Saturday, October 28, 2017

Tanggapan Pilih Mana: Investasi Saham Jangka Panjang atau Trading Saham Jangka Pendek?

Di bulan Maret 2016 di pos "Pilih Mana: Investasi Saham Jangka Panjang atau Trading Saham Jangka Pendek" saya bertanya kepada pembaca blog ini:

Pilih Mana:

1. Investasi saham jangka panjang (tahunan)
2. Investasi saham jangka bulanan
3. Trading saham jangka mingguan
4. Trading saham jangka harian
5. Tidak masalah investasi jangka tahunan, bulanan, ataupun trading jangka mingguan, harian. Yang penting untung.

Figure 1. Investasi Saham Jangka Panjang atau Trading Saham Jangka Pendek?

Terima kasih untuk anda yang sudah memilih dan meninggalkan komentar.

Yang mana adalah pilihan terbaik?

Yuk kita bahas.

---###$$$###---

Menurut saya, kalau pengalaman main saham anda lebih dari 5 tahun, pilihan yang terbaik adalah Nomor 5: Yang penting untung.

Tapi kalau pengalaman main saham anda kurang dari 5 tahun, pilihan yang terbaik adalah Nomor 5: Tidak masalah investasi jangka tahunan, bulanan ataupun trading jangka mingguan, harian.

Lho? Bukankah sama-sama Nomor 5?

Betul. Tak peduli berapa tahun pengalaman anda main saham, pilihan yang terbaik—menurut saya—adalah Nomor 5. Hanya saja, penekanannya yang berbeda.

Untuk anda yang sudah main saham lebih dari 5 tahun, saya asumsikan anda sudah—sedikit banyak—tahu bingkai waktu main saham yang cocok dengan karakter anda. Mungkin anda fokus dengan swing trading mingguan. Tapi anda juga tidak menutup kemungkinan untuk bereksperimen dengan bingkai waktu yang lain. Yang Penting Untung.

Masalahnya sedikit berbeda untuk anda yang pengalaman main sahamnya kurang dari 5 tahun.

Di pos "Target Laba Main Saham" sudah saya tulis bahwa target pemula main saham bukanlah untuk mencari untung tapi untuk tidak rugi terlalu banyak.

Jadi, kalau pengalaman main saham anda kurang dari 5 tahun, sebaiknya fokus anda bukan pada bagian "Yang penting untung" tapi pada "Tidak masalah investasi jangka tahunan, bulanan, ataupun trading jangka mingguan, harian."

Mengapa?

Ketika anda mulai main saham, hampir pasti anda main saham berdasarkan pandangan orang lain. Maksud saya, kemungkinan besar anda terjun main saham karena MEMBACA, MENDENGAR, MENONTON berita tentang pemain saham atau investor sukses di Indonesia ataupun di dunia: Anda ingin kaya seperti mereka dengan bermain saham.

Caranya?

Ikuti cara mereka.

Kalau anda baca/dengar/nonton bahwa si Anu bisa untung 5-10% per bulan dari trading saham jangka harian, anda tertarik untuk trading saham jangka harian.

Kalau anda baca/dengar/nonton bahwa si Itu bisa untung 8-15% per bulan dari trading saham mingguan, anda tertarik untuk trading saham jangka mingguan.

Kalau anda baca/dengar/nonton bahwa Warren Bufftet menjadi investor saham terkaya di dunia dari investasi saham jangka panjang, anda tertarik untuk investasi saham jangka panjang (tahunan).

Masalahnya...

Anda bukan si Anu. Anda bukan si Itu. Dan yang pasti, anda juga bukan Warren Buffet.

Anda adalah anda.

Bingkai waktu yang cocok dan menguntungkan untuk si Anu, Itu, Warren Buffet, BELUM TENTU cocok dan menguntungkan untuk anda.

Jangan salah mengerti. Saya tidak bilang anda jangan mencontoh bingkai waktu si Anu, Itu, atau Warren Buffet. Boleh kok.

Hanya saja, JANGAN LANGSUNG BERKESIMPULAN bingkai waktu mereka adalah bingkai waktu terbaik untuk anda.

Artinya, misalkan anda mulai main saham dengan trading saham harian dan tidak untung. Jangan menutup kemungkinan untuk mencoba trading jangka mingguan atau investasi jangka bulanan.

