Tuesday, February 10, 2015

Analisa Volume Saham Pertama Untuk Pemula

Di pos "Analisa Volume Transaksi Saham Untuk Pemula. Perlukah?" saya menyarankan pemula untuk konsentrasi mempelajari pergerakan harga saham dan jangan menghabiskan terlalu banyak waktu mendalami volume transaksi saham. Tapi sebenarnya ada satu analisa volume transaksi saham yang PERLU diketahui pemula.

Analia volume apakah itu?

Analisa volume yang saya maksud adalah:

JANGAN BELI saham yang volume transaksinya kecil.

Mengapa?

Pertama, saham yang volume transaksinya kecil berarti tidak ramai pembeli dan penjual. Karena transaksi yang sepi ini, anda kemungkinan sulit membeli dan menjual saham tersebut di harga yang anda inginkan karena harga Bid dan harga Offer (bid/ask spread) terpaut jauh. (Kalau anda belum tahu arti Bid dan Offer, silahkan baca pos "Istilah 'Bid' dan 'Offer' Ketika Bermain Saham.")

Figure 1. Bid/Offer IMPC 11 Feb 2015 [Sumber: Indo Premier Online Trading (IPOT)]


Kedua, volume transaksi yang kecil juga bisa jadi menyulitkan anda membeli/menjual saham dalam jumlah yang anda inginkan.

Dua hal di atas adalah alasan utama mengapa saya menyarankan pemula untuk menghindari saham-saham yang volume transaksinya kecil.

Tapi masalahnya, "besar" dan "kecil" adalah sesuatu yang relatif.

Transaksi harian 50.000 lot untuk saham UNVR bisa dikategorikan volume yang besar. Sedangkan transaksi harian 500.000 lot untuk saham BUMI bisa dikategorikan volume yang kecil.

Lagipula, pemain saham bermodal besar mungkin menganggap membeli 1.000 lot ASII adalah jumlah yang kecil. Sedangkan pemain bermodal kecil bisa jadi menganggap membeli 10 lot ASII adalah jumlah yang besar.

Kalau begitu, apakah ada cara sederhana untuk menentukan apakah volume transaksi suatu saham relatif cukup "besar" untuk ditransaksikan pemain saham pemula?

Tentu.

Cara tersebut saya namakan Analisa Pertama Volume Transaksi untuk Pemula yang berbunyi:

JANGAN membeli saham MELEBIHI 1/1.000 volume transaksi saham tersebut di hari sebelumnya.

Dengan kata lain, volume transaksi saham hari sebelumnya MINIMUM HARUS 1.000x lipat dari jumlah saham yang ingin anda beli. 

Dengan memakai aturan ini dengan mudah anda bisa menentukan apakah volume transaksi saham yang ingin anda beli termasuk "besar" atau "kecil." 

Kalau volume transaksi hari sebelumnya LEBIH dari 1.000x lipat dari jumlah saham yang ingin anda beli, ini berarti volume saham tersebut cukup "besar" untuk anda. Silahkan membeli saham tersebut sejumlah yang anda inginkan.

Kalau volume transaksi hari sebelumnya KURANG dari 1.000x lipat dari jumlah saham yang ingin anda beli, ini berarti volume saham tersebut terlalu "kecil" untuk anda. Sebaiknya anda membatalkan niat anda membeli saham tersebut. 


Contoh 1:

Misalkan anda ingin membeli 100 lot saham NRCA yang ditransaksikan 150.000 lot pada hari sebelumnya.

Apakah volume saham NRCA cukup "besar" untuk anda beli?

Volume transaksi hari sebelumnya = 150.000 lot

1.000 x 100 lot (jumlah yang ingin anda beli) = 100.000 lot

Volume transaksi hari sebelumnya (150.000 lot) LEBIH BESAR daripada 1000x lipat jumlah yang ingin anda beli (10o.000 lot).

