Saturday, October 8, 2016

Mengapa Tidak Mudah Melakukan Cut-Loss?

It doesn't take a lot of strength to hang on; it takes a lot of strength to let go.  -J.C. Watts

[Tidak perlu banyak tenaga untuk membiarkan; perlu banyak tenaga untuk melepaskan.]

Ketika mengucapkan kalimat di atas, saya tidak tahu J.C. Watts berbicara dalam konteks apa. Tapi saya rasa sih ia tidak sedang berbicara tentang main saham.

Tapi...kalimat tersebut penting juga diresapi pemain saham.

Mengapa?

Karena dalam konteks main saham, kalimat mutiara J.C. Watts di atas bisa berbunyi: tidak perlu banyak tenaga untuk membiarkan saja saham yang rugi tapi perlu banyak tenaga untuk melepaskan (cut-loss) saham tersebut.

Nah, kalau anda belum pernah main saham, anda mungkin berpikir bahwa cut-loss adalah sesuatu yang mudah. Saham turun sampai harga tertentu, langsung jual. Apa susahnya ya?

Tapi faktanya adalah MAYORITAS pemain saham tidak mau dan tidak rela cut-loss.

Kalau posisinya rugi, mayoritas pemain saham berharap harga saham akan naik sehingga rugi tersebut berbalik jadi untung. Kalaupun tidak untung, ia berharap setidak-tidaknya posisi rugi tersebut bisa kembali balik modal alias impas.

Tapi faktanya juga adalah kalau posisi sudah rugi di atas 10%—dan anda hanya menunggu dan tidak melakukan aksi lain—(relatif) KECIL kemungkinan posisi rugi tersebut berubah menjadi impas. Semakin besar persentase ruginya, semakin kecil kemungkinan untuk bisa impas. Semakin lama posisi rugi tersebut dibiarkan, semakin mengecil lagi kemungkinan untuk bisa impas. Apalagi untung.

Kalau faktanya seperti itu, mengapa mayoritas pemain saham TETAP tidak mau dan TETAP tidak rela cut-loss?

Silahkan baca sekali lagi kalimat mutiara J.C. Watts di atas:

It doesn't take a lot of strength to hang on; it takes a lot of strength to let go.

Tidak perlu banyak tenaga/energi untuk membiarkan saja saham yang rugi. Perlu BANYAK tenaga/energi untuk rela meng-cut-loss saham yang rugi tersebut.

Jadi, tidak heran kalau mayoritas pemain saham rugi (karena membiarkan rugi yang kecil membengkak menjadi besar). 

Apakah anda punya saham yang posisinya rugi tapi anda tidak rela cut-loss? Atau mungkin anda sudah sering tidak mau cut-loss dan hasilnya kerugian anda makin besar?

Kalau jawaban anda adalah "iya" dan "iya," silahkan memilih: apakah lebih baik tidak mengeluarkan tenaga untuk cut-loss tapi modal anda habis, atau mengeluarkan tenaga untuk cut-loss agar anda bisa bertahan untuk terus belajar main saham?

Ingat: anda HARUS mengeluarkan banyak tenaga/energi untuk melakukan cut-loss. Tapi kalau anda tidak mau mengeluarkan tenaga/energi untuk cut-loss, karier anda sebagai pemain saham tidak akan bertahan lama.






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2016 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.] 

11 comments:

  1. ASRI,BSDE,TLKM,APLN,gara gara saham ini saya ngga mau cut loss keuntungan sebulan lebih habis dalam tiga Hari... dari pada pusing tiap malam baca koran INDUSTRI dan KONTAN serta Chart buat scapler siangnya ... akhirnya saya putusin semuanya buat beli JSMR dan PWON buat jangka panjang,,, bye scapler

    ReplyDelete
  2. cepat cutloss -salah, lambat cutloss -lagi salah, tidak cutloss -habis modal...apanya yg salah ya kok teori selalu kedengaran lebih mudah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siapa yang bilang cepat cut-loss itu salah?

