Prinsip ketiga: Sebelum anda percaya pada analisa teknikal, anda harus terlebih dulu percaya pada dalil momentum.
Dalil momentum mengatakan bahwa sesuatu yang bergerak maju akan cenderung tetap bergerak maju; yang bergerak turun, cenderung tetap turun; yang tidak bergerak, cenderung tetap tidak bergerak.
Kalau anda ingin membuktikan dalil ini, coba anda mendorong mainan mobil-mobilan. Mobil itu akan meluncur, lalu kecepatannya melambat sebelum berhenti. Mobil tersebut tidak berhenti mendadak, apalagi langsung berubah dari maju menjadi mundur. Coba anda pikirkan, adakah benda yang sedang bergerak maju cepat lalu tiba-tiba berbalik arah tanpa terlebih dahulu memperlambat majunya?
Dalil momentum yang merupakan hukum fisika juga berlaku dalam pergerakan harga saham. Saham yang sedang dalam trend naik biasanya tidak langsung anjlok lagi ke harga semula. (Kalau saham mencoba naik tapi langsung turun ke harga semula, ini berarti saham tersebut belum bermomentum naik.) Saham yang sedang dalam trend turun tidak langsung berubah arah dan naik dengan kencang. Saham yang bergerak sideway kemungkinan akan tetap sideway sampai ada aksi beli atau jual signifikan yang meretas gerakan sideway ini. (Kalau anda tidak tahu arti istilah trend dan sideway, silahkan baca pos "Arti Istilah Saham Trending Trendless.")
Kalau anda masih kurang yakin dengan dalil momentum ini, saya sarankan anda memperhatikan gerak harga beberapa saham selama beberapa bulan. Coba anda lihat sendiri apakah benar saham yang sedang turun lebih cenderung turun, saham yang sedang naik lebih cenderung naik, saham yang bergerak sideway lebih cenderung sideway.
Kalau setelah beberapa bulan menelaah gerakan harga saham anda masih tidak percaya dalil momentum, artinya anda tidak akan percaya pada analisa teknikal apapun dan sebaiknya anda menghindari menggunakan analisa ini.
Prinsip Keempat: Prediksi dari analisa teknikal bersifat TIDAK absolut.
Tidak absolut? Kok begitu?
Artinya, hanya karena analisa teknikal memberi sinyal bahwa saham akan naik, tidak berarti saham tersebut harus naik. Analisa teknikal (seperti juga analisa fundamental dan analisa-analisa lainnya) bersifat prediksi atau, dengan kata lain yang lebih gamblang, nebak. Intinya, ketika kita menebak, tebakan kita bisa salah.
Karena kemungkinan salah ini, anda harus selalu siap untuk cut-loss, apapun metode Technical Analysis yang anda gunakan.
Misalkan saja metode analisa teknikal yang anda pakai menyatakan bahwa saham ELTY akan naik. Tapi setelah anda beli, kenyataanya ELTY malah turun. Perbedaan sinyal dengan kenyataan ini berarti ada yang salah. Kesalahan ini bisa saja karena analisa teknikal yang anda gunakan tidak berfungsi baik pada situasi tersebut atau bisa juga karena anda salah menginterpretasi sinyal tersebut.
Misalkan saja metode analisa teknikal yang anda pakai menyatakan bahwa saham ELTY akan naik. Tapi setelah anda beli, kenyataanya ELTY malah turun. Perbedaan sinyal dengan kenyataan ini berarti ada yang salah. Kesalahan ini bisa saja karena analisa teknikal yang anda gunakan tidak berfungsi baik pada situasi tersebut atau bisa juga karena anda salah menginterpretasi sinyal tersebut.
Apapun sebabnya, kenyataan yang bertolak belakang dengan harapan/prediksi mengharuskan anda untuk mengambil sikap: menyalahkan analisa teknikal atau menyalahkan pasar. Karena pasar tidak pernah salah, berarti yang salah adalah metode analisa yang anda gunakan. Kesimpulannya: kalau salah, anda harus cut-loss. Jangan berargumentasi dengan pasar. Untuk lebih tahu tentang cara cut-loss/stop-loss, silahkan baca pos “Cara Cut-Loss Untuk Stop Kerugian Saham.”