Kesimpulan: Volume transaksi NRCA termasuk "besar" untuk anda dan anda boleh membeli NRCA sejumlah 100 lot.


Contoh 2:

Bagaimana kalau anda tertarik membeli saham MAYA sebanyak 10 lot?

Misalkan anda melihat data bahwa MAYA ditransaksikan 1.000 lot pada hari sebelumnya.

Volume transaksi hari sebelumnya = 1.000 lot

1.000 x 10 lot (jumlah yang ingin anda beli) = 10.000 lot

Volume transaksi hari sebelumnya (1.000 lot) LEBIH KECIL daripada 1.000x lipat jumlah yang ingin anda beli (10.000 lot).

Kesimpulan: Volume transaksi MAYA termasuk "kecil" untuk anda dan sebaiknya anda menghindari saham tersebut.

"Tapi, bung Iyan" kata anda memelas,"saya kepengen banget punya saham MAYA. Bagaimana nih?"

Kalau anda bersikeras tetap mau membeli MAYA, anda boleh membeli MAKSIMUM sejumlah:

(1/1.000) x 1.000 lot (volume transaksi hari sebelumnya) = 1 lot


Saya harap aturan di atas mempermudah anda memilih saham yang volume transaksinya cukup "besar".








Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2015 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

    27 comments:

    1. Dear mas Iyan

      Kalau volume kecil berarti ngga likuid banget ya ?
      Susah beli dan susah jual..

      ReplyDelete
      Replies
      1. Dear Herlambang,

        Betul bahwa kalau volume transaksi kecil menyulitkan kita untuk membeli dan menjual. Itulah sebabnya saya menganjurkan pemula untuk menghindari saham-saham yang tidak liquid (volume transaksinya kecil).

        Delete
    2. Nambah lagi pengetahuan untuk menyiapkan Trading Plan. Terima kasih, Pak Iyan. Sukses terus ya.

      ReplyDelete
    3. Bacaan yang sangat bermanfaat. Memilih saham yang baik juga bisa dengan melihat volume saham. pojokinvestasi.com

      ReplyDelete
    4. Dear Mas Iyan..

      Ijin ikut berguru di sini buat nubie seperti saya :)

      ReplyDelete
    5. Trmksh bung, ada ilmu baru ttg volume, smoga sukses profit selalu.

      tapi bagaimana jika sahamnya kelas gorengan, volume kadang kadang besar, tapi bisa saja berubah jadi tidak liquid. trmksh

      ReplyDelete
      Replies
      1. Selama anda KONSISTEN menentukan titik cut-loss, saya rasa aturan Analisa Volume di atas juga berlaku untuk saham gorengan.

        Intinya: ketika kita membuat ATURAN untuk Trading Plan, ATURAN tersebut harus SESPESIFIK mungkin tapi juga se-UNIVERSAL mungkin. Artinya, aturan tersebut harus spesifik tapi bisa diaplikasikan pada (hampir) semua kondisi dan saham.

        Delete
    6. Mantap mas, saya lagi belajar trading ini minta bimbingannya gan

      ReplyDelete
      Replies
      1. Monggo dan silahkan baca halaman "Kurikulum".

        http://terusbelajarsaham.blogspot.com/p/kurikulum.html

        Delete
    7. Replies
      1. Dear Bung Iyan, apabila dalam transaksi sehari2 ketika kita ingin membeli, dengan patokan bung iyan maka jumlah maks yang kita beli adalah 1/1000 dari volume kemarin. Dengan kata lain apabila kita ingin trading for living, yg mana otomatis uang yang diputar skala cukup besar (misal 100 jutaan) PER transaksi PER emiten, kita akan cenderung berkutat di lq45 saja kah?
        Lalu yang kedua kalau bung iyan pribadi lebih condong buy on breakout atau riding trend? Karena saya pribadi melihat ketika suatu saham sedang naik, maka cnderung naik(momentum) sdangkan breakout seringkali tidak lama (tidak rally) sblm kmudian koreksi.. Adakah tips utk keep on riding the trend dr saham yg sedang naik?

