Sunday, December 26, 2021

Averaging Down: Tips & Saran

Apa itu "Averaging Down"?

Averaging Down dalam bermain saham artinya adalah membeli lagi saham (yang anda sudah punya) di harga lebih rendah dengan tujuan menurunkan harga beli rata-rata.

Di pos "Arti Istilah 'Averaging Down'" saya kemukakan bahwa secara umum, melakukan Averaging Down adalah tindakan yang salah.

Masalahnya, saya merasa bahwa banyak pemain saham sering melakukan Averaging Down. Mayoritas melakukan Averaging Down karena mereka tidak tahu bahwa itu tindakan yang salah. Tapi tidak sedikit pula pemain saham yang tahu bahwa Averaging Down adalah tindakan yang salah tapi tetap saja mereka lakukan.

Karena itu, di bawah ini saya akan memberikan tips dan saran Averaging Down agar tindakan yang salah tersebut tidak menjadi fatal.

 

Tips dan Saran "Averaging Down" Pertama

Karena tindakan Averaging Down secara umum adalah tindakan yang salah, saran saya yang pertama adalah: JANGAN melakukan Averaging Down.

Daripada melakukan Averaging Down, lebih baik anda cut-loss (jual rugi) saja saham tersebut.

Tapi mas Iyan, sergah anda, saya tidak mau cut-loss. 

Nah, kalau anda masih juga tidak mau cut-loss, silahkan lanjut ke Tips Kedua

 

Tips dan Saran "Averaging Down" Kedua

Kalau anda bersikukuh masih ingin melakukan Averaging Down walaupun sudah tahu bahwa tindakan itu salah, belilah lagi saham tersebut hanya kalau sudah turun (relatif) banyak.

Artinya begini: kalau anda punya saham CAPE dan CAPE biasanya bergerak naik-turun 10% per hari, JANGAN Average Down ketika CAPE turun hanya 10% (atau kurang) dari harga beli anda. Belilah CAPE kalau harganya sudah turun lebih dari 10%, misalkan 20 atau 30%.

Mengapa?

Karena kalau anda membeli lagi CAPE saat ia turun sedikit, dan CAPE masih turun lebih dalam, kerugian anda akan bertambah banyak.

Mohon diingat bahwa anda melakukan Averaging Down dengan harapan setelah anda beli CAPE lagi, CAPE akan berhenti turun dan berbalik naik. Masalahnya, kalau anda belinya terlalu dekat (dari harga beli pertama), kemungkian besar CAPE masih akan turun lebih dalam lagi.


Tips dan Saran "Averaging Down" Ketiga

Saat melakukan Averaging Down (pertama), belilah saham dalam jumlah relatif sedikit dari saham yang sudah anda miliki.

Artinya begini: Kalau anda sudah punya saham CAPE sebanyak 100 lot, dan saham CAPE turun dan anda mau membeli lagi, belilah lagi (pertama kali) dalam jumlah 50 lot atau kurang.

Artinya juga, JANGAN BELI saham yang di Average Down dalam jumlah LEBIH BANYAK dari yang sudah anda miliki.

Mengapa?

Masih alasan sama seperti di atas: setelah anda beli lagi saham CAPE, saham tersebut masih bisa turun lagi.



Pos-pos yang berhubungan:

[Pos ini ©2021 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

10 comments:

  1. Malam pak iyan, terkait dgn cutloss menurut pak iyan sebaiknya apa cara cutloss yg paling cocok digunakan di saham2 yg fluktuasi nya tinggi ya pak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cara cut-loss saham yang fluktuasi nya tinggi, menurut saya, adalah CUT-LOSS SECEPAT MUNGKIN.

      Nah, SECEPAT MUNGKIN (cut setelah turun berapa banyak) ini yang terkadang susah menentukannya.

      Delete
  2. Sy sdh membaca semua artikel bpk dr awal sampai akhir dan bbrp kali jg sy ulang dan pahami. Terkait dgn pertanyaan sy ttg cara cutloss di saham fluktuatif sebelumnya, sy jd teringat ttg artikel bpk ttg penggunaan indikator ATR yg salah satu fungsinya klo sy tdk salah adlh untuk mengkategorikan saham berdasar fluktuasi nya. Namun terus terang sd saat ini mungkin itu satu2nya artikel dr bpk yg belum bs sy pahami apa kaitannya artikel tsb dgn artikel yg lain dan bgmn caranya indikator tsb bs dimanfaatkan utk mendukung kesuksesan dlm trading di bursa saham?