      Emangnya ada praktek yang lebih mudah dari teori? :-)

      Delete
  3. Untuk melakukan Cutloss memang mengeluarkan bnyk energi terutama emosi dan psikis.. tapi jauh dari itu dampak dari jika kita tidak mau Cutloss adalah energi yg terpaksa kita keluarkan akan lebih besar...
    Melihat harga makin jatuh dan membiarkan pasar terus menyiksa kita tanpa bisa melakukan apa2 kecuali berharap dan meratap.. Dan membiarkan kesempatan yg lain hilang sia2,

    Terima kasih pak Iyan yg telah mengingatkan betapa pentingnya Cutloss bagi Newbie seperti saya

    ReplyDelete
  4. Yg ingin sy tanyakan tentang cut loss adalah, Ada 2 pandangan yang mengatakan :
    1. Trading saham itu enak, Karena kalau rugi bisa tahan. Kan memang untuk jangka panjang. Kita memang untuk invest.

    2. Tapi pak iyan, justru mengatakan lebih baik cut loss..

    Pandangan 1 : jika kita bertindak sebagai INVESTOR ( lebih jangka panjang )
    Pandangan 2 : seperti nya pak iyan bertindak sebagai TRADER ( lebih jangka pendek ). Lebih sering "keluar masuk" market.

    Bagaimana menurut pak iyan menyikapi kedua pandangan ini ? Thanks untuk sharingnya..

    ReplyDelete
  5. 1. Pandangan yang (menurut saya dan pengalaman saya) 100% SALAH.

    2. Trading jangka pendek maupun investasi jangka panjang TETAP HARUS CUT-LOSS. Bedanya hanyalah persentase kerugian SEBELUM cut-loss.

    Investasi adalah untuk cari untung. Pandangan bahwa kalau posisi rugi dan dipegang terus dengan keyakinan bahwa jangka panjang PASTI UNTUNG adalah pandangan yang SALAH. 100% SALAH.

    Munkin ada investasi jenis lain yang dipegang jangka panjang PASTI UNTUNG. Tapi saham jangka panjang bisa memberikan untung besar tapi juga bisa jadi NOL.

    Silahkan baca juga pos "Saham Turun, Tidak Dijual. Sudah Rugi atau Belum?"

    https://terusbelajarsaham.blogspot.co.id/2013/08/saham-turun-tidak-dijual-rugi-belum.html

    ReplyDelete
  6. Thx penjelasan nya pak.

    Ada lagi anggapan, kalau melakukan trading ( jangka pendek ) itu lebih sulit, kalau melakukan investasi ( jangka panjang ) itu lebih mudah di prediksi, Analisanya lebih banyak bener nya..

    Bagaimana pendapat pak Iyan tentang pertanyaan di atas ? Dan ada kah hubungan nya dengan Cut loss ?

    Apakah bisa sy simpulkan sementara : kalau trading akan lebih banyak / sering melakukan cut loss, kalau investasi tetap ada cut loss namun lebih jarang. Begitu kah pak ?

    Thanks penjelasannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya setuju dengan pernyataan ini: trading jangka pendek LEBIH SULIT UNTUNG dibandingkan investasi jangka panjang.

      Tapi alasannya saya kurang setuju. Menebak (prediksi, analisa) makin jauh ke depan SEHARUSNYA (secara logika) semakin sulit untuk benar.

      Benar: trading akan lebih sering cut-loss karena bingkai waktu (time-frame) lebih pendek daripada investasi yang time-frame nya lebih pajang.

      Semakin pendek time-frame main saham, semakin sering cut-loss.

      Semakin panjang time-frame main saham, semakin jarang cut-loss. Tapi tetap harus cut-loss.

      Delete
  7. Thank penjelasannya. Bung iyan yg ingin sy tanyakan. 1. Kapan kita menentukan cut loss, sebelum kita beli suatu saham atau setelah beli dan harga ternyata turun. 2. Berapa persen idealnya kita menentukan harga cut loss dari posisi harga beli. Tq balasaannya

    ReplyDelete
  8. Silahkan baca pos "Cara Cut-Loss Untuk Stop Kerugian Saham."

    https://terusbelajarsaham.blogspot.co.id/2010/12/cara-cut-loss-untuk-stop-rugi-main_13.html

    ReplyDelete
  9. Salam kenal bung iyan. Sy newbie, trima kasih atas balasannya, dan Sy sdh baca pos cara cutloss unt stop kerugian saham. Baru sadar pentingnya cutloss. Semoga berkah

    ReplyDelete

Pertanyaan dan komentar anda akan saya jawab sesegera mungkin. Maaf, saya tidak menerima pertanyaan dan komentar anonim/unknown. Promosi, iklan, link, dll, apalagi hal-hal yang tidak berhubungan dengan main saham TIDAK AKAN ditampilkan.