Mungkin anda protes, “Kalau analisa teknikal tidak menghasilkan prediksi yang absolut, ngapain gue pake?”
Jawaban ini akan anda temukan pada prinsip kelima.
Jawaban ini akan anda temukan pada prinsip kelima.
Prinsip Kelima: Analisa Teknikal digunakan karena bersifat konsisten dan unbiased (tidak memihak).
Memang analisa teknikal sering menelurkan prediksi salah. Tapi pemain saham tetap memakai analisa teknikal karena sifatnya yang konsisten dan unbiased. Apa maksudnya?
Salah satu sebab utama pemain saham rugi adalah karena ia tidak konsisten ketika mengambil keputusan beli atau jual. Ia memutuskan membeli dan menjual hanya berdasarkan “feeling,” cara yang saya namakan metode “semau udel.”
“Feeling gua saham BBRI mau naik nih. Jadi gua beli lah,” begitu kira-kira argumentasi yang diberikan. Tidak ada penjelasan lebih lanjut, tidak ada sebab-akibat, tidak ada perhitungan matematis, tidak ada analisa spesifik.
Masalahnya, “feeling” tidak bisa diukur dan tidak bisa dikalkulasi dengan jelas. Lagipula “feeling” anda tergantung apakah anda senang, sedih, siaga, ngantuk, lapar, kenyang, jatuh cinta, patah hati. Karena sifat “feeling” yang tidak konsisten ini, anda bisa melakukan kesalahan terus-menerus karena anda tidak menggunakan patokan jelas untuk memutuskan beli atau jual saham.
Berbeda dengan analisa teknikal.
Analisa teknikal dikalkulasi dengan menggunakan data otentik harga (dan volume) saham. Harga dan volume ini adalah fakta, tetap sama, dan tidak tergantung kondisi anda. Juga tidak tergantung hari yang cerah, mendung, panas, dingin, hujan. Perhitungan matematis analisa teknikal bersifat konsisten dan tidak memihak, sifat yang sangat penting ketika anda berhadapan dengan pasar dan diri anda yang kondisinya berubah-rubah.
Demikian prinsip-prinsip dasar analisa teknikal. Cerna dan cermati. Hanya setelah anda setuju dengan prinsip-prinsip ini, barulah anda siap mempelajari analisa teknikal secara mendalam.
Silahkan lanjut baca ke pos "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula."
Pos-pos yang berhubungan:
Silahkan lanjut baca ke pos "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula."
Pos-pos yang berhubungan:
- Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula
- Saham Yang Layak Dibeli Menurut Analisa Teknikal
- Arti Istilah Saham Trending Trendless
- Definisi Uptrend, Downtrend, Sideway
- Apa Inti Analisa Fundamental?
Pak Iyan, saya ada pertanyaan lagi,
ReplyDeletesebagai pemula, untuk mempelajari analisa teknikal tentunya cukup sulit bukan, sejauh ini yg saya paham hanya moving average saja, sedangkan yg lain2 saya belum paham.
kalau begini bagaimana saya bisa menentukan saham apa dan di harga berapa saya harus beli?
nah, sebagai pemula apakah lebih aman apabila mengukuti saran dari miss: broker atau semacamnya, biasanya mereka mengirimkan daftar2 saham yang layak dibeli hari itu beserta target dan titik cut loss.
akan tetapi tentunya kita tidak bisa percaya begitu saja bukan?
kalau begitu bagaimana cara menentukan saran mana yang dapat kita ambil sebagai acuan dalam membeli saham?
bagaimana menurut pak Iyan?
Tika, analisa teknikal ada yang rumit dan ada juga yang sederhana. Moving Average termasuk yang sederhana tapi juga termasuk yang reliable.