    Atas jawaban dan tambahan ilmunya sy haturkan bny terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tentang pos penggunaan Average True Range:

      Tujuan utama pos (YouTube) tersebut adalah menjelaskan cara menampilkan indikator Analisa Teknikal (dengan memakai contoh indikator ATR)di aplikasi HOTS Mirae Trading.

      Saya tidak menjelaskan ATR dengan mendalam karena saya tidak handal menggunakan indikator tersebut dan, akhirnya, saya berhenti memakai indikator tersebut.

      Jadi,anjuran saya: anda tidak perlu memahami mendalam ATR. Asal tahu saja sudah cukup.

      Delete
  3. Terimakasih jawaban nya ttg ATR diatas pak.

    Mohon ijin utk bertanya lagi, di artikel bpk ada disebutkan bahwa higher open bs mjd penanda saham naik sebagaimana higher high dan higher low. Tapi ada salah satu kalimat juga yg menyiratkan sebaliknya bahwa harga higher open juga bs mjd tidak berarti saham akan naik (namun sy lupa kalimat persis nya dan judul artikel nya).

    Bolehkah mohon dijelaskan terkait higher open yg bs digolongkan 'mubadzir' tadi pak?

    Terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau saya tidak salah ingat, Higher Open yang dapat digolongkan 'mubadzir' adalah kalau Higher Open itu hanya terjadi dalam waktu sangat singkat lalu harga turun dan tidak naik lagi ke kisaran Higher Open.

      "Real" Higher Open adalah kalau harga bertahan di kisaran harga Higher Open tersebut dalam waktu (relatif) cukup lama.

      Lebih "bullish" lagi adalah kalau Higher Open lalu harga tidak pernah turun ke bawah Higher Open ini.

      Delete
  4. Terimakasih pak tambahan ilmunya.

    Mohon satu lagi pak, terkait cara cutloss, sy sdh membaca aartikel bapak terkait hal tsb yaitu cutloss dgn metode nominal dan cutloss dgn metode prosentase. Sy sdh mencoba keduanya dgn tentu saja mempertimbangkan fluktuasi saham tsb spt yg bpk ajarkan, namun tetap sd skr sy msh blm bs menemukan cara yg paling pas utk cutloss dlm artian msh sering terkena gocekan saham tsb.

    Sekiranya bpk berkenan, mohon arahan nya terkait dgn pilihan cara cutloss lain yg bs sy jadikan acuan yg konsisten dan dpt diandalkan.

    Sebelumnya sy ucapkan terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cut-Loss cara apa pun tidak ada yang ideal. Masing-masing ada kelemahan dan kelebihannya.

      Cut-loss metode nominal dan metode persentase mempunyai kelebihan sebagai cara yang (relatif) mudah dilakukan tanpa harus tahu analisa teknikal.

      Nah, kalau anda mau belajar metode cut-loss yang (mungkin) lebih konsisten, anda harus--HARUS--terlebih dulu mempelajari Analisa Teknikal.

      Cut-loss dengan Analisa Teknikal secara ringkas adalah sebagai berikut:

      Cut-loss kalau harga turun MENEMBUS (ke bawah) titik Support.

      Apa artinya?

      Artinya anda harus terlebih dahulu menentukan (dengan Analisa Teknikal) di mana titik Support saham tersebut.

      Delete
  5. Dari sedikit ilmu analisa teknikal sy ada bbrp support yg selama ini sy pernah coba pak, low candle, mother candle, trendline, swing low, fibonacci serta MA. Namun sy belum bs menyimpulkan mana yg relatif lebih kuat drpd yg lainnya. Mohon sharingnya pak, kl menurut bpk mana yg sekiranya paling konsisten dan relatif lebih dapat diandalkan ya pak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saran:

      Pakailah SATU metode Support/Resistance dan laksanakan dengan KONSISTEN.

      Mohon diingat: tidak ada metode yang selalu benar dan paling handal. Semua ada kelebihan dan kekurangan.

      Tapi selama anda melakukannya dengan KONSISTEN, dalam jangka panjang (menurut saya) hasilnya kurang lebih sama saja.

      Delete

Pertanyaan dan komentar anda akan saya jawab sesegera mungkin. Maaf, saya tidak menerima pertanyaan dan komentar anonim/unknown. Promosi, iklan, link, dll, apalagi hal-hal yang tidak berhubungan dengan main saham TIDAK AKAN ditampilkan.