buku Victor Sperandeo Trader Vic - Method of a Wall Street Master

Be an investor in the early stages of bull markets. Be a speculator in the latter stages of bull markets and in bear markets.

Terjemahannya kira-kira begini:

Jadilah investor (jangka panjang) pada permulaan pasar yang Bullish. Jadilah spekulator di akhir pasar Bullish dan saat pasar Bearish.

(Kalau anda belum tahu arti Bullish dan Bearish, silahkan baca pos "Arti 'Bullish' dan 'Bearish' di Bursa Saham.")

Saran Victor Sperandeo sangat penting dicamkan karena yang sering dilakukan pemain saham adalah kebalikan dari saran tersebut: Jadi investor saham jangka panjang saat pasar Bearish (alias nyangkut) dan jadi trader cepat saat pasar Bullish (alias kebelet jual).

Menjadi nvestor saham jangka panjang saat pasar Bearish—sebenarnya—tidak salah. Masalahnya: mayoritas investor saham jangka panjang saat pasar Bearish adalah karena saham yang mereka beli harganya turun. Dengan kata lain: mereka terpaksa menjadi investor jangka panjang karena sahamnya nyangkut. Bukan karena pilihan.

Menjadi trader cepat saat pasar Bullish juga—sebenarnya—tidak salah. Tapi, mayoritas trader saham cepat saat pasar Bullish adalah karena saham yang mereka beli harganya naik dan mereka ingin cepat-cepat merealisasikan profit. Masalahnya: setelah dijual, harga saham malah meroket. 

Oke, oke, kata anda. Tapi bagaimana caranya saya tahu market sedang Bullish atau sedang Bearish?

Pertanyaan yang sangat bermutu.

Saya sangat setuju dengan saran Victor Sperandeo di atas tapi saran tersebut akan saya sederhanakan agar anda TIDAK PERLU tahu apakah market sedang Bullish atau Bearsih.

Saran Iyan Terus Belajar Saham adalah sebagai berikut:

Jadilah investor saham jangka panjang saat saham anda naik. Jadilah trader jangka pendek saat saham anda turun.

Artinya, kalau saham yang anda beli naik, biarkanlah ia naik. Tapi kalau saham yang anda beli turun, lekas-lekaslah jual.

Jangan terbalik.






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2018 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

17 comments:

  1. Menarik..saya selalu menunggu artikel terbaru Pak Iyan. Keep inspiring Pak.

    ReplyDelete
  2. Kemana aja bang kok lagi posting artikel lagi? Lagi panen TCPI ya bang? 10 hari ini big cap lagi menggeliat, bagaimana tanggapan abang?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lama nggak posting lantaran lagi males karena merasa gak ada untungnya (spirituil, apalagi materiil) ngelanjutin blog ini.

      Ditambah lagi (banyak) tulisan dan ide di blog ini dijiplak tanpa memberi kredit ke blog ini.

      Tapi akhirnya gak tahan juga saat dorongan menulis datang lagi menggebu-gebu.

      Gak panen TCPI karena saya jual kecepatan.

      Saya masih belum tertarik tuh sama big cap.

      Delete
    2. Sekelas bang Iyan yang sudah bertahun-tahun trading saham bisa terlalu cepat menjual saham yang masih menanjak naik, apalagi saya yang baru 2 tahun. Saya jadi semakin semangat belajar trading.

      Delete
    3. Jangan berhenti pak tulisan pak iyan sangat membantu kami para pemula. saya baru akan memulai trading saham tetapi sy masih bingung menentukan posisi cut loss, trailing stop dan take profit idealnya hehe...

      Delete
    4. Main saham walaupun sudah ratusan tahun, pasti masih akan sering salah.

      Saya masih sering jual terlalu cepat, cut-loss terlalu lambat, tidak berani beli saham naik, dll.

      Maka dari itu blog ini saya namakan TERUS BELAJAR MAIN SAHAM, bukan BELAJARLAH DARI (saya) PAKAR SAHAM.

