Saturday, July 31, 2021

Iyan Belajar Cut-Loss dari Gerald M. Loeb

Tulis Gerald M. Loeb di buku The Battle for Investment Survival:


But it is sound policy to get out of long positions which begin to prove themselves wrong by declining in price. This is the one automatic proceeding in handling securities, the only proceeding in which no judgment is needed.

Adalah tindakan yang bijaksana untuk menjual saham yang harganya turun. Ini adalah satu tindakan otomatis saat bermain saham, satu-satunya tindakan yang tidak perlu pemikiran lebih lanjut.


Losses must always be "cut.' They must be cut quickly, long before they become any financial consequence. After the elimination of a stock in this manner, the transaction must be, in a sense, forgotten. It must be left out of future consideration so completely that there is no sentimental bar to reinstating the position at higher level, either very soon or at any later date, if the purchase again seems strongly advisable.

Kerugian harus selalu di "potong." Kerugian harus dipotong secepat mungkin sebelum berakibat fatal bagi finansial anda. Setelah saham dijual, transaksi tersebut harus dilupakan sehingga tidak ada perasaan sentimental untuk membeli kembali saham tersebut di harga lebih tinggi, dalam waktu dekat ataupun jauh di kemudian hari, kalau saham tersebut kembali menjadi layak dibeli.

 

Cutting losses is the one and only rule of the markets that can be taught with the assurance that is always the correct thing to do.

Cut-loss adalah satu-satunya aturan pasar yang dapat diajarkan dengan keyakinan penuh bahwa ia adalah hal benar yang harus dilakukan.




---###$$$###---

 

Setelah membaca lagi tulisan Gerald M. Loeb di atas, saya ingat bahwa saya belajar konsep cut-loss saham dari beliau.

Masalahnya . . .

Saat Gerald M. Loeb menyadarkan saya betapa cut-loss itu sangat penting adalah setelah saya rugi habis-habisan. Habis-habisan sampai hampir modar.

Alangkah baiknya kalau saya tahu tentang konsep cut-loss SEBELUM saya rugi besar.

Nah, kalau anda sudah membaca pos-pos di blog ini, saya yakin anda tahu bahwa saya sangat menekankan pentingnya cut-loss saat anda bermain saham. Apalagi saat anda baru mulai belajar main saham.

Mengapa?

Karena anda tidak perlu rugi habis-habisan sampai hampir modar untuk mulai menyadari pentingnya cut-loss. Kalau anda sudah konsisten cut-loss saat baru belajar main saham, proses belajar main saham anda akan jauh lebih menyenangkan daripada proses belajar yang saya alami.

 

Pos-pos yang berhubungan:

[Pos ini ©2021 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

 

16 comments:

  1. Dear Mas Iyan..

    Salam hangat..

    Cutloss memang penting, seandainya tidak cutloss di ASII EXCL PGAS saat itu mungkin saat ini saya sudah keluar dari saham karena modal habis dengan 7 tahun penantian yang sia2..he..

    Bagaimana pendapat Mas Iyan dengan saham2 teknologi yang tumbuh pesat saat ini, apakah memang saat ini saatnya "mereka" menggantikan posisi BC ? Ataukah Mas Iyan tetap berpegang pada chart untuk trading tanpa memperdulikan sektor ?

    Hal ini saya sampaikan karena terus terang saya belum berani masuk ke saham2 yang kenaikannya fantastis, sehingga saya kehilangan potensi profit disana.

    Terima kasih..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Mas Herlambang,

      Saya main saham HANYA berdasarkan chart. Tanpa memperhatikan sektor.

      Kadang bahkan saya tidak tahu perusahaan tersebut bergerak di bidang apa. (Saya tidak bangga dengan hal ini; saya hanya mengungkapkan bahwa kalau kita trading, kita tidak perlu tahu tentang fundamental perusahaan.)

