Figure 1. Beli Saham Naik (terusbelajarsaham.blogspot.com) |
Siap?
---###$$$###---
Langkah pertama: pilih angka antara 400 dan 1600.
Sudah?
Misalkan anda memilih angka 729.
Langkah kedua: cari saham yang harganya DEKAT (tapi tidak TERLALU dekat) 729 DAN DI BAWAH 729.
Misalkan saham APEL harganya Rp 750, saham GELI Rp 720, saham FACE Rp 690, saham NETI Rp 650.
Saham APEL tidak boleh anda pilih karena harganya di atas 729.
Saham GELI sebaiknya tidak dipilih karena (relatif) TERLALU dekat dengan 729.
Saham yang layak anda pilih adalah saham FACE dan/atau NETI karena harganya DEKAT (tapi tidak TERLALU dekat) 729 DAN DI BAWAH 729.
Masukkan saham-saham yang memenuhi kriteria ke dalam Daftar Pantau.
Langkah ketiga: BELI saham yang ada di Daftar Pantau KALAU harga saham NAIK di atas angka pilihan anda.
Ingat: anda akan BELI HANYA kalau harga saham NAIK DI ATAS angka pilihan anda. JANGAN BELI kalau harga saham belum naik di atas angka pilihan tersebut.
Misalkan saham NETI naik ke 730. Karena 730 > 729, anda BELI saham NETI di harga 730.
[Catatan: Cara paling mudah melakukan hal ini tanpa harus memantau harga saham terus-menerus (selama jam bursa) adalah dengan menggunakan Automatic Trading yang ada di platform online trading anda. Dengan Automatic Trading anda bisa memasukkan order untuk membeli/menjual kalau harga mencapai harga tertentu.]
Langkah keempat: Setelah membeli saham, tentukan titik cut-loss 6% di bawah harga beli saham.
Karena anda membeli saham NETI di harga 730, dan titik cut-loss adalah 6% di bawah harga beli, artinya anda harus cut-loss kalau harga NETI turun DI BAWAH Rp 686 (730 - (0.06 * 730)).
Langkah kelima: Kalau saham NETI naik, jual kalau harga saham naik 6% dari harga beli.
Karena anda membeli saham NETI di harga 730, dan harga jual adalah 6% di atas harga beli, artinya anda akan menjual NETI kalau harganya naik DI ATAS Rp 774 (730 + (0.06 * 730)).
Langkah keenam: Kalau saham NETI dalam 20 hari kerja bursa tidak turun sampai titik cut-loss tapi juga tidak naik sampai titik jual, anda akan jual NETI di hari ke 21.
Setelah NETI terjual (cut-loss ataupun untung), ulangi proses di atas dari Langkah Pertama.
---###$$$###---
Mohon diingat bahwa Trading Plan di atas adalah CONTOH. Setelah anda mencoba Trading Plan tersebut, silahkan dimodifikasi sesuai kemauan anda.
Coba anda lakukan Trading Plan di atas selama 6-12 bulan. Lalu lihat hasilnya, apakah lebih sering untung atau rugi.
Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2017 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]
Assalamualaikum, selamat siang pak iyan.
ReplyDeleteSaya Chandra. Yang ingin saya tanyakan, kalau boleh tau bapak lebih condong ke daily trading, swing trading, atau trend follower?
Terimakasih pak iyan.
Saya sekarang masih condong ke swing trading.
DeleteBung Iyan, trading plan nya kok ga pake indikator? langkah pertama aja udah ada lebih dari 1000 kemungkinan :)... indikator teknik apa yg paling baik utk jadi langkah pertama dalam trading plan?
ReplyDeletetrims.
Jadi menurut anda HARGA bukan indikator?
DeleteAnda kok lebay banget seh? :) Jumlah emiten saham di Bursa Efek Indonesia tidak ada 1000. Bagaimana mungkin bisa ada lebih dari 1000 kemungkinan?
INDIKATOR yang PALING BAIK (utk jadi langkah pertama dalam trading plan) adalah HARGA.
