Pada pos "Bisakah 'Hidup' Hanya dari Bermain Saham" saya menulis bahwa cukup sulit mengandalkan main saham sebagai penghasilan utama bila hanya bermodal Rp 50 juta.
Pertanyaannya: Berapa sebaiknya modal awal untuk memulai main saham?
Pertanyaannya: Berapa sebaiknya modal awal untuk memulai main saham?
Bila anda hanya bermodal Rp 50 juta (atau kurang), jangan langsung ciut dan menyerah. Baca dan telaah dulu saran saya di bawah ini karena kalau anda punya Rp 5 milyar sekalipun saya tidak menyarankan anda langsung mulai dengan semua modal tersebut.
Saran saya: alokasikan 20% dari total modal main saham untuk setiap satu tahun anda belajar main saham. Artinya kalau anda punya total modal Rp 50 juta, mulailah dengan Rp 10 juta. Kalau anda punya Rp 5 milyar, mulailah dengan Rp 1 milyar.
Sisa dana harus dicadangkan untuk tahun kedua sampai kelima dan TIDAK boleh digunakan untuk main saham sebelum tibanya tahun berikut. Apapun alasannya! Ingat: anda tidak boleh menambah sepeserpun modal kalau setelah enam bulan dana anda habis total. Jangan sekali-kali berpikir untuk menutup kerugian anda dengan melipatgandakan modal. Itu sama saja dengan menuang garam ke laut. Anda harus menunggu dan hanya boleh menginjeksi 20% dari total modal setelah memasuki tahun kedua.
Untuk jelasnya mari kita lihat ilustrasi berikut.
Misalkan total modal anda Rp 100 juta. Ini berarti modal main saham anda untuk tahun pertama adalah Rp 20 juta. Pakailah Rp 20 juta ini untuk mencoba main saham--baik investasi jangka panjang atau trading jangka pendek--dan mencari tahu apakah main saham cocok untuk anda. Jangan berangan-angan untuk langsung mengeruk keuntungan secepat mungkin.
Katakan saja anda tidak beruntung dan setelah satu tahun dana Rp 20 juta ini hanya tersisa Rp 4 juta (alias rugi 80%). Coba anda introspeksi diri apakah saham cocok untuk anda dan apakah anda masih mau terus belajar. Kalau tidak mau, setidak-tidaknya anda sudah tahu bahwa main saham tidak semudah yang digembar-gemborkan dan anda hanya merugi Rp 16 juta (16%) dari total modal Rp 100 juta.
Coba bayangkan bila anda memulai langsung sekaligus dengan seluruh modal anda dan mengalami kerugian 80% seperti di atas. Kalau anda mulai dengan Rp 1 milyar, uang anda hanya tersisa Rp 200 juta. Kalaupun anda masih tertarik untuk terus mendalami main saham, modal anda sudah tergerus banyak dan sangat sulit untuk mengembalikan dana anda ke posisi awal.
Kalau anda memutuskan masih mau lanjut belajar main saham, tambahkan 20% dana tahun kedua ke sisa dana tahun pertama. Meneruskan contoh di atas berarti anda menambahkan Rp 20 juta ke sisa dana Rp 4 juta dan memulai tahun kedua dengan modal Rp 24 juta.
Begitu pula yang anda lakukan untuk tahun ketiga, keempat, kelima.
Mengapa harus bertahap seperti ini?
Untuk mendapat untung konsisten dari main saham anda harus melalui proses belajar dan proses belajar ini memakan waktu. Hanya dengan berjalannya waktu secara "real-time" anda dapat menggapai ilmu dan pengalaman. Anggap saja anda membayar "biaya kuliah" 20% per tahun dan masa kuliah adalah lima tahun.
Dengan cara "injeksi modal bertahap" ini, pada tahun keempat atau kelima ketika anda mulai bisa meraih laba dengan konsisten, modal tersebut masih tersisa cukup banyak dan besar kemungkinan laba yang anda raup bisa menutup kerugian di tahun-tahun awal.
Pos-pos yang berhubungan:
- Bisakah "Hidup" Hanya Dari Bermain Saham?
- Main Saham Cepat Kaya?
- Target Laba Main Saham (Bagian I)
- Target Laba Main Saham (Bagian II)
- Target Laba Main Saham (Bagian III)
- Target Laba Main Saham (Bagian IV)
- Main Saham Bisa Untung Berapa?
- Main Saham IPO Bisa Untung Berapa?