      Yang penting adalah chart memberi petunjuk bahwa saham berpotensi naik. Lalu--yang tidak kalah penting--dipadukan dengan money/risk management.

      Artinya, sesuaikan jumlah saham yang dibeli dengan kondisi pasar. Saham yang sepi, kalau mau beli, beli sedikit saja. Saham yang ramai, silahkan beli banyak.

      Kembali lagi mengapa CUT-LOSS SANGAT PENTING: Untuk saham yang sudah naik fantastis, silahkan dibeli asal anda SIAP CUT-LOSS kalau turun.

      Untuk yang belum mau cut-loss, membeli saham yang sudah naik tinggi berpotensi rugi besar kalau saham tersebut anjlok dan anda tidak bersedia cut-loss.

      Delete
    2. Mantap mas penjelasannya..

      Saya juga setuju, chart merupakan interpretasi dari banyak hal. Jadi kalaupun kita tidak tahu tentang fundamental, rumor, news, atau apapun pada emiten tersebut sudah cukup bagi kita untuk mengambil keputusan.

      Nah, ketidak beranian saya untuk masuk ke saham2 yang sudah naik tinggi mungkin karena masalah psikologis. Mental saya menjadi lemah, karena sudah sangat seringnya ketika ambil bagian ternyata tinggal longsornya, alias nyangkut di pucuk dan berakhir dengan cutloss..he..

      Dan akhirnya, seperti yang mas Iyan tulis di artikel yang lain, bahwa keberhasilan dalam saham, dan juga bisnis yang lainnya, tidak semata mata murni dari skill, tapi juga faktor lucky..

      Salam..

      Delete
    3. Mas Herlambang,

      Saya JUGA MASIH SERING takut membeli saham yang sudah naik tinggi.

      Semakin lama kita bermain saham, semakin banyak ketakutan yang menghantui. Ini manusiawi.

      Tapi...

      Saya berusaha selalu memberanikan diri membeli saham yang sudah naik tinggi dengan 2 ketentuan berikut:

      1. Belinya (relatif) sedikit saja.

      2. Cut-loss kalau turun.

      Delete
  2. Siap mas..

    Pada artikel diatas tertulis "setelah saham dijual..harus dilupakan.."dst. Intinya setelah cutloss..tidak perlu membeli kembali saham tersebut dilain waktu.

    Dalam hal ini saya kurang setuju, dan ini berdasarkan pengalaman saya pribadi. Awalnya saya juga begitu, karena secara psikologis, orang akan menjauhi sesuatu yang pernah "menyakitinya". Tetapi yang terjadi pada saya, setelah ganti saham yang lain, lebih sering berakhir dengan cutloss juga.

    Dan ketika saya coba memberanikan diri untuk buyback pada saham yang sama pasca cutloss, justru bisa memberikan profit yang relatif konsisten. Mungkin pada orang lain akan berbeda lagi pengalamannya.

    Salam..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mas Herlambang,

      Tentang "Setelah saham dijual, transaksi tersebut harus dilupakan...", saya rasa anda salah mengerti.

      Yang dilupakan adalah transaksi tersebut. Agar kalau saham tersebut memberikan sinyal beli lagi, berarti harus berani beli. Walaupun barusan dijual.

      Jadi, bukan SAHAMnya yang dilupakan. Tapi transaksi (yang menggores luka) tersebut.

      Delete
  3. Mas Iyan..

    "The wolf of wall street" sepertinya semakin nyata dalam bursa kita, dalam pengamatan saya 2 tahun terakhir ini.

    Apakah saya yang baru nyadar, atau memang dari dulu seperti itu ? Bagaimana pendapat mas Iyan dan saran atau trik bagi saya sebagai pemula ?

    Terima kasih..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf Mas Herlambang, saya tidak mengerti yang anda maksud dengan "The Wolf of Wall Street." Bisa diperjelas?

      Delete
    2. "The wolf of wall street" itu film tentang dunia saham mas, diangkat dari kisah nyata, khususnya di bursa amerika, yang penuh dengan intrik.

