Kata “Dow Jones” sering terdengar dalam pembicaraan tentang saham.
“Semalam Dow Jones naik berapa poin?” tanya seorang investor saham kepada pialangnya. Atau ”Dow Jones jeblok semalam,” celetuk seorang pemain saham dengan nada cemas. “Bisa-bisa saham Indonesia anjlok juga nih.”
Apa sebenarnya arti “Dow Jones” dan apa hubungannya dengan pemain saham di Indonesia? Pos ini akan berusaha menjawab pertanyaan tersebut. (Saya tidak akan menyelami sejarah "Dow Jones" tapi lebih ke arah diskusi "Dow Jones" dari sudut pandang pemain saham.)
Apa Itu "Dow Jones"
Ketika orang menyebut “Dow Jones,” yang biasa dimaksudnya adalah “Dow Jones Industrial Average” (DJIA). DJIA ini adalah indeks yang terdiri dari 30 saham perusahaan besar industri di Amerika Serikat. “Industri” yang dimaksud di sini bukan hanya perusahaan manufaktur tapi juga mencakup industri finansial, perbankan, asuransi, farmasi, pertambangan, retail, teknologi.
Ketigapuluh saham yang tercakup dalam DJIA bisa dikategorikan sebagai perusahaan “blue-chip” Amerika. (Silahkan baca pos “Arti Istilah Saham ‘Blue-Chip’.”)
Kenapa Dinamakan “Dow Jones”
“Dow Jones” adalah nama penerbit surat kabar The Wall Street Journal. Penerbit inilah yang menyusun indeks saham 30 perusahaan besar industri yang mereka namakan “Dow Jones Industrial Average.”
Perusahaan Dow Jones ini menyusun tidak hanya "Dow Jones Industrial Average" saja, tapi juga indeks "Dow Jones Transport" dan indeks-indeks yang lain. Tapi indeks-indeks lain tersebut tidak sepopular “Dow Jones Industrial Average.” Maka dari itu, kalau orang mengatakan “Indeks Dow Jones” yang dimaksudnya kemungkinan besar adalah “Dow Jones Industrial Average.”
Mengapa “Dow Jones” Terkenal
Charles Dow, salah seorang pendiri Dow Jones, adalah pencetus ide memakai indeks saham sebagai tolok ukur kondisi pasar saham secara keseluruhan. Sebelum ini, bursa saham Amerika tidak mengenal indeks saham.
Logika Charles Dow kira-kira begini: Naik-turunnya satu saham memang tidak mencerminkan pergerakan pasar saham secara keseluruhan, tapi rata-rata dari naik-turunnya beberapa saham bisa menjadi cermin pergerakan pasar saham secara keseluruhan. Karena “Dow Jones Industrial Average” adalah salah satu indeks saham yang paling awal dikenal di bursa saham Amerika, indeks ini terkenal ke seantero dunia sampai saat ini.
Sekarang anda sudah tahu sedikit tentang apa, kenapa, dan mengapa “Dow Jones Industrial Average.” Tapi apa hubungan indeks saham di Amerika Serikat dengan saham Indonesia? Silahkan baca pos “Makna ‘Dow Jones’ Bagi Pemain Saham Indonesia (Bagian II)."
Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2011 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]
Pak, apakah Dow Jones ini sama dengan IHSG cuma versi Amerika?
ReplyDeleteMirip tapi tidak sama.
DeleteIHSG adalah Indeks Harga Saham Gabungan. Yang tercakup adalah SEMUA saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Dow Jones Industrial Average adalah indeks dari 30 (tiga puluh) saham blue-chip di Amerika Serikat.
Pak, maaf kalo JKSE dengan IDX itu sama??
ReplyDeleteJKSE atau JSX = Jakarta Stock Exchange = Bursa Efek Jakarta.
DeleteIDX = Indonesian Stock Excahnge = Bursa Efek Indonesia.
JKSE, sejak merger Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, berubah menjadi Bursa Efek Indonesia.
Jadi, sekarang sudah tidak ada lagi JKSE. Adanya IDX.
Jadi juga, indeks yang dulu namanya JKSE Composite atau JCI (Jakarta Composite Index) sekarang berubah menjadi IDX Composite.
Kesimpulannya: IDX (kira-kira) adalah sama dengan JKSE.
Sudah "belasan tahun main saham tapi masih terus belajar saham", apakah saham sangat membantu pertumbuhan perekonomian di Indonesia pak?
ReplyDeleteRista, saya tidak tahu apakah saham membantu pertumbuhan perkonomian Indonesia. Otoritas bursa mungkin menyatakan begitu. Perusahaan yang go-public mungkin menyatakan begitu. Perusahaan broker saham mungkin menyatakan begitu juga.
DeleteApakah Dow jones sama dengan LQ45?
ReplyDeleteTidak sama.
Delete