Wednesday, December 9, 2015

Belajar Apa Dulu: Analisa Fundamental atau Analisa Teknikal?

Di bulan Oktober 2015 saya menyurvey pembaca blog ini dengan pertanyaan berikut:

Pilih mana:

1. Belajar Analisa Fundamental lebih dulu
2. Belajar Analisa Teknikal lebih dulu
3. Belajar Analisa Fundamental & Teknikal bersamaan
4. Tidak belajar kedua-duanya

Total 147 suara masuk (terima kasih untuk semua yang meluangkan waktu memilih) dengan hasil sebagai berikut:

32% (48 suara) memilih belajar Analisa Fundamental lebih dulu
34% (51 suara) memilih belajar Analisa Teknikal lebih dulu
29% (44 suara) memilih belajar Analisa Fundamental & Teknikal bersamaan
2% (4 suara) memilih tidak belajar kedua-duanya 


Jadi sebenarnya mana yang lebih baik?

Mari kita bahas.

Apakah sebaiknya lebih dulu belajar Analisa Fundamental atau Analisa Teknikal adalah suatu pilihan. Dan dalam memilih, hasilnya akan lebih baik kalau pilihan tersebut sesuai dengan kemauan, karakter, dan kemampuan anda.

Masalahnya, ketika baru mulai belajar main saham, andakemungkinan besar—belum tahu kemauan, karakter, dan kemampuan anda. (Anda mungkin punya preferensi awal, tapi preferensi tersebut belum tentu benar.)

Artinya, kalau anda langsung mendalami Analisa Fundamental saja (atau Analisa Teknikal), yakinkah anda bahwa pilihan tersebut sesuai dengan kemauan, karakter, dan kemampuan anda?

Iya juga ya, kata anda dalam hati. Berati sebaiknya saya belajar kedua-duanya pada saat bersamaan?

Tapi belajar Analisa Fundamental dan Analisa Teknikal pada waktu bersamaan akan menimbulkan masalah juga.

Masalah apa?

Di pos "Apa Inti Analisa Fundamental?" saya berargumentasi bahwa inti dari Analisa Fundamental adalah membeli saham yang nilainya (relatif) murah.

Di pos "Saham Yang Layak Dibeli Menurut Analisa Teknikal" saya menjelaskan bahwa inti dari Analisa Teknikal adalah membeli saham yang (trend) harganya cenderung sedang naik.

Nah, coba anda bandingkan.

Yang satu menganjurkan beli saham murah; yang satu lagi menganjurkan beli saham yang harganya cenderung sedang naik.

Yang namanya murah—biasanya—berarti harga sedang cenderung turun, bukan sedang naik. Yang harganya cenderung sedang naik—biasanya—berarti sudah tidak murah. 

Apa artinya?

Artinya: inti ajaran Analisa Fundamental BERTOLAK-BELAKANG dengan inti ajaran Analisa Teknikal.

Nah, kalau pada saat bersamaan anda berusaha mendalami dua hal yang intinya bertolak-belakang ini, besar kemungkinan anda akan puyeng pusing 77 keliling dipingpong antara membeli saham murah dengan membeli saham yang naik.

[Analoginya: kalau seseorang berusaha mendalami ilmu kungfu "putih" dan ilmu kungfu "hitam" pada saat bersamaan, alih-alih ilmunya bertambah tinggi malahan bisa-bisa ia menderita luka dalam.]

Jadi musti gimana dong?
 

Menurut saya, pilihan yang lebih baik adalah belajar Analisa Fundamental dan Analisa Teknikal bersamaaan, tapi . . .

Belajar bersamaan ini bukanlah untuk mempelajari Analisa Fundamental dan Analisa Teknikal secara mendalam.

Tujuan utama belajar bersamaan ini adalah agar anda mengenal "kulit" Analisa Fundamental dan "kulit" Analisa Teknikal. 

Setelah anda tahu "kulit"nya, baru deh anda tentukan sendiri apakah Analisa Fundamental atau Analisa Teknikal yang lebih sesuai dengan kemauan, karakter, dan kemampuan anda.






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2015 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

20 comments:

  1. Maksudnya kulit dan isi dalam bahasan di atas saya kurang begitu paham pak Iyan. Mungkin bisa diperjelas dengan ilustrasi. Saya pemula dan baru belajar main saham dari pos-pos anda. Terima kasih, sedikit banyak telah memberikan panduan bagaimana mendapatkan profit (baca: meminimalisasi loss) overall sejak awal main awal tahun ini masih rugi. Saya mengedepankan analisa teknikal saat ini dan saham pilihan yang menurut analis berfundamental baik. Fundamental itu saya baca dari riset sekuritas dan juga cari konsensus analis di sejumlah situs berita seperti reuters yang menyajikan angka-angka rasio maupun data keuangan relatif detail. Apakah cara saya sudah benar sebagai pemula dalam mempelajari bersamaan antara analisa funda dan teknikal? Mohon koreksi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Misalkan anda tertarik belajar main tennis dan belajar sepak bola.

      Dengan mencoba kedua olahraga tersebut, anda akan tahu mana yang lebih anda sukai.

