Pilih Mana:
1. Investasi saham jangka panjang (tahunan)
2. Investasi saham jangka bulanan
3. Trading saham jangka mingguan
4. Trading saham jangka harian
5. Tidak masalah investasi jangka tahunan, bulanan, ataupun trading jangka mingguan, harian. Yang penting untung.
Figure 1. Investasi Saham Jangka Panjang atau Trading Saham Jangka Pendek? |
Yang mana adalah pilihan terbaik?
Yuk kita bahas.
---###$$$###---
Menurut saya, kalau pengalaman main saham anda lebih dari 5 tahun, pilihan yang terbaik adalah Nomor 5: Yang penting untung.
Tapi kalau pengalaman main saham anda kurang dari 5 tahun, pilihan yang terbaik adalah Nomor 5: Tidak masalah investasi jangka tahunan, bulanan ataupun trading jangka mingguan, harian.
Lho? Bukankah sama-sama Nomor 5?
Betul. Tak peduli berapa tahun pengalaman anda main saham, pilihan yang terbaik—menurut saya—adalah Nomor 5. Hanya saja, penekanannya yang berbeda.
Untuk anda yang sudah main saham lebih dari 5 tahun, saya asumsikan anda sudah—sedikit banyak—tahu bingkai waktu main saham yang cocok dengan karakter anda. Mungkin anda fokus dengan swing trading mingguan. Tapi anda juga tidak menutup kemungkinan untuk bereksperimen dengan bingkai waktu yang lain. Yang Penting Untung.
Masalahnya sedikit berbeda untuk anda yang pengalaman main sahamnya kurang dari 5 tahun.
Di pos "Target Laba Main Saham" sudah saya tulis bahwa target pemula main saham bukanlah untuk mencari untung tapi untuk tidak rugi terlalu banyak.
Jadi, kalau pengalaman main saham anda kurang dari 5 tahun, sebaiknya fokus anda bukan pada bagian "Yang penting untung" tapi pada "Tidak masalah investasi jangka tahunan, bulanan, ataupun trading jangka mingguan, harian."
Mengapa?
Ketika anda mulai main saham, hampir pasti anda main saham berdasarkan pandangan orang lain. Maksud saya, kemungkinan besar anda terjun main saham karena MEMBACA, MENDENGAR, MENONTON berita tentang pemain saham atau investor sukses di Indonesia ataupun di dunia: Anda ingin kaya seperti mereka dengan bermain saham.
Caranya?
Ikuti cara mereka.
Kalau anda baca/dengar/nonton bahwa si Anu bisa untung 5-10% per bulan dari trading saham jangka harian, anda tertarik untuk trading saham jangka harian.
Kalau anda baca/dengar/nonton bahwa si Itu bisa untung 8-15% per bulan dari trading saham mingguan, anda tertarik untuk trading saham jangka mingguan.
Kalau anda baca/dengar/nonton bahwa Warren Bufftet menjadi investor saham terkaya di dunia dari investasi saham jangka panjang, anda tertarik untuk investasi saham jangka panjang (tahunan).
Masalahnya...
Anda bukan si Anu. Anda bukan si Itu. Dan yang pasti, anda juga bukan Warren Buffet.
Anda adalah anda.
Bingkai waktu yang cocok dan menguntungkan untuk si Anu, Itu, Warren Buffet, BELUM TENTU cocok dan menguntungkan untuk anda.
Jangan salah mengerti. Saya tidak bilang anda jangan mencontoh bingkai waktu si Anu, Itu, atau Warren Buffet. Boleh kok.
Hanya saja, JANGAN LANGSUNG BERKESIMPULAN bingkai waktu mereka adalah bingkai waktu terbaik untuk anda.
Artinya, misalkan anda mulai main saham dengan trading saham harian dan tidak untung. Jangan menutup kemungkinan untuk mencoba trading jangka mingguan atau investasi jangka bulanan.
Misalkan juga anda mulai main saham dengan investasi jangka tahunan. Tapi anda stress melihat portofolio yang naik turun. Nah, jangan menutup kemungkinan untuk beralih ke bingkai waktu yang lebih pendek.
Pesan moral: Silahkan mulai belajar main saham dengan bingkai waktu pilihan (awal) anda. Kalau menguntungkan, lanjutkan. Kalau tidak menguntungkan, silahkan bereksperimen dengan bingkai waktu yang lain.
Dengan kata lain: JANGAN terlalu yakin bahwa pilihan (awal) anda adalah yang terbaik. Buka diri anda bahwa opsi lain BISA JADI lebih baik/cocok untuk anda.
Pos-pos yang berhubungan:
- Jangan Langsung Percaya Prediksi Analis/Ahli/Pakar Saham
- Pilih Mana: Untung Lalu Rugi atau Rugi Lalu Untung?