Sore pak iyan. Sy msih baru skali, sembari menunggu akun efek sy terbit, teman saya memberikan link agar sy bs belajar dr blog bapak. So far blognya menarik, bahasanya tidak berbelit dan isinya jujur, bisa tersirat dr susunan bahasanya hehe.
ReplyDeleteSy sdg membuka beberapa menu yg tersedia smpai akhirnya postingan yang ini sy baca.
Saya mau tanya, awalnya ditentukan 400-1600 itu berdasar apa ya pak? Apakah pakai analisis teknikal atau tergantung modal? :) Semoga tidak keberatan dijawab
Saya justru sedang menunggu2, kenapa belum ada yang bertanya alasan saya menyarankan "pilih angka antara 400 dan 1600."
ReplyDeleteAngka-angka tersebut bukan saya pilih seenaknya. Ada BANYAK alasannya. Beberapa di antaranya:
1. Saham di BEI yang (relatif) ramai diperdagangkan adalah saham yang harganya di bawah Rp 2000.
2. Kenapa tidak saya sarankan saham harga Rp 400 ke bawah?
Karena semakin rendah harga saham, SEMAKIN BESAR PERSENTASE perubahan setiap kali saham naik atau turun.
Artinya, kalau saham 100 turun 1, berarti turun 1%. Sedangkan saham 400 kalau turun 2 (fraksi harga di harga tersebut), berarti turun hanya 0.5%. Kalau harga saham 1600 dan turun 5 (fraksi harga di harga tersebut), berarti turun hanya 0.3%.
3. Kenapa saya meminta anda memilih "angka antara 400 dan 1600"? Kenapa tidak saya pilihkan untuk anda, misalnya angka 1200?
Karena kalau banyak orang memakai angka yang sama, bisa jadi harga naik/turun karena fakta BANYAK orang memakai angka/cara yang sama.
4. Mengapa saya tidak menyarankan saham di atas Rp 2000?
Karena (seperti yang anda tulis) semakin tinggi harga saham, nilai beli per LOT (100 lembar saham) semakin tinggi. Padahal saya SELALU MENYARANKAN pemula untuk beli saham (dalam rangka belajar) dalam NILAI SEKECIL MUNGKIN.
Semoga membantu.
Salam, Pak Iyan.
DeleteSaya Kevin, pemula yg mudah-mudahan "terus belajar saham".
Saya ingin bertanya terkait angka ajaib '729' dari mana ya, Pak?
Sebelumnya saya sudah melakukan pengelompokan harga saham berdasarkan harga. Jika terlalu rendah cenderung fluktuatif (digoreng), jika terlalu tinggi menurut saya kurang aktif (susah naik) dan modal juga belum kuat, hehehe.
Terima kasih, Pak. Semoga jawabannya dapat menambah ilmu saya untuk filter di excel, karena sekarang masih terlalu banyak (+/- 100) saham yg lolos filter.
Angka 729 adalah CONTOH angka yang ANDA PILIH.
DeleteSelamat malam pak Iyan,
ReplyDeleteMaaf ikut nimbrung lagi..
Ketika baca "pilih angka antara 400 dan 1600" sebenarnya saya langsung ingin bertanya namun saya sedikit trauma terkena pernyataan "jebakan" dan kena jawaban khas pak Iyan yaitu "jangan terlalu terpaku pada angka2 yang diutarakan. Yang perlu anda mengerti adalah KONSEP-nya." maka saya mengurungkan niat tanya saya. Mohon lain kali diberikan kode mana yang merupakan angka dengan makna atau angka hanya sebagai contoh sebuah konsep.. :-) hehe
Sedikit OOT saya mau tanya pengalaman bapak awal2 jd full time trader apakah a) ada peningkatan performa secara signifikan karena mampu mencurahkan waktu, konsen dan fokus
atau
b) justru mengalami kemunduran performa karena beban dan tekanan untuk istilahnya "ga dapat profit dapur ga ngebul"
Makasih sebelumnya
:-)
Rupa-rupanya (banyak) pernyataan/tulisan saya dianggap sebagai jebakan toh? :-)
DeleteSedikit latar berlakang sebelum menjawab pertanyaan anda:
Saat saya beralih menjadi full-time trader, saya sudah 5-6 tahun aktif main saham. Dan selama 5-6 tahun tersebut performa saya sangat jelek dan rugi (sangat) banyak.