Misalkan juga anda mulai main saham dengan investasi jangka tahunan. Tapi anda stress melihat portofolio yang naik turun. Nah, jangan menutup kemungkinan untuk beralih ke bingkai waktu yang lebih pendek.

Pesan moral: Silahkan mulai belajar main saham dengan bingkai waktu pilihan (awal) anda. Kalau menguntungkan, lanjutkan. Kalau tidak menguntungkan, silahkan bereksperimen dengan bingkai waktu yang lain.

Dengan kata lain: JANGAN terlalu yakin bahwa pilihan (awal) anda adalah yang terbaik. Buka diri anda bahwa opsi lain BISA JADI lebih baik/cocok untuk anda. 






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2017 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

12 comments:

  1. Selamat pagi Pak
    Saya mau tanya, apakah tiap akhir tahun bapak melakukan tutup buku pada setiap posisi saham bapak untuk mengambil Capital gain atau bapak biarkan saja floating?
    Terimakasih
    Salam,
    Dancer

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebagai swing trader, waktu hold saya biasanya tidak lebih dari 1 bulan.

      Menjawab pertanyaaan anda: Saham yang NAIK akan saya HOLD; saham yang TURUN akan saya JUAL.

      Delete
    2. Kalau boleh tau apakah Pak Iyan trading menggunakan margin?
      Mungkin bisa dibahas pos mengenai margin Pak, maupun management nya

      Delete
    3. Saya berusaha menghindari margin dan saran saya untuk pemula adalah untuk TIDAK trading dengan margin.

      Mungkin suatu hari akan saya menulis pos tentang MARGIN. Mohon bersabar.

      Delete
    4. Saya sangat menunggu post tentang MARGIN, karena banyak yang mati bunuh diri bahkan stress jadi gila karena hal ini.

      Delete
    5. Kalau anda tahu bahwa banyak yang bunuh diri atau stress dan jadi gial karena main saham dengan MARGIN, sebaiknya anda TIDAK pakai margin saat bermain saham.

      Delete
  2. Artikel yang sangat menarik. Saya sudah 4 tahun di saham sejak Agustus 2013 dan memang masih perlu lagi yang namanya belajar, belajar dan belajar. Saya sengaja membuat 2 account sekuritas yang term waktunya berbeda-beda (short dan long). Mungkin bisa share pengalaman bapak sendiri tentang alokasi waktu hold saham?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau anda sudah MENCOBA bingkai waktu pendek dan panjang, anda biasanya akan tahu preferensi anda.

      Secara teori, sangat bagus kalau bisa trading jangka pendek SEKALIGUS investasi jangka panjang. Tapi faktanya, jarang ada orang yang bisa kedua-duanya dengan hasil baik.

      Karena anda sudah 4 tahun di saham, seharusnya anda sudah mulai tahu mana yang lebih cocok untuk anda.

      Delete
  3. Mas Iyan kena jebakan Babeh RIMO gak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya main RIMO dari harga 100an sampai 500 tidak untung. Setelah itu saya menyerah.

      Jadi, saya tidak punya RIMO lagi setelah harga di atas 500 dan (kebetulan) tidak "kena jebakan."

      Silahkan baca juga tanggapan saya untuk pertanyaan saudara Erwin Sanz di pos "10 Tips Cara Mencegah Petaka Trading."

      Delete
  4. Sdah saya baca mas, sya niat mau beli pas harga 500an, tp sya ragu krna naiknya udah ketinggian, akhirnya gak jd, dan skrg lega rasanya gk kena jebakan bencok. Sya sih kecewa aja, krna katanya kejadian kyak RIMO sdah sering, dan selalu si Ritel yg dirugikan. Katanya disuruh nabung saham. Tapi.. yasudalah. Hehe

    ReplyDelete
  5. Saya baru 6 bulan ini belajar trading saham. Betul saya masih mencari-cari time frame yg cocok. Sejauh ini g betah nyimpan saham lama-lama (paling lama saya hold 1 bulan), tapi jual cepat juga sering untung nya belum maksimal (sering kali saham masih naik setelah saya jual). Terima kasih postingannya bung Iyan

    ReplyDelete

Pertanyaan dan komentar anda akan saya jawab sesegera mungkin. Maaf, saya tidak menerima pertanyaan dan komentar anonim/unknown. Promosi, iklan, link, dll, apalagi hal-hal yang tidak berhubungan dengan main saham TIDAK AKAN ditampilkan.