Friday, December 28, 2018

Untung/Rugi Main Saham Ada Dalam Kendali Anda


Figure 1. Kalimat Mutiara Marc & Angel (sumber: Marcandangel.com)

Anda tidak bisa mengendalikan
perilaku orang lain.

Anda tidak bisa mengendalikan semua
yang terjadi pada anda.

Apa yang bisa anda kendalikan adalah
bagaimana anda bereaksi terhadap semua itu.

Reaksi anda
adalah kekuatan anda.

(Sumber: Marcandangel.com)


---###$$$###---


Saat menulis saran di atas, (saya rasa) Marc and Angel tidak membicarakan saham. Tapi saran tersebut tidak hanya berlaku untuk kehidupan sehari-hari: saran tersebut juga berlaku saat anda bermain saham

Anda tidak bisa mengendalikan
harga saham naik atau turun.

Apa yang bisa anda kendalikan adalah
reaksi anda terhadap saham yang naik atau turun.

Reaksi anda (yang dirumuskan dalam trading plan)
adalah kekuatan anda.


---###$$$###---


Bagaimana seharusnya reaksi (trading plan) yang benar?

Secara umum:

Kalau saham naik, biarkan ia naik.

Kalau saham turun dan mencapai titik yang sudah ditentukan, JUAL JUAL JUAL (untung ataupun cut-loss).






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2018 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

26 comments:

  1. maaf pak .. tapi BANDAR bisa mengendalikan harga saham ..ada juga yg bilang bahwa semua saham pasti ada BANDARnya .. kita sebagai ritel seperti dipermainkan sama BANDAR .. bagaimana cara mengatasi hal itu ??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Artikel di atas menyatakan bahwa ANDA tidak bisa mengendalikan harga saham.

      Bandar bisa saja mengendalikan harga saham.

      Bagaimana cara mengatasi bandar yang mengendalikan harga saham?

      Gampang.

      Ikuti kemauan bandar.

      Kalau harga saham naik (katakanlah karena ulah bandar), anda ikut beli.

      Kalau harga saham turun (katakanlah karena juga ulah bandar), anda tidak beli.

      Delete
  2. Bung Iyan saya mau bertanya, apakah Bung Iyan trmasuk mekanikal trader atau discretional trader?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya agak sulit menjawab pertanyaan ini.

      Saya trading berdasarkan Trading Plan baku. Ini berarti saya adalah mekanikal trader.

      Tapi saya tidak membeli SEMUA saham yang memenuhi kriteria Trading Plan. Kalau ada BANYAK saham yang memenuhi kriteria Trading Plan, saya pilih HANYA beberapa. Ini berarti saya discretional trader.

      Jadi, jawaban pertanyaan anda: Saya adalah discretional mechanical trader.

      Delete
  3. Dear Mas Iyan

    Salam hangat..

    Gimana kabar, semoga sehat selalu dan senantiasa cuan selalu.

    Ngga terasa udah 4 tahunan saya mengenal Mas Iyan....dan mohon maaf lama ngga komen mas, tapi kali ini pengen ninggalin jejak walaupun sekedar salam sapa saja....hehe

    Tetap semangat mas dengan tulisan2 yang mencerahkan bagi kami para pemula.

    Salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Mas Herlambang,

      Terima kasih sudah menjadi pembaca setia blog ini selama 4 tahun.

      Mohon maaf kalau akhir-akhir ini saya jarang menulis pos baru.

      N.B.: Mas Herlambang sudah 4 tahun main saham? Berarti sudah BUKAN pemula lagi, dong?

      Delete
  4. Dear Mas Iyan..

    4 tahun baru seujung kuku lah mas pengalamannya..kalau ngga salah waktu itu mas Iyan kasih wejangan minimal 5 tahun baru bisa..itupun sekedar “bisa”..belum sampai taraf “mahir”.

    Saya juga bersyukur masih bisa bertahan meskipun masih jatuh bangun..mampu mempertahankan modal saja sudah sangat bagus bagi saya pribadi..jika ada yang mengadakan survey, kira2 dari 100 orang berapa persen yang mampu bertahan sampai 5 tahun, 10 tahun, atau lebih ? bisa jadi hasilnya dibawah 10% bahkan mungkin dibawah 5%.

    Temen saya saja..yang kebetulan beliau juga seorang pejabat pemda..hanya sanggup bertahan 1 tahun saja dan pindah ke bisnis burung kicauan..he

    2018 menurut saya merupakan tahun “siksaan” bagi trader..terkecuali bagi trader profesional seperti mas Iyan ya..kondisi bullish bearish ngga masalah tetep bisa meraih cuan..harapannya 2019 ini akan menjadi tahun bullish ya..aamiin.

