Saturday, May 21, 2016

Belajar Main Saham Dari Siapa? Bagian 1

Di bulan Januari 2016 saya menyurvey pembaca blog ini dengan pertanyaan ini:

Pilih mana:

1. Belajar saham dari analis saham
2. Belajar saham dari manajer investasi
3. Belajar saham dari pembicara seminar saham
4. Belajar saham dari perencana keuangan
5. Belajar saham dari broker saham
6. Belajar saham dari pemain saham

Total 199 suara masuk (terima kasih untuk anda-anda yang meluangkan waktu memilih) dengan hasil sebagai berikut:

20% (40 suara) memilih belajar saham dari analis saham
6% (11 suara) memilih belajar saham dari manajer investasi
1.5% (3 suara) memilih belajar saham dari pembicara seminar saham
1.5% (3 suara) memilih belajar saham dari perencana keuangan
3% (6 suara) memilih belajar saham dari broker saham
68% (136 suara) memilih belajar saham dari pemain saham

Dari jawaban yang masuk, mayoritas (68%) memilih belajar saham dari pemain saham.

Saya setuju.

Ibaratnya kalau anda ingin belajar memancing/menangkap ikan, anda sebaiknya belajar dari nelayan (penangkap ikan profesional).

Jadi, kalau anda ingin belajar main saham, anda sebaiknya belajar dari pemain saham profesional yang profesinya (dan penghasilan utamanya) adalah dari bermain saham.

Tapi, ada 2 masalah yang harus anda lalui kalau anda memilih belajar saham dari pemain saham.

Masalah apa, bung Iyan? tanya anda.

Pertama, banyak penjual buku/software dan penjual seminar yang menggembar-gemborkan dirinya sebagai pemain saham sukses dengan tujuan agar anda rela membayar mahal untuk ikut seminar yang mereka selenggarakan.

Dengan kata lain, anda harus pandai-pandai membedakan pemain saham profesional sungguhan dengan pembicara seminar berkedok pemain saham  yang menjanjikan akan mengajarkan cara cepat kaya dari main saham padahal mereka adalah serigala berbulu domba yang ingin memangsa anda dan uang anda.

Kedua, kalaupun anda bisa menemukan pemain saham profesional sungguhan, belum tentu ia punya waktu luang mengajarkan anda cara bermain saham yang benar. Kalaupun ia punya waktu luang, belum tentu ia berminat mengajarkan anda cara bermain saham yang benar.

Coba anda pikirkan: apa untungnya (si pemain saham profesional) membagikan rahasia dapur cara bermain saham kepada anda?

Artinya, kalau anda menemukan pemain saham profesional sungguhan, jangan malu membujuk, merayu, memohonbahkan kalau perlu, sungkemagar ia bersedia mengajari anda cara bermain saham yang benar.

Malu bertanya, sesat di jalan.

Malu membujuk, merayu, memohon, ya gak bakal diajarin. 

Sudah malu-maluin membujuk, merayu, memohon, bahkan sungkem aja pun belum tentu anda akan diajarin.

[Catatan: mohon jangan membujuk, merayu, memohon saya untuk mengajari anda privat cara bermain saham. Silahkan belajar dengan membaca "Kurikulum" blog ini. Dan kalau bersikeras ingin layanan privat, silahkan baca halaman "Konsultasi."] 

Tapi bung Iyan, gimana kalau saya tidak menemukan pemain saham yang mau ngajarin saya?

Kalau anda RELA membayar mahal (bayaran ini tidak harus dalam bentuk uang), saya yakin pasti ada pemain saham yang bersedia mengajar anda. Tapi kalau anda tidak mau membayar apalagi membayar mahal, alternatifnya adalah anda belajar (secara tidak langsung) dari tulisan (blog, buku) pemain saham profesional. (Pastikan bahwa blog/buku yang anda baca bukanlah kedok untuk menjual seminar.)

Tapi saya mau belajar langsung dari seseorang secara langsung, kata anda. 

Nah, ini dia. Tidak mau bayar tapi mintanya banyak.  

Nah, kalau anda ingin belajar langsung tapi tidak menemukan pemain saham yang mau mengajari anda, alternatif terbaik adalah belajar dari . . .

Analis saham?

Bukan, bukan belajar dari analis saham (yang dipilih 20% penjawab, suara kedua terbanyak) tapi dari . . .

Ingin tahu jawabannya? Silahkan lanjut baca ke pos "Belajar Main Saham Dari Siapa? Bagian 2." [Belum terbit. Mohon berkunjung kembali.]