      Begitu juga dengan belajar Analisa Fundamental dan Analisa Teknikal. Setelah anda pelajari "kulit"nya untuk sementara waktu, anda akan tahu mana yang lebih cocok untuk anda.

      Delete
  2. Terima kasih pak, sangat bermanfaat.

    ReplyDelete
  3. Siang Pak Iyan, mau nanya bapak cenderung lebih suka yang mana: buy high sell higher atau membeli di area support?

    O iya. Selama beberapa tahun trading kok saya merasa masih ada yang kurang ya, ada perasaan masih ragu apakah bisa sukses dengan trading, itu kira2 kenapa ya pak.. Maaf klo jadinya OOT...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tentang cenderung lebih suka yang mana: buy high sell higher atau buy di support area, jawaban saya adalah: TERGANTUNG kondisi pasar.

      Ada saatnya saya cenderung buy high sell higher (beli di harga tinggi dan jual di harga lebih tinggi), ada saatnya saya cenderung membeli di area support.

      Perasaan ragu-ragu itu wajar. Terlalu pede juga tidak baik karena market selalu akan mengajar kita agar rendah hati.

      Delete
  4. saya tertarik dgn pembahasan pak iyan mengenai momentum investasi, yg awalnya dgn melakukan screening di screener milik ipot. yg mau sy tanyakan indikator2 apa saja yg pak iyan jadikan screener sehingga muncul saham2 pilihan? terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Screening utama saya adalah membeli saham yang UPTREND.

      Tentang indikator yang dipakai, silahkan pilih sendiri sesuai selera anda.

      Delete
  5. Pak saya mau tanya , perbedaan pivot sama fibonnaci? boleh dong di ulas di blog nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebelum saya menjawab, tolong paparkan apa yang sudah anda ketahui/pelajari tentang pivot dan fibonacci?

      Delete
    2. kalau yg saya pahami , pivot untuk mengukur resisten dan support harga saham , sedangkan fibo untuk memprediksi harga saham kapan harus kita beli & jual, yg mau sy tanyakan yg harus di pakai yg mana ya pak? ketika menganalisa sahan dan perbedaan nya dimana?

      Delete
    3. Pivot dan Fibonacci bisa untuk nebak support dan resistance.

      Tentang mau pakai yang mana, jawabannya adalah: terserah anda.

      Dua-duanya nebak kok. Mau nebak pakai cara apa ya terserah anda toh.

      Tapi...

      Kalau anda ingin mendalami salah satu, ada baiknya mendalami Fibonacci. (Karena Pivot relatif sederhana, hanya perhitungan matematis: masukkan datanya dan anda akan mendapatkan S1, S2, S3, R1, R2, R3.)

      Delete
  6. Pak iyan sblmnya salam kenal sy husein, saya sgt tertarik dengan blog anda, sy baru bermain saham 1 mggu stelah membaca blog anda.
    Yg sy ingin tanyakan tentang trading plan,pd pos "cara menjual saham agar profit maksimal".
    1. Bila saya telah menjual 1/2 lot sy krn target harga jual sudah terpenuhi. Apakah yg harus sy lakukan dengan keuntungan jual saham saya? Apakah bijak menempatkannya kembali ke saham yg sama bila harga turun?
    2. Bila sy niat ingin menambahkan modal setiap bulan ke saham yg saya beli dengan asumsi saham tsb akan naik/ memperbanyak lot apakah bijak pak?

    Trm kasih pak, mhon maaf bila sy masih kurang mengerti tentang saham, maklum baru mencoba, :)

    ReplyDelete
  7. 1. Apa yang harus anda lakukan dengan keuntungan? Menurut saya sebaiknya anda mencari saham lain. Jangan terpaku pada 1 saham saja.

    2. Sebaiknya JANGAN menambahkan modal setiap bulan. Tambahkan modal kalau sudah main saham lebih dari 1 tahun.

    Silahkan baca pos "Berapa Sebaiknya Modal Awal Main Saham?"

    http://terusbelajarsaham.blogspot.co.id/2011/05/berapa-sebaiknya-modal-awal-main-saham.html

    ReplyDelete
  8. Pak Iyan, terimakasih atas semua ilmu dan pengalamannya di blog ini, benar-benar sangat membantu bagi saya yang baru belajar(pemula). Sebelumnya saya trading forex sekitar 2 tahun yang lalu. Saya ikut forex karena bujuk rayuan marketing sebuah agen futures lokal dan saya masuk pasar tanpa ilmu sedikit pun, dan cuma butuh waktu 3-4 bulan untuk menghabiskan 50% modal saya yang sangat besar (akun standar lokal). Semenjak itu saya close akun saya dan menyatakan diri tidak akan bermain-main lagi di dunia keuangan. Baru beberapa bulan belakang ini saya mulai belajar lagi cara trading terutama setelah membaca blog Pak Iyan ini, saya mulau belajar dari nol. Saya khusus belajar untuk pasar saham, dengan alasan pasar forex sepertinya terlalu volatile (asumsi sekarang) dan tidak cocok untuk saya. Ada beberapa pertanyaan yang mau saya tanyakan:
    1. Apakah strategi analisis teknikal yang kita pakai untuk di pasar saham bisa juga diterapkan di pasar forex dan komoditas (bursa berjangka)? Apa alasan Pak Iyan tidak trading di forex dan komoditas (bursa berjangka)?
    2. Apakah ada akun virtual bursa saham BEI untuk belajar bagi pemula (demo account) seperti akun demo bursa berjangka? Saya cek web idx.com sudah tidak tersedia lagi.