    Berdasarkan pengalaman..psikologi dan money management merupakan faktor penting untuk bisa tetap bertahan di bursa saham..seperti yang pernah mas Iyan pesankan : “gunakan modal sekecil mungkin”.

    Salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepengetahuan saya, hanya SEDIKIT pemain saham yang bertahan sampai 4 tahun.

      Dan sepengetahuan saya pula, yang bisa bertahan lebih dari 2 tahun kemungkinan besar akhirnya akan bisa untung (konsisten) dari main saham.

      Jadi, saya yakin Mas Herlambang akan bisa meraih untung konsisten dari saham. Terus semangat.

      Delete
    2. Mas Herlambang, Mas aja yg sudah 4 th merasa 2018 sangat mnyiksa, apalagi bagi sya yg baru 2 th. Jujur saja saya rugi 20% spnjang 2018. Entah lah thun ini bisa balik modal atau tdak.marketnya horror untuk trend following. Sinyal belinya sering muncul dan bbrp hari kmudian lgsung dibanting lg, lgsung mncul sinyal jual trus rugi dah..

      Delete
    3. Mas Daenuri Nunu,

      Rugi 20% pada tahun 2018 memang menyakitkan.

      Tapi di pos "Target Laba Main Saham" saya menulis bahwa target Pemula adalah rugi tidak lebih dari 20%.

      Jadi, anda masih dalam batas target tersebut.

      Target anda berikutnya adalah berusaha untuk TIDAK RUGI di tahun 2019. Kalau bisa untung, bagus. Tapi target adalah untuk TIDAK RUGI.

      Delete
    4. Siap Bung Iyan.. Insya Allah nanti akhir 2019 saya akan laporkan hasil trading saya. Mohon bimbingannya saja. Stdaknya dr tanggapan Bung saya sudah sedikit trhibur. Apalagi kata Bung Iyan, jika mash bsa bertahan 2 th kmgkinan utk untung konsisten sangat terbuka.

      Delete
    5. Tetap semangat mas Daenuri..untuk kedepannya money managementnya bisa lebih ditingkatkan lagi

      Delete
  5. Aamiin..terima kasih mas Iyan atas doa dan motivasinya..

    Untuk untung konsisten rasanya masih jauh mas..levelnya masih pada taraf asal bisa survive saja sih..dgn menjaga keuntungan yang diperoleh dapat menutupi kegagalan2 yang pernah terjadi.

    Judul pos yang mas Iyan tulis diatas tepat sekali ya..bahwa untung / rugi ditentukan oleh diri kita sendiri..jadi unik ya kalau semisal saya mengeluh atau bahkan menyalahkan saham, atau emiten, atau market maker karena saham yang dimiliki harganya mogok atau malah turun terus..kenapa ngga jari2 kita sendiri yang disalahkan yang telah menekan tombol “buy”..kesadaran ini muncul juga setelah beberapa tahun bergulat disitu..haha.

    Dan saya juga bisa tertawa saja kalau membaca di grup2 saham berbagai keluh kesah yang disampaikan banyak orang para nyangkuter, atau pertanyaan2 unik lainnya semisal “naiknya kapan nih?” “kenapa turun ya?” “bandarnya siapa sih jahat amat?” dll..hal ini juga menjadi alasan saya sudah off dari grup2 dan semacamnya karena bagi saya sangat kurang manfaatnya..kebanyakan ngajakin beli tapi ngga ngasih tau ketika mereka kabur..dan betul sekali pesan mas Iyan waktu itu bahwa mengikuti grup2 saham itu tidak perlu dan tidak penting..terima kasih mas atas bimbingannya.

    Salam

    ReplyDelete
  6. Halo mas iyan. Terima kasih atas tulisannya,

    Saya mau bertanya tentang Single Movement Averarage, di salah satu video youtube tentang investasi saham (nabung) dituliskan untuk menjual saham (berapapun lotnya) dijual dengan parameter crossing MA 100 dengan MA 200. Pertanyaannya, apakah ini memang bisa dijadikan parameter untuk jual saham?

    Terima kasih banyak :)

    ReplyDelete
  7. Halo mas Iyan, terima kasih banyak atas tulisannya.