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2016 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

24 comments:

  1. saya tunggu bagian 2 nya Bung Iyan. penasaran dengan kelanjutannya (y) hehehehehe

    ReplyDelete
  2. Pak sya mw tnya ni, misalnya sya bka rekening saham di peruasahaan A , trs nnti sya online tradingnya pke software ap??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silahkan tanya ke "perusahaan A" di mana anda berminat membuka rekening saham.

      Delete
  3. Klo boleh tau dulu om iyan belajarnya sama siapa?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya belajar paling banyak dan mendalam dari buku.

      Delete
  4. Yth: Pk Iyan
    Sham MCOR tgl 20 Juli 2016 : Freq 8.209 Offer 0 Offer Vol 0 Bid 153 Bid Vol 117.601. Yang saya mau tanyakan kenapa ada transaksi dg freq yg tingggi (8.209) sedangkan tidak ada yang jual (offer 0)? Bukankah trnasaksi terjadi kalau ada yg jual dan ada yg beli? Mohon pencerahannya Pak.

    ReplyDelete
  5. MCOR pada tgl 20 Juli terjadi auto-reject atas.

    Artinya, harga sudah mencapai harga TERTINGGI yang diperbolehkan pada hari itu. Karena sudah mencapai harga tertinggi ini, berarti harga terakhir adalah harga BID dan tidak ada lagi harga offer. (Kalau mau jual, harus jual di harga bid tertinggi tersebut.)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tambahan..
      Berarti walau sudah kena ARA maupun ARB, transaksi masih bisa berlangsung? Bukan transaksi di stop??
      Thanks bang...

      Delete
  6. xiexie Pak Iyan atas pencerahannya

    ReplyDelete
  7. Bung Iyan, mohon maaf sebelumnya kalau pertanyaan saya melenceng dari topik pada post ini. Saya trader pemula yang sedang keranjingan belajar. Ketika membaca post anda tentang cut loss, anda menekankan betapa pentingnya melakukan cut loss ketika harga mulai turun dari harga beli kita. Nah sebelum membaca post anda itu, saya jarang sekali melakukan cut loss, ketika harga turun, saya diamkan saja untuk kemudian melakukan average down.

    Yang saya tanyakan, lebih bagus mana antara melakukan avg down dibandingkan cut loss menurut anda?
    Trims....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau anda tanya lebih bagus mana: avg down vs. cut-loss, jawabannya adalah TERGANTUNG situasi dan kondisi.

      Saat ini, market sedang Bullish (relatif naik). Jadi, kalau saham turun anda average down, cukup besar kemungkinan akhirnya anda akan untung.

      Tapi bisa saja hal di atas membuat anda terlena tetap average down saat market sudah Bearish (relatif turun). Pada kondisi Bearish, average down bisa membuat anda rugi habis-habisan.

      Jadi, menurut saya, pemula harus lebih dulu belajar CUT-LOSS sebelum ia belajar average down.

      Delete
    2. 1. Yg penting ga di suspend
      2. Nyali cukup mumpuni (kesabaran)
      3. Dana segar selalu ada
      4. Konsisten ketika harga jatuh beli terus sampe mendekati.
      5. Itu pengalaman pribadi.
      6. Sekalian belajar saham (emosional, jiwa, manage keu & selalu berfikir positif) 1th minus dan akhirnya setelah reshuffle berubah +. TP langsung.

      Delete
  8. Pak Iyan saya bca analisa bandarmology sebagai berikut : Period 1 Value 1507 Accumulation, period 5 Value 1191 Accumulation dst dst dst. Yang saya mau tanya yang dimaksud dengan period itu apa ya. Terima kasih sebelumnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf saya tidak tahu. Silahkan tanya ke yang bersangkutan.

      Delete
  9. Dear Mas Iyan..

    Salam sehat dan sukses selalu..

    Masih inget saya mas Iyan.. :)

    Saya masih setia mengikuti terusbelajarsaham hanya saja maaf, udah lama banget tidak meninggalkan komen :)

    Meskipun diawal awal babak belur di dunia saham, alhamdulillah sampai saat ini masih ada semangat untuk terus belajar.

    Trading itu sangat melelahkan (menurut saya pribadi), dan saat ini saya merubah pola main saham dengan investasi saja.

    Portofolio saya diemin aja udah lebih dari setahun, dan hasilnya memang luar biasa.

    Luar biasa apanya nih..? luar biasa minusnya..hahaha..Bener serius ada yang minus dalem banget (30% nan) ngeri abis deh.. :(
    Tapi ada juga yang mengejutkan, profitnya tinggi banget, jadi kalo ditotal masih lumayan plusnya.