      Delete
    5. Bang Iyan kalau ada salah satu cara yang simpel dan relatif meyakinkan yaitu dengan menarik garis trend, kenapa beberapa orang menggunakan teknik lain? Misal menghitung MA20 MA50 dll. Padahal seperti kata bung Iyan endingnya menebak.

      Delete
    6. Setiap orang kan punya pendapat sendiri-sendiri. Tambahan lagi, menurut saya, tidak ada cara yang 100% pasti benar. Namanya juga nebak, kan.

      Artinya, cara menarik garis trend yang disarankan Victor Sperandeo juga tidak pasti 100% benar. Tapi yang penting, CARA menarik garis trend tersebut KONSISTEN untuk setiap garis trend yang ditarik.

      Jadi, yang PALING PENTING bukan caranya, tapi ke-KONSISTEN-an penerapan cara tersebut.

      Kalau mau pakai MA20, MA50, boleh saja dong. Yang penting KONSISTEN.

      Delete
  3. Saya pegang tcpi pak masih saya hold. Udah saya jual setengah karena kemarin udah turun 100 persen dari new high. Terus naik lagi mknnya saya jual setengah di gain 50 persen cari aman pak hehe.

    Kenaapa Pak iyan gak masuk tcpi lagi pak kalo chartnya full body. Menurut saya masih uptrend maknnya saya hold.

    Apa gak masuk karena udah ketinggian ya pak harganya

    Makasih bung iyan salam penggemar

    ReplyDelete
    Replies
    1. setiawan_jak,

      Dari mana anda tahu saya gak masuk TCPI lagi?

      Delete
    2. Bapak jawab komen diatas.

      Saya ga panen tcpi karna udah dijual kecepatan
      Berarti bapak masih masuk ya walapun saham tersebut udah dijual yang terpenting masih uptrend

      Delete
    3. Kalau saham sudah saya jual tapi masih naik lagi, saya harus mengaku salah.

      Caranya?

      Dengan membeli lagi saham tersebut.

      Delete
  4. Be an investor to floating gain, a trader to floating loss.
    Merasa diri adalah trader atau investor hanya akan membatasi gerak kita menghasilkan profit. Apalagi dikondisi bursa sekarang pak iyan, pasti banyak yg jadi investor dadakan karna nyangkut

    ReplyDelete
  5. Halo pak Iyan, selamat siang

    Pada kondisi seperti bursa seperti skrg, sempat terpikir/tergoda kah bapak utk membeli saham (bukan saham gorengan, tapi perusahaan yg sebetulnya bagus) yang harganya sudah turun amat dalam?
    Atau pak Iyan tdk pernah tertarik membeli ketika saham tsb sedang downtrend, apapun alasannya?

    Terima kasih pak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pada kondisi bursa Bearish (seperti saat ini), saya juga trading buy saham yang sudah turun amat dalam (oversold).

      Tapi perlu saya tekankan bahwa mencari untung dari membeli saham yang turun (walaupun turunnya sudah sangat dalam) JAUH LEBIH SULIT daripada mencari untung dari membeli saham yang Uptrend.

      Mengapa?

      Karena saham yang sudah turun amat banyak masih bisa turun lebih dalam lagi.

      Delete
  6. Pak Iyan yth,

    Dalam kondisi pasar bearish saat ini, faktor2 apa saja (indikator dalam analisis fundamental spt PBV, PER, dll) yg menjadi pertimbamgan utama bapak dalam memilih/membeli saham yg memberikan keuntungan maksimal.

    Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya dalam trading TIDAK memperhatikan indikator Analisa Fundamental.

      Saya hanya memakai indikator Analisa Teknikal.

      Delete

Pertanyaan dan komentar anda akan saya jawab sesegera mungkin. Maaf, saya tidak menerima pertanyaan dan komentar anonim/unknown. Promosi, iklan, link, dll, apalagi hal-hal yang tidak berhubungan dengan main saham TIDAK AKAN ditampilkan.