        Trims banyak..
        Saya sndiri tengah berusaha utk jd ftt.
        Semoga sukses. Gb

        Delete
      2. 1. Saham LQ45 belum tentu volumenya memenuhi kriteria 1/1000. Saham yang memenuhi kriteria 1/1000 belum tentu termasuk LQ45. Intinya: jangan membeli saham yang volume transaksinya relatif KECIL.

        2. Saya trade break-out dan trend-following. Perlu anda ingat bahwa trend dimulai dari break-out.

        Tips riding the trend bisa anda baca di pos "Cara Menjual Saham Agar Profit Maksimal."

        http://terusbelajarsaham.blogspot.com/2013/05/cara-menjual-saham-profit-maksimal.html

        Delete
    8. Dear bung Iyan,
      Saya masih bingung dengan pengertian volume.. volume itu sebenarnya jumlah lot yg ditransaksikan pada suatu hari atau jumlah transaksi yang terjadi?
      Thanks.

      ReplyDelete
      Replies
      1. Gak usah bingung toh.

        Volume adalah jumlah lembar/lot saham yang ditransaksikan.

        Frekuensi adalah jumlah transaksi yang terjadi.

        Delete
    9. lebih penting mana antara value dengan volume?

      ReplyDelete
    10. Dear bung iyan, saya masih newbie, mau nanya di chart saham grafik volume ada yang merah dan hijau maksudnya apa ya

      ReplyDelete
      Replies
      1. Dear bung Christian,

        Warna grafik volume saham ada yang merah dan ada yang hijau (biasanya) mengikuti warna candlestick HARGA saham:

        Kalau harga saham NAIK (candlestick harga hijau), barchart volume hijau.

        Kalau harga saham TURUN (candlestick harga merah), barchart volume merah.

        Delete
    11. Bang iyan apakah volume = jumlah lembar buy + jumlah lembar sell. Benar begitu kan bang atau saya salah?

      ReplyDelete
      Replies
      1. Anda salah.

        Volume = volume TRANSAKSI = jumlah buy saja ATAU jumlah sell saja.

        Mengapa?

        Karena kalau ada buy 500 berarti ada juga sell 500.

        Supaya lebih jelas, ,misalkan anda beli 2 biji buah mangga. Anda beli 2 biji; penjual jual 2 biji. VOLUME TRANSAKSI adalah 2 biji (bukan 4 biji).

        Delete
    12. Pak Iyan, dalam trading plan yg sedang saya buat, lot jadi langkah terakhir yg saya hitung u/ position size karena berkaitan dengan persentase cut loss yg mampu saya tanggung. Agar analisa volume sebagai screening saham tahap awal, ada cara lain tanpa menggunakan lot pak?

      ReplyDelete
      Replies
      1. Selama jumlah saham yang anda beli <= (1/1000) volume transaksi hari sebelumnya, seharusnya tidak masalah, toh?

        Delete
    13. Jujur saya kangen dengan tulisan bung Iyan, terimakasih sudah membentuk mindset dasar trader pemula seperti saya 😊🙏🏼 Semoga sukses selalu buat bung Iyan

      *sudah baca 2-3x post ini baru komentar sekarang

      ReplyDelete
    14. Halo, Pakdhe Iyan.

      Terima kasih, Pakdhe. Saya dan tentunya pemain saham pemula lainnya bisa kroscek saham yang akan dibeli dengan volume transaksi yang terjadi hari sebelumnya.

      Demikian, Pakdhe. Salam...

      Badung, 6 Oktober 2020

      ReplyDelete

    Pertanyaan dan komentar anda akan saya jawab sesegera mungkin. Maaf, saya tidak menerima pertanyaan dan komentar anonim/unknown. Promosi, iklan, link, dll, apalagi hal-hal yang tidak berhubungan dengan main saham TIDAK AKAN ditampilkan.