    Terimakasih atas jawaban Pak Iyan dan sukses selalu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Willy,

      Turut prihatin dengan pengalaman trading forex anda. Anda sekarang tentu sadar bahwa TIDAK ADA ORANG yang peduli apakah anda rugi. Hampir semua orang (termasuk broker forex anda) hanya memikirkan diri sendiri (komisi yang mereka dapat).

      1. Analisa teknikal bisa diterapkan di saham, forex, komoditas.

      Saya mulainya di saham. Dan di saham saja sudah menyita waktu dan pikiran amat banyak. Jadi tidak sempat untuk trading forex dan komoditas.

      2. Setahu saya, banyak perusahaan broker saham yang menyediakan demo account dan virtual account kalau anda membuka account di perusahaan mereka.

      Lagipula, buka akun saham kan mudah dan murah. Tidak ada salahnya anda buka account. Kalau tidak trading toh tidak ada penalti.

      Delete
  9. Dear Pak Iyan,
    Kebanyakan guru saham mengajarkan menjadi investor saham (cari yang fundamentalnya bagus, kuat, tahan goncangan saat krisis). Contohnya: tahan krisis saat tahun 1998, 2008...next 2018? who knows? hehehe... seperti ASII, AALI, UNVR, dll (yang biasa bertahan lama di LQ-45 dengan PER,PBV,DER,EPS yg sudah ditentukan, jika turun 10-15% CUTLOSS, tergantung aturan).

    Salah satu guru investor saham Bapak Lukas Setia Atmaja (ga tau sy diaku murid atau tidak, hehehehe) pada salah satu tulisannya bergurau memilih presiden dengan cara teknikal / fundamental.

    Dengan teknik analisis teknikal pemilihan presiden sudah tidak relevan, karena harusnya NOTONEGORO malah jadinya NO-TO-BIE-MAN-TI-LO...dst.
    Jika dengan analisis fundamental, dianalisis program2 kedepannya tentang ekonomi makro-mikro...dst.

    Guru lainnya, Jhon Veter, mengajarkan kira2 hal yang sama.
    Intinya jika ingin bermain saham yang "relatif" aman. Saham berfundamental kuat "relatif" Low risk high gain.

    Peter Lynch. metode GARP. PEG<1 buy, PEG=1 hold, PEG>1 sell.

    Jika main saham bukan perkerjaan utama (sebaiknya menjadi investor saja).

    Guru2 saham lainnya ada yang mengajarkan analisis teknikal juga. Tetapi kebanyak mengajarnya kurang jelas karena kurang memberi contoh / studi kasus. Hanya cara penggunaannya saja BUKAN ke live trading / Kurang studi kasusnya.

    Jadi jika nantinya Pak Iyan menulis buku, saya kira Bapak dapat memberikan contoh2 dan studi kasus / soal jawab agar pemain saham lebih mengerti secara benar dan jelas tentang indikator yang digunakan.

    Ketidakjelasannya adalah kurangnya jurus-jurus penggunaan indikator yang digunakan saat-saat tertentu yang berlainan pergerakan marketnya. (lihat: Yosan-Chinmi)

    Terima kasih.
    Salam sukses satu lot :) (modal cekak pak :p)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Ken,

      Bagi yang sudah membaca halaman "About" akan tahu bahwa saya awalnya belajar Analisa Fundamental LALU beralih ke Analisa Teknikal.

      Dari fakta tersebut harusnya cukup jelas bahwa menurut saya lebih baik mendalami Analisa Teknikal daripada Analisa Fundamental.

      Delete
  10. Analisa Fundamental baru teknikal... ketika fundamentalnya bagus saya bisa dengan tenang menahanya ketika harga sedang turun..

    Pertama beli saham Saya hanya lihat Fundamental saya beli perdana saham ANTM di harga 720 dan TLKM di 4.180.. ketika belajar Teknikal dan mengikuti brita saya langsung cell ANTM di 710 dan TLKM di 4.210..

    ReplyDelete
  11. Sekarang lebih sering belajar teknikal dan isu pengaruh brita misalnya mengamati saham mana yg bergerak tinggi ketika asing Cell/buy

    ReplyDelete
  12. kalo saya milih belajar teknikal dulu soalnya menghindari resiko kerugian yg besar dalam bermain saham. sesuai arahan suhu iyan😀🙏

    ReplyDelete

Pertanyaan dan komentar anda akan saya jawab sesegera mungkin. Maaf, saya tidak menerima pertanyaan dan komentar anonim/unknown. Promosi, iklan, link, dll, apalagi hal-hal yang tidak berhubungan dengan main saham TIDAK AKAN ditampilkan.