DeleteSeperti yang saya sarankan di pos "Cara Membeli Saham Untuk Pemula Bagian I," sebaiknya Tika memilih beberapa saham yang menarik perhatian Tika. Lalu, kalau Tika memang lebih memilih memakai Analisa Teknikal, ikuti pergerakan saham-saham tersebut dengan Moving Average (MA) yang sudah Tika pahami. Coba cari kondisi MA yang kelihatannya menghasilkan untung.
Menganalisa saham dengan cara apapun memang tidak mudah. Tapi menganalisa sendiri suatu saham jauh lebih baik daripada menelan bulat-bulat rekomendasi orang lain (yang seperti kata Tika, tidak boleh dipercaya begitu saja). Memang, Tika akan membuat banyak kesalahan. Belajarlah dari kesalahan ini. Lambat-laun Tika akan bisa membuat keputusan yang menguntungkan.
Kalau memang Tika merasa terlalu sulit untuk menganalisa sendiri, silahkan ikuti rekomendasi dari broker. Jangan langsung membeli saham yang direkomendasi. Telaah bagaimana hasil rekomendasi tersebut, apakah banyak yang benar. Kalau memang banyak yang benar, cobalah beli. Apakah menguntungkan? Kalau iya, lanjutkan. Kalau tidak, cari rekomendasi pihak lain.
Belajar main saham harus melalui proses trial-and-error. Tak bisa dielakkan akan banyak error pada awalnya.
Semoga membantu
terimakasih atas saran nya pak Iyan.
Deletesangat menbantu.
Pak Iyan, saat ini saya sedang bingung apa yang harus saya lakukan. saya invest di TMPO hari Senin 31 Maret , harga close Hari Jum'at 27 Maret lalu 190 yaitu mengalami kenaikan yang sangat besar dari hari Kamis 26 Maret, Pagi hari 31 Maret saya antusias untuk membeli karena saya menggunakan analisa teknikal moving average 6 dimana memotong grafik harga dari atas.
ReplyDeletetapi sayangnya malah berangsur angsur turun sampai sekarang berada di 149, saya memang baru 1 minggu ini coba invest di pasar modal dan niat saya adalah trading karena modal relatif kecil (saat ini 1 juta, dan sudah saya habiskan full di TMPO), saya tidak menjual karena secara psikologis saya mengharapkan kenaikan pada pra pemilu dan pasca pemilu.
apa saran pak Iyan untuk saya Pak? , apakah saya harus segera jual atau biarkan dulu sampai setidaknya harga mencapai 180, karena kalau saya jual pada harga saat ini tentu kerugiannya cukup besar secara persentase.
Kalau saya menggunakan moving average idealnya berapa hari ya pak settingannya? THX
Kalau anda baca di halaman "About", saya menyatakan bahwa saya tidak merekomendasi jual beli saham spesifik di blog ini.
DeleteYang selalu saya anjurkan adalah untuk CUT-LOSS kalau rugi sedikit/belum terlalu banyak. Kalau sudah rugi banyak...saya ingin menyarankan cut-loss.
Tapi saran saya untuk cut-loss kalau rugi sedikti tidak anda gubris. Masa mungkin anda nurut untuk cut-loss ketika rugi sudah membludak?
Lagipula, beli saham TMPO dan mencemplungkan semua modal anda di satu saham gorengan sepert ini TIDAK BISA dibilang investasi. Lebih tepat kalau dibilang spekulasi.