    Market bullish nih (moga aja serius), mas Iyan panen mulu kayaknya :D

    O ya..bukunya udah selesai belum ya ? ditunggu nih..hehe

    Maaf udah cuap cuap dipagi hari.

    Happy cuan..Herlambang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apa kabar Mas Herlambang?

      Tentu saja saya masih ingat mas Herlambang.

      Di kondisi market yang Bullish biasanya banyak muncul orang-orang bodoh yang merasa dirinya pintar karena bisa dengan mudah meraup untung dari saham. Lalu mereka omong besar bahwa bisa untung 30-70% per BULAN.

      Orang-orang seperti itu jangan digubris. Nanti juga akan kena batunya.

      Justru yang seperti anda yang nanti akhirnya akan bisa konsisten untung karena sudah merasakan pahit dan manisnya main saham.

      Tetap semangat!

      N.B.:

      1. Memang trading saham itu melelahkan. Intinya, tidak ada cara mudah untuk menjadi kaya.

      2. Tentang buku, saat ini saya sedang tidak semangat menulis.

      Delete
  10. Dear mas Iyan..

    Alhamdulillah kabar baik mas

    Kalau ada yg ngaku bisa untung 30%-70% per bulan secara konsisten kita kasih jempol lima deh..hahaha

    Untungnya saya belum pernah ikut satu seminar sahampun yg kadang biayanya sampe jutaan rupiah.

    Kalau memang mereka bisa untung konsisten kenapa ngga kasih seminar gratis aja..toh ngga ngurangin cuan kan..udah kaya lagi..hahaha (maaf bercanda)

    Btw titik2 posting diatas jawabannya apa ya ? (sabar belum terbit)

    ReplyDelete
  11. Halo pak iyan.. Kok lama tidak updated blog nya.. Sy sudah lama menantikan updated nya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mas Sony,

      Saya minta maaf kalau akhir-akhir ini saya tidak meng-update blog. Alasannya: saya sedang MALAS menulis. Ditambah lagi saat ini sedang sibuk dengan trading.

      Kalau penyakit MALAS-nya sudah hilang, saya akan meng-update lagi blog ini.

      Mohon bersabar ya.

      Delete
  12. Katanya kalau mau sukses gak boleh malas pak heheheee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anda betul bahwa kalau mau sukses GAK BOLEH MALAS.

      Masalahnya, menulis blog (hampir) tidak ada korelasi dengan kesuksesan saya main saham. Menulis blog korelasinya hanya dengan apakah saya mau sukses jadi penulis.

      Nah, sekarang saya lagi mengkaji kembali apakah saya benar-benar berminat menjadi penulis. Selama ini, "keuntungan" yang saya dapat dari menulis hanya sebatas keuntungan spiritual (kepuasan batin).

      Masalahnya, kadang2 ada pembaca (tidak tahu diri) yang membuat kesal, sehingga "keuntungan spiritual" saya dikuras habis. :-(

      Kalau kepuasan batin pun tidak saya dapat, lalu apa gunanya saya menulis? Gitu loh.

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
    3. Dear El Heze,

      Terima kasih untuk komentar anda.

      Saya tahu bahwa saya cukup beruntung karena blog ini termasuk "laris".

      Saya sih tidak berharap pendapatan banyak dari iklan Google, tapi ya ngarep sih tentu ada. Hehehe.

      Contoh PEMBACA TIDAK TAHU DIRI?

      Yang pasti anda dan mayoritas pengomentar adalah pembaca TAHU DIRI.

      Contoh yang tidak tahu diri:

      pintu jati has left a new comment on your post "Target Laba Main Saham (Bagian III)":

      Hahaha ternyata gak seserem yg ditulis diblog.. stlh bbrpa buln mendalami sy bs profit 30-70% per buln.. baca buku nicolas darvas mas legenda pasar modal dg profit 28% perbuln.(itu dulu masih manual, skang Sudh online bs lebih maksimal)

      Posted by pintu jati at July 23, 2016 at 10:03 PM

      Terima kasih El Heze atas dorongan semangat anda. Semoga dalam waktu dekat semangat menulis saya bisa berkobar kembali.

      Delete
    4. This comment has been removed by the author.

      Delete

Pertanyaan dan komentar anda akan saya jawab sesegera mungkin. Maaf, saya tidak menerima pertanyaan dan komentar anonim/unknown. Promosi, iklan, link, dll, apalagi hal-hal yang tidak berhubungan dengan main saham TIDAK AKAN ditampilkan.