Tuesday, February 28, 2023

Jangan Berpikir Saham Turun Pasti Akan Naik Lagi

Tulis Gerald M. Loeb di buku The Battle for Investment Survival:


 

It is a great mistake to think that what goes down must come up.

Salah besar kalau anda pikir saham yang harganya turun pasti akan naik lagi.

 

The big problem is to look at investments completely coldly, allowing no sentiment to play any part. Nine times out of ten it is better to sell a stock which is down because it is then so much easier to do your thinking unprejudiced by your problem.

Hal utama adalah untuk melihat investasi anda dengan kepala dingin, tanpa melibatkan perasaan. Sembilan dari sepuluh kali kejadian adalah lebih baik menjual saham yang turun karena dengan melakukan itu anda akan lebih mudah berpikir tanpa dipengaruhi permasalahan (posisi rugi) anda. 

 

 

Pos-pos yang berhubungan:

[Pos ini ©2023 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

6 comments:

  1. Halo Pak Iyan
    Saya mulai trading saham 3 bulan lalu dan salah satu alasannya karena terinspirasi dari blog ini.
    Selama 3 bulan ini, total loss saya sekitar 2% dari modal (bisa lebih besar jika saya tidak menerapkan cutloss di trading plan saya). Ada beberapa hal yg ingin saya tanyakan setelah 3 bulan trading.
    1. Untuk scanning saham yang akan masuk watch list bapak, adakah caranya pak?
    2. Untuk entry buy Pak Iyan memakai time frame apa? dan apakah order book juga menjadi salah satu kriteria bapak untuk entry?
    3. Saya pernah baca bahwa Pak Iyan adalah tipe swing trader. Jadi saya asumsikan bahwa Pak Iyan akan entry di sekitar swing low. Jika asumsi saya benar, apakah Pak Iyan menunggu harga retest dulu ke area swing low tersebut lalu entry?
    4. Apakah volume penting bagi bapak untuk entry buy/sell suatu saham?
    5. Untuk posisi harga cut loss, apakah bapak menggunakan persen dari harga buy? Jika iya, berapa persen maksimal yang Pak Iyan gunakan?
    Kalau Pak Iyan menetapkan harga cut loss berdasarkan posisi swing low, berapa tick dibawah yang biasa bapak gunakan?

    Maaf pak jika pertanyaan saya banyak sekali. Jika bersedia, tolong dijawab ya pak. Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mas,

      1. Scanning saham untuk watch list, banyak cara yang bisa dipakai; bisa manual, bisa computerized. Saya scanning saham hanya secara manual.

      2. Entry saham saya tidak pakai time-frame. Kalau saham naik dan kelihatannya masih mau naik lagi, saya beli. Kalau ternyata salah, saya cut-loss.

      Untuk saham yang bergerak cepat dan liar, Order Book bisa membantu keputusan entry.

      3. Saya swing trader tapi saya (seringnya) membeli saham yang naik. Saya berusaha untuk TIDAK membeli saham yang turun.

      Kalau saham belum uptrend kuat, memang lebih baik menunggu harga retest low lalu naik, barulah beli.

      4. Volume penting hanya untuk memutuskan entry BERAPA BANYAK. Artinya, kalau volume (relatif) kecil, jangan membuka posisis besar.

      5. Cut-loss saya biasanya berdasarkan apakah harga menembus Support. Kalau tembus ke bawah Support, saya cut-loss.

      Artinya juga: hati-hati kalau membeli saham yang tinggi di atas Support. Kalau cut-loss, persentasenya bisa besar.

      Jadi, kalau harga saham jauh di atas titik Support (lebih dari 15-20%), saya biasanya cut-loss kalau saham turun 5-10% dan tidak menunggu harga menembus support.

      Delete
  2. Terima kasih Pak Iyan atas jawabannya. Pak saya mau tanya satu lagi tentang target Take Profit. Apa kriteria Take Profit yang bapak gunakan? apakah berdasarkan key level yang bapak temui atau menggunakan risk reward ratio?

    Salam

    ReplyDelete
  3. Tentang Take Profit, silahkan baca pos "Cara Menjual Saham Agar Profit Maksimal."

    ReplyDelete
  4. Sudah lama tidak lagi memberi pencerahan kpd kami pak, apa tidak rindu utk menulis lagi?

    Jika boleh request, mohon utk bisa dibuat kan materi utk bs menjelaskan pernyataan bpk yg menyarankan membeli saham naik yang kira2 "masih bisa naik lagi".

    Apa ya pak kira2 acuan utk mengetahui saham yg scr probabilitas masih bisa naik lagi?

    Terimakasih pak

    ReplyDelete
  5. Terima kasih untuk sarannya.

    Akhir-akhir ini saya malas menulis karena menulis blog tidak lagi "spark joy".

    Tentang saham naik yang bisa naik lagi: menurut hukum momentum, apa yang bergerak ke satu arah akan lebih cenderung melanjutkan gerakan ke arah tersebut. Kalaupun akhirnya berubah arah, harus didahului gerakan melambat dulu.

    ReplyDelete

Pertanyaan dan komentar anda akan saya jawab sesegera mungkin. Maaf, saya tidak menerima pertanyaan dan komentar anonim/unknown. Promosi, iklan, link, dll, apalagi hal-hal yang tidak berhubungan dengan main saham TIDAK AKAN ditampilkan.