Saya pendukung spekulasi. Tapi kalau spekulasi, anda harus tahu caranya. Dan 3 HAL MAHA PENTING untuk spekulan adalah: CUT-LOSS, CUT-LOSS, CUT-LOSS.
http://terusbelajarsaham.blogspot.com/2010/12/mau-main-saham-ingat-tiga-hal-paling.html
Tidak ada yang ideal untuk apapun dalam bermain saham. Jadi, tidak ada juga parameter ideal untuk Moving Average. Semua tergantung apa yang anda mau dan yang anda pilih. Hal paling penting tentang Analisa Teknikal adalah anda konsisten memakai parameter yang sama.
terimakasih Pak Iyan untuk prinsip Cut Loss nya. Yang masih jadi pertanyaan sebaiknya segera saya cut loss saat ini atau tidak menurut pendapat Bapak? saya meyakini hukum momentum, dimana saat ini TMPO sedang mengalami masa turun, tapi di sisi lain saya memiliki harapan bahwa harga akan naik karena momen pemilu dan kerugian sudah cukup besar berdasarkan persentasi jika saya jual saat ini.
DeleteVelacoo,
DeleteDi jawaban pertama saya sudah tersirat bahwa saran saya adalah: CUT-LOSS.
Kalau anda sudah beberapa kali meminta pendapat orang lain tentang saham anda, itu adalah salah satu tanda bahwa anda HARUS CUT-LOSS.
Saya juga sering berharap saham saya yang turun agar segera naik. Tapi yang lebih sering terjadi adalah saham tersebut malahan turun lebih dalam.
Pak Iyan yth, dengan dalil momentum ini bagaimana menjelaskan saham yang tiba2 jatuh seperti krisis 2008? Saya belum liat data historisnya...apa harganya jatuh perlahan-lahan atau tiba2 ketika pasar buka open-nya jauh di bawah prev.close? saya pemula pak, baru buka akun dan masih awam, saya ingin belajar dari awal sekali.
ReplyDeleteOiya, sekalian bertanya kira2 nulis jurnal open-close-high-low nya sampe berapa minggu ke depan? atau cukup melihat data 3 bulan kemarin...?
terima kasih.
Dian, saham HAMPIR TIDAK PERNAH jatuh tiba-tiba. Kalau anjlok drastis, biasanya sudah ada tanda-tandanya.
DeleteMemang, bisa saja saham TURUN DRASTIS karena keluar berita buruk. Tapi biasanya, sebelum berita buruk itu keluar, sudah ada tanda-tanda.
Menulis jurnal Open-High-Low-Close sebaiknya anda lakukan MINIMUM 3 bulan dalam real-time. Artinya, anda mencatat Open-High-Low-Close mulai HARI INI sampai 3 bulan KE DEPAN. (Bukan mencatat Open-High-Low-Close 3 bulan terakhir ini dengan menyalin data historikal.)
Dear Pak Iyan,
ReplyDeleteMungkin logika ini bodoh (cuman untuk intermezzo),
Contoh:
Komputer (tanpa ups) nyala tiba2 PLN mati langsung pet mati (gak pake slow down dulu, save dulu, shut down dulu baru komputer mati).
Orang kena ledekan bom (pas tengah) duarr, langsung hancur / mati (tanpa sesak napas dulu pelan2 langsung mati, tanpa detak jantung perlahan dulu).
Contoh lain disaham (pengamatan sy, bisa saja salah total) :
Enron, duarr dari titik paling tinggi langsung 0
Agis tbk (kompas 100), duarr langsung 0
Kasus LTCM duarr langsung bangkrut minus malah, kudu di bail out...
salam sukses satu lot :)
Dear Ken,
DeleteMohon maaf tapi pengamatan anda tidak tepat.
Enron, Agis, tidak LANGSUNG jadi 0. Sebelum saham turun drastis, saham tersebut (hampir) PASTI sudah pada posisi downtrend. HAMPIR TIDAK ADA saham yang lagi uptrend TIBA-TIBA drop mendekati nol.
LTCM bukan stok. Tapi sebelum bangkrut pun sudah banyak tanda-tanda kesalahan asumsi yang mereka lakukan.
Mati listrik dan bom tidak bisa disamakan dengan pergerakan harga saham.
LTCM memang bukan saham pak, tapi mereka main saham, pertama dikira salah harga terlalu murah, tapi market panik melakukan aksi sell, dan terjadilah bener2 salah harga. Yang mainin LTCM kan dua peraih NOBEL EKONOMI (mungkin sesumbar) hehehehe.