Nah, saat saya beralih ke full-time main saham saya SUDAH BERHASIL MEMINIMALISIR kerugian dengan KONSISTEN cut-loss. Saat itu saya masih belum bisa untung konsisten; masih sering rugi tapi (relatif) kecil.
Menjawab pertanyaan anda:
Saat beralih ke full-time trader, TIDAK ADA peningkatan performa secara signifikan dalam waktu singkat. Peningkatan performa saya rasakan setelah 2-3 tahun saya full-time trading.
Kalau anda lihat di pos "Target Laba Main Saham (Bagian IV)" saya untung 120% di tahun 2007, 4 tahun setelah saya beralih menjadi full-time trader.
Apakah tidak ada kemunduran performa karena beban dan tekanan "ga dapat profit dapur ga ngebul"?
Nah, 2 tahun pertama saya full-time trading, saya TIDAK menargetkan untuk untung. Karena itu, 2 tahun pertama tersebut saya TIDAK MEMBAYAR GAJI kepada diri sendiri. Biaya hidup 2 tahun tersebut adalah dari tabungan (yang sudah dialokasikan).
JADI...
Jangka waktu saya mulai konsisten untung dari saham adalah sekitar 10 tahun sejak saya AKTIF main saham.
Fakta di atas adalah penyebab saya menyarankan PEMULA untuk mengalokasikan 5 tahun belajar saham SEBELUM berharap bisa untung konsisten.
ketika saham menembus resistance biasanya indikator osciliator menunjukkan kondisi overbought...
ReplyDeletebgmn pandangan pak iyan tentang overbought in??
kadang aku ragu untuk entry ketika overbought...
mohon pencerahannya pak :)
Menurut pengalaman anda, ketika indikator oscillator menunjukkan kondisi overbought, apa yang biasanya terjadi?
DeleteApakah saham turun? Atau naik?
pengalaman saya saham naik dulu kemudian sideway terus naik kembali atau turun kembali pak. biasa juga saham tersebut langsung rally tanpa koreksi signifikan walaupun overbought terus..
DeleteKalau pengalaman anda menunjukkan bahwa saham "overbought" TIDAK PASTI turun, kenapa anda takut membeli saham naik yang menurut anda "overbought"?
DeleteAnda sendiri bahkan menulis "biasa juga saham tersebut langsung rally tanpa koreksi signifikan walaupun overbought terus."
Kalau saham rally terus, berarti saham tersebut TIDAK/BELUM overbought toh?
makasih pandangannya pak... :)
DeleteMaaf,mau tanya pak:
ReplyDeleteLangkah pertama: pilih angka antara 400 dan 1600.
Apakah ada tool yg menginformasikan harga2 saham dalam suatu range?
.
Apakah penentuan cut-loss (6%) bebas ataukah ada patokannya?
.
Apakah penentuan periode (20hari kerja bursa) bebas ataukah ada patokannya?
.
Terima-kasih...
Kalau anda sudah tahu apa yang harus dilakukan, penentuan titik cut-loss dan periode bisa anda tentukan sendiri.
DeleteMaaf,mau tanya pak:
ReplyDeleteLangkah pertama: pilih angka antara 400 dan 1600.
Apakah ada tool yg menginformasikan harga2 saham dalam suatu range?
Kalau mau tahu harga saham dalam suatu range, silahkan lihat grafik.
DeleteApakah di situs IDX menyediakan grafik tsb?
DeleteTQ...
Grafik bisa dilihat di online trading broker anda.
Delete