      Delete
    3. Mas Herlambang,

      Saya pernah nonton "The Wolf of Wall Street."

      Bagian mananya yang menurut anda "semakin nyata dalam bursa kita..."?

      Delete
    4. Poinnya pada "intrik" yang dilakukan oleh tokoh utama mas, dan itu hanyalah salah satunya.

      Bagaimana halnya dengan "intrik" lain yang dilakukan oleh pelaku pelaku pasar yang lainnya, mungkin dari sisi emiten, market maker, dan mungkin juga regulator ?

      Bukankah itu berbahaya bagi kita selaku ritel kalau kita tidak tahu cara "main" yang aman di bursa ?

      Delete
    5. Mgkin maksud mas herlambang tentang aksi Pump and Dumpnya Bung..

      Delete
    6. Saya tidak tahu apakah ada cara main saham "aman" di bursa.

      Kalau kita kembali ke "The Wolf of Wall Street," bursa saham adalah seperti hutan yang banyak serigalanya. Kalau kita masuk ke hutan tersebut, persiapkan diri untuk bertahan dari terkaman serigala.

      Persiapan bagaimana?

      Persiapan yang paling penting (dan relatif mudah dilaksanakan) adalah CUT-LOSS, CUT-LOSS, CUT-LOSS.

      Delete
    7. Betul mas, saya juga sangat setuju, cara paling aman "main" di bursa untuk melindungi modal ya cutloss, kalau memang pergerakan harga tidak sesuai harapan.

      Dan bahkan, setelah apa yang terjadi pada kasus Jiwa***** , Asa*** , adanya RSS, adanya REPO, termasuk juga cukup banyaknya saham IPO yang berakhir di gocap, yang hal ini saya nilai sebagai tingkat kegagalan IPO yang relatif tinggi, telah merubah cara pandang saya ke bursa 180 derajat, yang awalnya akan saya jadikan sebagai tempat yang cocok untuk investasi, menjadi tempat yang tidak cocok untuk investasi jangka panjang.

      Hal ini khusus bagi saya, karena modalnya pas pasan. Bagi orang lain, terutama yang bermodal besar mungkin akan lain lagi ceritanya. Meskipun saya pernah profit tiga digit ketika berinvestasi pada salah satu emiten, hal ini saya nilai sebagai hoki saja, bukan karena skill.

      Sehingga bagi saya, mempelajari FA, mengikuti rumor maupun news, adalah buang buang waktu. Cukup dengan chart saja, ikuti selama uptrend dan berpotensi mendatangkan profit, dan kalau downtrend, jauhi. Dan sepertinya hal ini juga sepemikiran dengan mas Iyan.

      Salam.

      Delete
    8. Mas Herlambang,

      Sepertinya anda makin hari makin (berpandangan) sama dengan (pandangan) saya tentang bursa saham.

      Tapi...

      Tidak berarti pemikiran kita adalah yang paling benar. Banyak cara mendapat profit dari bursa saham; membeli saham uptrend adalah salah satunya. Tapi masih banyak juga cara yang lain.

      Yang tidak kalah penting adalah KONSISTEN dalam melaksanakan Trading Plan yang sudah disiapkan.

      Delete
    9. Betul mas Iyan..

      Ada 1000 cara untuk mendapatkan profit, yang masing masingnya cocok untuk sebagian orang, tapi belum tentu cocok untuk sebagian yang lain.

      Asalkan cara tersebut bisa mendatangkan profit konsisten, dan tidak merugikan orang lain, ya hal itu sah sah saja.

      Salam.

      Delete

Pertanyaan dan komentar anda akan saya jawab sesegera mungkin. Maaf, saya tidak menerima pertanyaan dan komentar anonim/unknown. Promosi, iklan, link, dll, apalagi hal-hal yang tidak berhubungan dengan main saham TIDAK AKAN ditampilkan.