Sunday, March 27, 2022

Beli Saham Naik Yang Mana?

Tulis Gerald M. Loeb di buku The Battle for Investment Survival:

I am inclined to favor doing one's major forecasting from the tape or, to put in another way, from the price movement. This to me is elemental and necessary to success. Thus, once convinced the market is headed up, I should tend to follow the strongest of the active issues—those reacting the least in weakness and rallying the most in strength.

 


Saya cenderung mengutamakan prediksi pasar dari pergerakan harga (saham). Untuk saya, ini adalah hal yang mendasar dan diperlukan untuk sukses. Karena itu, begitu saya yakin pasar akan naik, saya akan mengikuti saham terkuat dari saham-saham yang aktif—yaitu yang turun paling sedikit saat koreksi dan naik paling banyak saat rally.


---###$$$###---

 

Di pos "Beli Saham Apa?" saya menganjurkan anda untuk membeli saham yang naik/uptrend.

Masalahnya, saat market atau sektor sedang uptrend, banyak saham yang naik. Dari sekian banyak yang naik, saham mana yang sebaiknya dibeli? Rasa-rasanya sih kurang bijaksana kalau SEMUA saham naik tersebut anda beli.

Nah, Gerald M. Loeb menganjurkan agar anda membeli saham yang paling kuat: yang naiknya paling banyak saat market rally dan turunnya paling sedikit saat koreksi.

Jadi, semisalkan saham-saham batu-bara sedang naik, anda sebaiknya memilih membeli emiten batu-bara yang (persentase) naiknya paling tinggi saat rally dan (persentase) turunnya paling sedikit saat koreksi.



Pos-pos yang berhubungan:

[Pos ini ©2022 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

 

3 comments:

  1. Wah bersyukur sekali akhirnya muncul artikel baru lg dr bpk.


    Ijin bertanya ya pak iyan,

    diatas disebutkan sebaiknya memilih saham terkuat yg naik banyak saat rally dan turun paling sedikit saat koreksi. Namun di saat sekarang ini ada pembatasan ketat dr pihak ororitas yaitu suspensi (dan/atau UMA) yg sy rasakan cukup sering terjadi dan batas ARB yg asimetris dgn batas ARA shg cenderung mengaburkan riil yg terjadi pada saham tsb.

    Pertanyaan sy :
    1. Apakah bisa kt mengetahui saham yg akan terkena suspensi dan UMA shg bs diantisipasi lebih dini

    2. Dengan batas ARB asimetris spt skr bagaimana cara kt mengetahui riil koreksi saham tsb dibandingkan dgn kenaikannya dlm satu kurun waktu ya pak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. 1. Saya juga masih tidak jelas kapan saham akan di-suspend. Memang ini menjadi masalah kalau kita membeli saham yang naik, eeeh besok di-suspend.

      2. Auto-Reject yang asimetris, menurut saya, dipergunakan bandar untuk mengocok pembeli yang membeli di harga (terlalu) tinggi.

      Setelah Auto-Reject Atas (25%) beberapa hari, sering saham tersebut berbalik Auto-Reject Bawah (7%) selama beberapa hari.

      Dari mana kita tahu riil koreksi saham tersebut?

      Nah, ini tidak ada jawaban yang absolut.

      Tapi setelah ARA lalu ARB, sebaiknya anda memperhatikan apakah di ARB mulai di"makan" oleh bandar/market. Kalau sudah dimakan dalam jumlah (relatif) besar, kemungkinan sudah mau berbalik naik lagi.

      Delete
  2. Ooh gitu ya pak. Siap terimakasih insight nya pak iyan. Langsung akan coba sy amati mulai esok hari

    ReplyDelete

Pertanyaan dan komentar anda akan saya jawab sesegera mungkin. Maaf, saya tidak menerima pertanyaan dan komentar anonim/unknown. Promosi, iklan, link, dll, apalagi hal-hal yang tidak berhubungan dengan main saham TIDAK AKAN ditampilkan.