Thursday, September 7, 2017

Beli Saham Apa?

Pertanyaan utama mayoritas pemain saham—apalagi seorang pemula— adalah: "Beli saham apa?"

Figure 1. Beli Saham Apa? (terusbelajarsaham.blogspot.com)

Membahas topik ini bisa dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya adalah membahas berdasarkan pergerakan harga saham: apakah sebaiknya membeli saham yang harganya naik, membeli saham yang harganya turun, atau membeli saham yang harganya tidak-naik-tidak-turun.

Nah, di pos "Pilih Mana: Beli Saham Yang Lagi Naik atau Lagi Turun?" saya menyatakan bahwa membeli saham yang lagi naik tidak salah, membeli saham yang lagi turun juga tidak salah, membeli saham yang tidak-naik-tidak-turun juga sah-sah saja.

Apapun pilihan anda, pilihan anda tidak salah.

Tapi mohon dicamkan bahwa tidak salah tidak serta-merta berarti benar (dan menguntungkan).

Jadi yang lebih benar dan menguntungkan yang mana dong? tanya anda.

Di pos tersebut juga saya tulis bahwa pada awal bermain saham saya memilih membeli saham yang turun yang saya anggap murah. Hasilnya: rugi besar. Kemudian saya beralih haluan memilih membeli saham yang sedang naik. Hasilnya: jauh lebih baik daripada membeli saham yang lagi turun.

Nah, seharusnya cukup jelas bahwa pilihan saya—sampai sekarang—adalah membeli saham yang lagi naik.

Jadi kalau anda bertanya kepada saya "Beli saham apa?," jawaban saya yang lebih spesifik adalah: "Beli saham yang cenderung naik (uptrend)."

Masalahnya, menentukan apakah suatu saham harganya cenderung naik (uptrend) tidak mudah. Yang lebih mudah adalah menentukan apakah suatu saham harganya sedang naik.

Contoh: misalkan harga saham naik dari harga Rp 800 ke 880. Apakah saham tersebut harganya naik? Tentu. Apakah saham tersebut uptrend? Belum tentu.

Karena itu, kalau anda belum bisa menentukan apakah suatu saham sedang uptrend atau tidak, belilah saham yang harganya naik.

Emangnya beli saham yang lagi naik pasti untung? tanya si pemula.

Tentu saja tidak.

Seperti yang sering saya tekankan berulang-ulang, TIDAK ADA YANG PASTI dan ABSOLUT saat bermain saham.

(Mohon diingat juga bahwa membeli saham yang turun, membeli saham yang "murah," membeli saham yang berfundamental baik, juga tidak menjamin anda pasti untung.)

Tapi membeli saham yang naik adalah LANGKAH AWAL untuk belajar membeli saham yang cenderung naik (uptrend).

Tapi kalau setelah saya beli lalu harga saham turun, gimana? tanya anda.

Kok gimana?

Langkah pertama setelah anda membeli saham adalah menentukan titik cut-loss. Kalau harga saham turun sampai ke titik cut-loss, ya anda harus cut-loss.

[Silahkan baca juga pos "Cara Cut Loss Untuk Stop Kerugian Saham" dan "Cara Main Saham Untuk Pemula: Setelah Beli."]

Oke, oke, kata anda. Akan saya coba. Tapi caranya gimana dong beli saham yang naik?

Mau tahu contoh Trading Plan Beli saham yang naik? Silahkan lanjut baca ke pos "Beli Saham Apa: Contoh Cara Membeli Saham Naik."






 Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2017 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

    7 comments:

    1. Saya tunggu pos selanjutnya Bung Iyan.

      dari bulan Oktober 2016 saya mulai menemukan blog ini.

      Setelah baca dengan tuntas bahkan berkali-kali pada semua artikel di kurikulum, akhirnya pada Desember 2016 saya mulai trading saham. Stelah sebelumnya hanya invest di reksadana.

      Saya berani trading saham karena setelah berulang-ulang baca artikel "tiga hal maha penting sebelum trading" yaitu cutloss. Artikel inilah yang membuat saya percaya diri untuk bisa melindungi modal.

      Mulailah saya beli saham. Coba2 tombol buy di IPOT. Dan waktu itu saya belum tahu cara membaca candle stick. Parah Bung, Hehe.

      Berdasarkan petuah Bung iyan, maka hal pertama yang saya lakukan adalah belajar dan latihan cutlos.

      Setelah berbulan2 latihan saya baru sadar, bahwa cutlos yang baik itu jika harga terus turun atau sideway lama setelah cutlos.

      Jika saya cutlos, dan harga kemudian naik, bukan ide cutlosnya yang salah, namun metode cutlos yang harus saya evaluasi.

      Dan alhamdulillah saat ini hasilnya jauh lebih baik bung.

      Pernah 2 bulan saya coba tak memakai cutlos, porto saya hancur lebur Bung, merah berdarah-darah.

      Jadi benarlah apa yang dikatakan Bung Iyan, hal pertama yang harus dilakukan sebelum trading adalah belajar cut los, cut los, cut los.
      Dan saya yakin, jika sudah terlatih dengan metode cutlos, maka akan lebih mudah juga melakukan trailing stop.

      Pada akhirnya saya hanya ingin mengucapkan terimaksih kepada Bung Iyan yang telah memberi tahu saya tentang satu hal yang maha penting dalam trading, yaitu CUTLOSS.

      Teruslah menulis Bung, karena jika penulis mati, ia akah dihidupkan lagi oleh kata-kata yang ia rangkai semasa hidupnya.

      ReplyDelete
      Replies
      1. Terima kasih bung daenuri nunu utk komentarnya.

        Langkah pertama belajar saham adalah BELAJAR CUT-LOSS.

        Setelah sudah paham cut-loss dan cara-caranya, barulah saatnya belajar memilih saham mana yang (lebih) berpotensi naik.

        Delete
    2. Pak aku mau nanya cara pak iyan screener saham saham yang memberikan sinyal buy pake aplikasi apa??

      ReplyDelete
      Replies
      1. Screening saham saya yang utama:

        Perhatikan HANYA saham-saham yang harganya (cenderung) naik.

        Saham tidak naik, LUPAKAN.

        Delete
    3. Met malam Bung Iyan.
      Untuk penentuan saham uptrend, apakah bung Iyan hanya menggunakan indikator moving average, dgn settingan periode MA tertentu. Atau dikombinasikan dgn beberapa indikator, misalnya MACD, Stochastic, RSI. Terima kasih atas komentarnya

      ReplyDelete
      Replies
      1. Indikator utama yang saya gunakan adalah Moving Average, MACD, dan Stochastics.

        Delete

    Pertanyaan dan komentar anda akan saya jawab sesegera mungkin. Maaf, saya tidak menerima pertanyaan dan komentar anonim/unknown. Promosi, iklan, link, dll, apalagi hal-hal yang tidak berhubungan dengan main saham TIDAK AKAN ditampilkan.