    Saya ingin bertanya mengenai salah satu parameter yakni Single Movement Average (SMA) dalam investasi saham (nabung). Di salah satu video youtube kenamaan, dijelaskan bahwa untuk penjualan saham, parameter yang dapat digunakan secara ringkas adalah, "Apabila MA 100 crossing kebawah dengan MA 200, maka penjualan harus dilakukan berapapun lotnya."

    Pertanyaannya, apakah memang bisa dijadikan patokan seperti ini? Saya sudah membaca postingan mas Iyan tentang Movement Average, tapi belum mendapatkan pencerahan. Terima kasih banyak mas Iyan :)

    ReplyDelete
  8. Selamat siang bung Ian
    Dan Salam cut lose
    Berkat artikel bung Ian saya bisa meminimalkan kerugian saya meski baru 4 bulan saya trading saham.
    Saya hendak membeli buku Technical Analysis of the Financial Market by john j. Murphy tetapi saya galau apakah membeli buku versi asli atau terjemahan karena saya sedikit buta bahasa Inggris. Tolong beri saya saran bung Ian

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saran saya selalu adalah--sedapat mungkin--membaca buku (saham) dalam bahasa Inggris.

      Tambahan lagi, banyak buku (saham) terjemahan bahasa Indonesia yang diterjemahkan asal-asalan sehingga membingungkan pembacanya.

      Lebih baik anda bingung membaca dalam bahasa Inggris daripada pusing membaca terjemahan yang gak benar.

      Delete
  9. Dear Mas Iyan.

    Salam profit.

    Mumpung lagi bullish dan lagi bersemangat, kalau diijinkan saya ingin sharing pengalaman dengan temen2 pembaca blog mas Iyan, selama bergelut didunia trading untuk dikoreksi dan juga diberi masukan.

    Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mas Herlambang,

      Monggo sharing-nya. Ditunggu yaa.

      Delete
    2. Mas Herlambang, ayo ditunggu sharingnya, jujur saja saya paling suka denger pengalaman orang lain, membaca profil Bung Iyan juga saya masih sering baca, dan menurut saya profil Bung Iyan itu terlalu singkat untuk seorang trader dengan pengalaman puluhan tahun. tentu saja yang paling menarik adalah Bung Iyan dan INCOnya, hehe..

      Delete
  10. Dear Mas Iyan.

    Salam profit.

    Sebenarnya saya agak grogi mau menceritakan pengalaman saya disini, khawatirnya dianggap ngawur atau apalah bahasa lainnya. Tapi baiklah tetap saya ceritakan karena tujuannya juga agar mendapat koreksi dan masukan dari seorang professional trader. Dan maaf sebelumnya apabila nanti bahasanya acak2an.

    Setelah melakukan trading selama beberapa tahun, disertai dengan jatuh bangunnya, maka ada beberapa pengalaman berharga yang dapat saya ambil, dan saya juga meluangkan waktu untuk melakukan riset terhadap market, untuk saya aplikasikan sebagai bahan perbaikan pada trading2 berikutnya.

    Ada 5 hal yang dapat saya sampaikan disini yaitu sebagai berikut. Yang pertama terkait dengan psikologis. Psikologis ini sangat penting ketika melakukan aktivitas trading, terutama psikologis dalam menghadapi kerugian. Contoh kongkrit dari pengalaman saya, jika saya melihat portofolio di OLT “kebakaran” atau merah membara dan minus dalam, maka akan membuat hati gundah, dan hal ini justru memancing semakin banyak kesalahan dalam trading.

    Nah, untuk permasalahan psikologis diatas, maka saya mengatasinya dengan cara membuat akun lebih dari satu. Tercatat saat ini saya sudah memiliki 4 akun dan kebetulan yang aktif 3 dan 1 non aktif. Sebelumnya 5 akun, tapi sudah saya tutup 1 jadi tinggal 4.Dengan cara ini saya mampu mengatasi kepanikan karena OLT yang portonya sedang “membara” tidak akan saya lihat.

    Yang kedua terkait dengan pemilihan emiten. Saya sudah berkali2 jatuh bangun di saham gorengan. Pernah profit fantastis, tapi juga pernah rugi besar, sehingga ujung2nya ya impas saja, bahkan saya merasa rugi secara psikologis. Bagi pembaca setia blog mas iyan ini yang pernah main di saham gorengan akan merasakan sendiri bagaimana sensansinya. Nah, dari pengalaman tersebut saya memutuskan untuk berhenti dari main saham gorengan karena saya adalah seorang pemula. Bagi profesional trader, bisa jadi saham gorengan justru menjadi ladang profit yang paling menggiurkan karena volatilitasnya yang sangat tinggi.