DeleteMati listrik dan bom tidak ditujukan untuk harga saham, tapi lebih diarahkan ke semuanya bisa terjadi (apapun bisa terjadi, bukannya mustahil atau tidak mungkin kan? hehehe, saya juga tetep semangat menulis walau sering tidak pas pak, karena sy pengen maju, hahaha)
Tetaplah semangat menulis pak, hehehe.
Salam sukses satu lot :)
Dear Ken16,
DeleteJangan marah ya kalau saya koreksi.
Seingat saya, exposure LTCM adalah di bond. Yang salah bukan HARGANYA. Yang salah adalah asumsi LTCM bahwa harga bond akan bergerak dengan cara tertentu (kalau yang satu naik, asumsinya yang lain akan turun).
Peraih Nobel Ekonomi bukan pemain financial market. Mereka mungkin pakar ekonomi (tukang ngoceh) tapi ekonomi bukanlah financial market. Jadi, bodohlah orang yang percaya pada LTCM hanya karena bos-bosnya adalah PEMENANG HADIAH NOBEL EKONOMI.
Tentang apapun bisa terjadi, ini saya setuju.
Tapi saya tidak sreg dengan analogi anda tentang pasar finansial dengan listrik mati atau bom meledak.
Tentang listrik mati mendadak: matinya ini pasti ada sebabnya. Mungkin ada alat yang rusak, sekring yang putus, dll.
KALAU semua peralatan di PLN bisa dimonitor seperti kita memonitor pergerakan harga saham, kemungkinan besar ada tanda-tanda bahwa suatu alat sudah mulai rusak. Dengan adanya tanda-tanda ini, PLN bisa saja bertindak mengganti alat tersebut sebelum rusak bertambah parah (di saham ini berarti menjual) atau membiarkan saja (di saham ini berarti hold).
Kalau anda tanya saya: Apakah mungkin suatu hal terjadi tanpa ada tanda sama sekali?
Jawaban saya: Mungkin saja. (Apapun pertanyaan yang bertanya ttg "apakah mungkin," jawaban saya selalu adalah "mungkin saja.")
Tapi berapa besar kemungkinannya?
Menurut saya: amat sangat kecil.
Mungkinkah pacar/suami/istri anda MENDADAK selingkuh? Tanpa ada sebab dan tanda-tanda sama sekali?
Mungkin saja.
Mungkinkah anda mati MENDADAK karena serangan jantung padahal SETIAP HARI jantung anda diperiksa dan dinyatakan 100% sehat?
Mungkin saja.
Tapi yang lebih besar kemungkinannya adalah SUDAH ADA tanda-tanda perubahan sikap pacar/suami/istri sebelum selingkuh terjadi dan SUDAH ADA tanda-tanda bahwa jantung anda ada masalah.
Masalahnya: manusia sering tidak mau tahu masalah atau PURA-PURA tidak tahu ada masalah dengan harapan agar masalah itu akan menghilang dengan sendirinya.
Dear Pak Iyan,
ReplyDeleteSy suka terhadap koreksi (jadi bisa instropeksi diri :)).
Sepertinya memang ilustrasi saya payah.
Sy mgkn orang bodoh yang mudah percaya pak, alasan sy mengapa ikut main saham. Salah satunya karena percaya dengan berita ini:
http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/europe/sweden/7538261/Family-feud-over-fortune-of-Swedish-tramp-who-made-millions-from-tin-cans.html
Tentang Curt Degerman, bukan karena cerita Warren Buffet (orang terkaya didunia 2008) murid Benjamin Graham, bukan karena cerita keberhasilan Peter Lynch meracik formula saham GARP, bukan juga karena cerita William J O'neil dengan formula CAN SLIM. Tapi karena pemulung Swedia bernama Curt Degerman (mungkin bodoh ya pak, hehehe).
Sepertinya sy harus membaca ulang kembali seluruh isi blog ini ya pak...hehehehehe...
Salam sukses satu lot :)