Saturday, June 15, 2013

Arti Istilah Saham Trending Trendless, Bagian II

Pos ini adalah lanjutan dari pos "Arti Istilah Saham Trending Trendless, Bagian I."

Setelah membaca pos "Arti Istilah Saham Trending Trendless, Bagian I" anda sudah tahu apa arti saham yang Trending dan saham yang Trendless. Apakah ada gunanya tahu istilah-istilah ini?

Tentu saja ada.

Mengerti tentang saham Trending dan Trendless bukan saja ada gunanya. Bahkan, mengerti istilah Trending dan Trendless adalah fondasi dari Analisa Teknikal.

Di buku Technical Analysis of the Financial Market John J. Murphy menulis bahwa "The concept of trend is absolutely essential to the technical approach to market analysis." Dalam bahasa Indonesia: Konsep trend sangatlah penting pada pendekatan teknikal dalam menganalisa pasar.

Masa sih?

Mari kita cermati bersama.

Di pos "Prinsip Mendasar Analisa Teknikal" saya menulis: 

Analisa Teknikal terbagi menjadi dua metode utama: trend-following dan oscillator.

Lebih lanjut saya tulis di pos tersebut:

Indikator trend-following tidak bekerja efektif pada saham yang bergerak dalam kisaran (sideway). Demikian pula, indikator oscillator tidak berfungsi maksimal pada saham yang sedang bergerak naik atau turun drastis.

Artinya, indikator trend-following (mengikuti trend) cocok untuk saham Trending dan tidak cocok untuk saham Trendless, sedangkan indikator oscillator cocok untuk saham Trendless dan tidak cocok untuk saham Trending.

Jadi, sebelum memutuskan analisa teknikal apa yang akan anda pakai, anda perlu tahu dulu apakah saham yang anda analisa adalah saham Trending atau saham Trendless.

Lebih lanjut lagi, di pos "Saham Yang Layak Dibeli Menurut Analisa Teknikal" saya menyatakan bahwa saham yang dianjurkan beli oleh Analisa Teknikal adalah saham yang harganya sedang cenderung naik. Dengan kata lain, saham yang dianjurkan beli oleh Analisa Teknikal adalah saham uptrend.

Nah, kalau Analisa Teknikal menyarankan untuk beli saham yang uptrend, apa yang seharusnya anda lakukan terhadap saham downtrend atau sideway?

Jawabannya: Jangan beli.

Kalau anda selalu konsisten membeli saham uptrend dan tidak membeli saham downtrend ataupun sideway, anda akan meraup untung besar dari main saham.

Wow, gumam anda dalam hati. Saya mau, saya mau. Gimana caranya?

Nah, itu teorinya. Prakteknya tidak semudah itu karena alasan berikut:

Pertama, karena pergerakan saham yang selalu naik-turun, tidak mudah memastikan apakah gerak saham sedang uptrend, downtrend, atau sideway.

Kedua, kalaupun sudah tahu arah pergerakan saham, kita tidak tahu pasti apakah arah gerak itu akan terus berlanjut atau akan berubah.

Lah, katanya suruh tahu tentang saham Trending dan Trendless, ujar anda dengan gusar. Sekarang bilangnya gak bisa tahu? Gimana sih Bung Iyan ini?

Jangan marah-marah dulu.

Yang saya katakan di atas adalah:

... tidak mudah memastikan gerak saham...

... tidak tahu pasti kapan...

Intinya saya ingin anda menerima fakta bahwa tidak mungkin anda bisa tahu pasti. Tapi anda bisa menebak secara terpelajar (educated guess).

Caranya?

Memakai Analisa Teknikal.

Artinya, dengan menggunakan Analisa Teknikal kita bisa menebak apakah gerak saham sedang uptrend, downtrend, atau sideway. Dengan analisa teknikal juga kita bisa menebak apakah gerak saham cenderung akan lanjut atau cenderung berubah arah.

Sebelum kita mencoba memprediksi gerak saham apakah uptrend, downtrend, atau sideway, kita terlebih dulu harus mendefinisikan kata-kata tersebut.

Silahkan lanjut baca ke pos "Definisi Uptrend, Downtrend, Sideway (Bagian I)."






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2013 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.] 

1 comment:

  1. Sebenarnya bagi yang sudah punya cukup pengalaman dan terbiasa dengan gerak gerik saham yang rada2 Nauzubillah min zalik, saham trendless juga bisa menjadi sumber profit. Pemain saham yang fokus pada saham trendless nan sideway ini biasanya menyebutnya scalping.

    NAMUN, bagi pemain saham pemula sangat amat disarankan sekali untuk menghindari main saham ala scalping. Usahanya seringkali tidak sebanding dengan hasilnya, dan seringkali kita juga terbawa emosi dalam mengambil keputusan yang harus serba cepat dalam hitungan menit. Jangankan pemain saham ritel, pemain saham institusi saja biasanya tidak melakukan scalping. Biasanya hanya bandar kelas kakap dan spekulan yang berani ber-scalping ria, dan pemain saham ritel hampir bisa dipastikan bakal gulung tikar kalau harus melawan mereka secara langsung.

    ReplyDelete

Pertanyaan dan komentar anda akan saya jawab sesegera mungkin. Maaf, saya tidak menerima pertanyaan dan komentar anonim/unknown. Promosi, iklan, link, dll, apalagi hal-hal yang tidak berhubungan dengan main saham TIDAK AKAN ditampilkan.