Saturday, July 20, 2013

Mengapa Perlu Tahu Earning Per Share? Bagian II

Pos ini adalah lanjutan dari "Mengapa Perlu Tahu Earning Per Share, Bagian I."


Pada pos sebelumnya anda sudah tahu beberapa alasan mengapa Earning Per Share (Laba Per Saham) lebih penting anda ketahui daripada Laba Total. Mari kita lihat satu alasan lagi.

Misalkan anda sedang membanding-bandingkan saham yang hendak anda beli. Menilik Tabel 1 di bawah ini, di antara saham A dan B, kira-kira saham mana yang lebih menarik untuk dibeli?

Tabel 1. Laba Total Sama, Harga Saham Sama

Laba kedua perusahaan tersebut sama, gumam anda dalam hati. Harga sahamnya juga sama. Bukannya sama aja, tidak beda?

Secara kasat mata, saham A dan B kelihatannya sama saja. Tapi nilai saham A akan sama dengan saham B hanya kalau jumlah saham kedua perusahaan itu sama. Tapi kenyataan di lapangan adalah jumlah saham A dan jumlah saham B hampir pasti berbeda.

Jadi, lagi-lagi kita harus mencari tahu Laba Per Saham masing-masing saham sebelum kita bisa melakukan perbandingan yang sepadan.

Mari kita lihat Tabel 2.

Tabel 2. Laba Total Sama, Harga Saham Sama, Jumlah Saham Berbeda

Pada Tabel 2 anda bisa melihat bahwa jumlah saham A hanya setengah dari jumlah saham A. Alhasil, Laba Per Saham Laba  A adalah dua kali Laba Per Saham B.

Harga saham A dan B sama, tapi Laba Per Saham A dua kali Laba Per Saham B. Apa artinya?

Artinya, secara Laba Per Saham, harga saham A lebih murah daripada B. Karena lebih murah, berarti juga saham A lebih layak dibeli daripada saham B.

Jadi, inti yang perlu anda serap dari pos ini adalah sebagai berikut: jumlah saham masing-masing perusahaan berbeda satu dengan yang lain. Karena perbedaan jumlah saham ini, ketika membandingkan perusahaan yang berbeda, anda harus membandingkan Laba Per Sahambukan Laba Totalperusahaan-perusahaan tersebut.

Nah, kasus di atas relatif sederhana karena harga saham A dan B sama. Bagaimana kalau harga sahamnya beda? Bagaimana cara kita menentukan saham mana yang lebih murah?

Untuk membandingkan saham-saham yang harganya berbeda, kita tidak bisa sekedar membandingkan Laba Per Saham. Cara yang lebih tepat adalah dengan membandingkan Price-Earnings Ratio (PER) dari saham-saham tersebut. Mau tahu arti Price-Earnings Ratio? Silahkan lanjut baca ke pos "Arti Istilah Price-to-Earnings Ratio."







Pos-pos yang berhubungan:

[Pos ini ©2013 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.] 

10 comments:

  1. mantap tenan bung iyan, semoga bisa terus berkarya.
    blog yang bagus, karena menjelaskan seluk beluk saham dari dasar....
    tidak seperti seminar2 yang jualan mimpi, langsung gas pol ke awang2, pdahal baru belajar terbang. Salam sukses...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bung Haikal, terima kasih untuk komentarnya.

      Masalahnya, kebanyakan orang MEMANG maunya membeli mimpi. Karena banyak pembeli, makanya penjual mimpi berjamuran.

      Delete
    2. sorry ni master, gmana nih pendapat anda tentang EBITDA margin sebuah perusahaan? karena menurut WR. Buffet (masih sodaraan sm WR supratman) EBITDA hanyalah fakta omong kosong, sedangkan dalam rata2 lap keuangan perusahaan di indonesia, lebih banyak mengagungkan EBITDA margin bukan EBIT???

      Delete
    3. Bung Haikal, saya sudah lama meninggalkan analisa fundamental. Jadi, saya tidak pernah lagi mempermasalahkan EBITDA, EBIT, ataupun Ebiet G Ade.

      Pos di atas adalah untuk menerangkan analisa fundamental yang sangat dasar yang tidak bisa saya lupakan.

      Mungkin ada pembaca lain yang mau menyumbang komentar tentang EBIT dan EBITDA?