    Kemudian bagaimana saya memilih emiten. Jujur saja saya termasuk orang yang malas untuk mempelajari LK, membanding2kan fundamental antar emiten seperti PER, PBV, ROA, ROE, EBITDA, de.el.el.., sehingga dari hal tersebut saya memilih emiten cukup dari LQ45 saja ditambah emiten yang notabene “plat merah” atau BUMN. Lalu apa alasannya, kenapa LQ45 ? Alasannya adalah karena secara umum emiten2 penghuni LQ45 memiliki fundamental yang relatif “baik” ditambah lagi memiliki likuiditas yang tinggi, sehingga kalaupun salah ambil posisi dan mau “dibuang”, gampang. Kemudian kenapa BUMN ? Karena emiten BUMN saya anggap relatif “aman”, dan dari pengalaman saya, sampai saat ini saya masih memiliki 3 saham emiten swasta yang “mogok” lama dan tidak bisa dijual, karena adanya permasalahan hukum dan sebagainya. Padahal notabene emiten tersebut juga pernah parkir sebagai anggota LQ45. (to be continued..maaf sementara itu dulu nanti dilanjut lagi)

    Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Mas Herlambang,

      Terima kasih sebesar-besarnya untuk sharing-nya. Kalau anda berkenan, setelah sharing anda lengkap, nanti akan saya terbitkan dalam pos tersendiri. Supaya pengalaman anda tidak tersembunyi di bagian "komentar."

      Delete
  11. Waduh, jadi tersanjung mas kalau sharing saya mau dijadikan pos di blog ini. Monggo mas tidak mengapa.

    Poin2 selanjutnya yang dapat saya sampaikan adalah sebagai berikut.

    Yang ketiga terkait dengan money management. Diawal2 trading karena tidak menggunakan money management, lebih sering bonyoknya daripada untungnya. Sangat sering kena gocek ke level cutloss, padahal harga sudah berhasil breakout dari resisten kuatnya misalnya. Toh akhirnya harga melambung juga melanjutkan kenaikannya sehingga membuat saya manyun..haha. Untuk melakukan buyback pasca cutloss membutuhkan mental yang jauh lebih besar daripada ketika melakukan cutloss itu sendiri. Mungkin bagi profesional trader hal ini adalah sesuatu hal yang sudah biasa.

    Kemudian bagaimana saya menerapkan money management ? Jika mengincar suatu saham, maka saya alokasikan dana maksimal 2/3 saja dari modal, dan 1/3nya lagi cash buat cadangan. Dari 2/3 dana tadi saya bagi lagi menjadi 12 bagian. Dari 12 bagian itu saya bagi lagi ke 3 akun. Jadi peluru 1-4 untuk membeli di akun 1, pembelian ke 5-8 di akun 2, pembelian ke 9-12 di akun 3.

    Yang keempat terkait dengan bagaimana cara entrynya. Pembelian pertama tentunya disesuaikan dengan hasil analisis. Untuk pembelian ke-2 dan seterusnya dilakukan setiap kali ada tanda2 reversal baik kondisi naik maupun turun. Cara menganalisisnya adalah saya meriset saham2 LQ45 BUMN yang sedang downtrend dan penurunannya sudah mencapai 20%-40% atau lebih. Kemudian saya catat emiten2 tersebut beserta harganya saat itu. Atau agar tidak lupa dilakukan pembelian pertama, atau cukup beli 1 lot saja salah satu emiten yang saya pilih, sebagai penanda agar selalu terpantau di portofolio OLT, dan selanjutnya diamati terus grafik harganya dan ketika muncul tanda2 reversal dilakukan pembelian pertama dan seterusnya. Hasil dari pengamatan terhadap saham2 LQ45, jika sudah turun 20%-40% maka akan relatif lebih cepat untuk berbalik arah menjadi uptrend. (duh kolom komennya ngga muat saya putus disini)

    ReplyDelete
  12. (lanjutan)