      Delete
    4. Halo kawan Haikal,

      wah saya jadi penasaran dengan quote dari Pak Buffet yang satu ini. Ada linknya tidak? Biar saya bisa baca sebagai referensi juga?

      BTW, analisis fundamental sebenarnya tidak jauh beda dengan analisis teknikal. Semakin sederhana analisis yang kita lakukan, justru semakin akurat kemampuan kita dalam menganalisis layak tidaknya melakukan investasi pada suatu perusahaan! Kalau pada analisis teknikal kita harus berusaha agar chart kita sebersih mungkin dari indikator aneh-aneh agar tidak terjerumus ketika membaca Price Action, maka pada analisis fundamental kita harus berusaha agar istilah keuangan yang kita pakai sesederhana mungkin agar tidak terjerumus ketika membaca laporan keuangan suatu perusahaan!

      Kebanyakan istilah aneh-aneh dalam analisis fundamental itu memang kenyataannya lebih mengarah kepada trik Akuntansi belaka supaya perusahaan terdengar lebih 'sehat' daripada kondisi sebenarnya. Jadi bisa saja investor kelas kakap macam WR. Buffet menganggap EBITDA hanyalah fakta omong kosong.


      PS: Kalau setahu saya, yang Buffet jelas-jelas menganggap fakta omong kosong adalah hipotesis akademis bahwa pasar itu efisien. Buffet benar-benar marah ketika membaca argumen itu, karena kalau pasar benar-benar efisien, berarti analisis teknikal dan fundamental tidak bisa dipakai untuk bermain saham dan seharusnya sudah lama beliau jatuh miskin dan menjadi gelandangan belaka! Penolakan Buffet akan hipotesis pasar yang efisien bisa dibaca di bagian Appendix dari buku 'the Intelligent Investor' karya Benjamin Graham.

      Delete
    5. Thx bwt master2, ya sy jg mikir gitu ; biar seolah2 margin perusahaan terlihat besar, seolah2 lap keuangan menggoda para investor. Sy lagi cari metode buat FA biar efisien, soalnya variabel2 lap keuangan bejibun, mana istilahnya aneh2. jadi kesimpulannya di abaikan aja ne????

      Bwt master iyan, m sorry heheh maklum sy penasaran bgt, masih newbie =)

      link.....
      http://en.wikipedia.org/wiki/Earnings_before_interest,_taxes,_depreciation_and_amortization

      Warren Buffett famously asked: "Does management think the tooth fairy pays for capital expenditures?"

      (Btw WB punya sense of humor jg)... hehehheee

      Delete
    6. Sama seperti analisis teknikal, ada banyak sekali variasi analisis fundamental yang mungkin. Pilih saja yang kawan Haikal suka mau melihat laporan keuangan dari segi mana, yang penting masuk akal dan tidak kelewat 'maksa'. Jangan sampai terjebak seperti banyak analis teknikal, saking banyaknya indikator dipasang di chart, akhirnya bingung sendiri bagaimana mengikuti sinyalnya. Atau dalam analisis fundamental, saking banyaknya istilah keuangan dimasukkan (padahal mengerti juga biasanya kagak), akhirnya bingung sendiri bagaimana membaca laporan keuangannya.

      Delete
    7. pak Willy, saya juga pernah melihat laporan keuangan dan isinya sangat tebal dan banyak istilahnya. kalo diijinkan sharing, komponen apa saja yang harus kita lihat di LK, serta bisakah bapak memberi peringkat berdasarkan pentingnya atau tidak komponen tersebut, missal seperti yang dijelaskan pak Iyan bahwa lihat lah EPS dahulu dibandingkan laba total. trims pak.

      Delete
    8. Pak Iyan saya juga mau bertanya, jika nilai EPS perusahaan tersebut sebesar Rp20 apakah itu berarti jika perusahaan membagikan semua laba totalnya kepada pemegang saham? jika dikaitkan dengan pembagian dividen missal 50% dari laba itu apakah berarti setiap pemegang saham akan mendapat Rp10/lembar ?? terimakasih.

      Delete
    9. Betul, pengertian anda sudah benar.

      Delete

Pertanyaan dan komentar anda akan saya jawab sesegera mungkin. Maaf, saya tidak menerima pertanyaan dan komentar anonim/unknown. Promosi, iklan, link, dll, apalagi hal-hal yang tidak berhubungan dengan main saham TIDAK AKAN ditampilkan.