    Yang kelima terkait dengan waktu entrynya. Jadi kapan waktu yang tepat untuk membeli saham ? Waktu yang saya maksud adalah waktu pada saat jam trading sedang berjalan. Sebelumnya saya suka membeli ketika harga sedang naik, sekitar pukul 9 – 11 karena takut ketinggalan kereta. Tapi ternyata disore hari keretanya mogok dan “kempes” lagi, jadi minus dah. Lebih pusing lagi jika esok hari dan esoknya lagi harganya semakin turun dan semakin dalem. Jadi ternyata pada jam2 tersebut menurut saya bukan waktu yang tepat untuk membeli, tapi justru waktu untuk jualan. Berdasarkan pengalaman tersebut saya sekarang lebih suka untuk membeli di sore hari, sekitar pukul 15.30 – 16.00. Karena dari pengamatan, pada jam2 tersebut pergerakan harga sudah cenderung stabil, walaupun tidak menutup kemungkinan pada saat closing ada kejadian harga ditarik ataupun bahkan dibanting. Lalu bagaimana jika sampai closing tidak dapat barang ? Jika menurut prediksi besar kemungkinannya untuk naik dan benar2 ingin dapat barang, untuk hal ini biasanya saya haka separuh dan separuh lagi nge-bid di harga tertinggi. Tapi jika hasil prediksinya biasa2 saja, cukup ngebid saja tanpa haka, kalaupun tidak kebagian ya sudah terima saja.

    Sebagai tambahan, saya juga sudah stop menggunakan dana margin, karena menurut saya menggunakan margin sangat berbahaya bahkan justru bisa menghabiskan modal, kecuali bagi profesional trader. Tapi memang dengan disediakannya dana margin di OLT sangat menggoda untuk digunakan karena rasa serakah yang muncul untuk mendapatkan untung besar. Oleh karena itu saya membuka akun syariah yang disana tidak menyediakan dana margin supaya tidak tergoda.

    Demikian sharing pengalaman saya, mungkin ada hal2 detil lainnya yang terlewat karena lupa untuk saya ceritakan. Profesi trader menurut saya adalah profesi yang unik, jadi jika ada 1000 trader, bisa jadi ada 1000 cara juga yang digunakan. Saham juga sama, semua saham memiliki peluang yang sama untuk memberikan profit dan juga memberikan peluang kerugian. Bagi trader X, saham ABCD mungkin saja bisa memberikan profit konsisten. Tapi bagi trader Y, belum tentu bisa mendapat profit dari saham ABCD tersebut, karena kedua trader tersebut bisa jadi memiliki analisis, metode, sudut pandang, ataupun timing buy dan sell yang berbeda. Saran saya bagi sesama pemula mari terus semangat belajar secara mandiri, semakin sering kita mengasah diri Insya Allah kita akan semakin mahir.

    Semoga bermanfaat. Ditunggu komentar dan koreksinya dari mas Iyan untuk perbaikan kedepannya.

    Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih sharingnya Mas Herlambang.. sepertinya hampir semuanya bertolak belakang dengan style trading saya. Tp Itulah indahnya Market. Salam

      Delete
  13. Selamat malam pak Iyan.
    Selamat malam pak Herlambang.
    Selamat malam semua penggemar setia blog pak Iyan.
    Pengalaman saya 4,5 tahun di bisnis saham BEI.
    Setelah 3 tahun saya mulai menghasilkan profit dan merasa sudah jago main saham.
    January 2018 saya seyum seyum karena porto hijo.
    Tapi february profit malah menrun terus aku sedih.
    Untunglah bulan maret sedikit naik langsung saya cutprofit (TP).Bulan april saya baca TA saham I*M* lalu buy besok nya langsung naik gapup dan close10%.aku hold 2 minggu profit sudah 107% saya ingin profit 200%.
    Tapi ada issu sell in may and go way harga saham turun menjadi profit tinggal 90% langsung saya TP.Saya off trading menganati bulan may.
    Benar benar diskon merasa sudah pintar TA saya buy di suport saham B*R* dan saham B*T* tapi malah turun terus dan cutlos.
    Saya panik physikology semua profit saya lenyap bahkan modal rugi 50%.Gara gara merasa jago TA tetapi tidak peka terhadap siklus 10 tahunan (1998-2008-2018) ternyata bandar bandar TP.
    Benar kata pak Iyan saya harus mengikuti keinginan bandar si supir IHSG.
    Terimakasih pak Iyan dari artikel2 blog bapak saya bisa belajar saham sejak 2015.
    Semoga pak Iyan panjang umur dan di beri kesehatan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

    ReplyDelete

Pertanyaan dan komentar anda akan saya jawab sesegera mungkin. Maaf, saya tidak menerima pertanyaan dan komentar anonim/unknown. Promosi, iklan, link, dll, apalagi hal-hal yang tidak berhubungan dengan main saham TIDAK AKAN ditampilkan.