Saturday, October 21, 2023

Lain Bidang Lain Ahlinya

Hedge funds know how to pick stocks and make lots of money, but that is not the same thing as creating value through ownership of an asset over the long term in a hands-on way.

Henry Kravis, Financial Times Thursday September 23, 2004, page 1.

 

Pintar mencari untung dari saham tidak berarti pintar juga membangun perusahaan sukses. Kebalikannya juga begitu: pintar membangun perusahaan/karier sukses tidak berarti pintar juga mencari uang dari investasi/trading saham.

Artinya: kalau anda seorang pengusaha sukses, jangan serta-merta merasa bahwa anda juga akan sukses bermain saham; kalau anda pemain saham sukses, jangan berpikir bahwa anda pasti akan sukses sebagai wiraswasta membangun perusahaan dari nol menjadi perusahaan raksasa.

Artinya juga: pemain saham yang bisa untung dengan analisa fundamental belum tentu bisa untung dengan analisa teknikal. Begitu juga kebalikannya: pemain saham yang bisa untung dengan analisa teknikal belum tentu sukses menerapkan analisa fundamental.

Kesimpulannya: JANGAN dengarkan saran analis fundamental yang mengklaim analisa teknikal tidak ada gunanya. JANGAN pula anda percaya saran analis teknikal yang mengklaim analisa fundamental tidak ada gunanya.

Yang penting adalah anda introspeksi diri: cari tahu apa yang cocok dengan kemauan, kemampuan, dan karakter anda. Lalu belajarlah dari spesialis yang sesuai dengan kemauan, kemampuan, dan karakter anda tersebut. 

 

Pos-pos yang berhubungan:

[Pos ini ©2023 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

 

28 comments:

  1. Terimakasih atas artikel barunya pak, dari murid setia yang senantiasa menunggu ilmu2 baru nya.

    Terimakasih reminder nya pak, sangat bermanfaat utk mengingatkan sy bahwa jika sy ingin berhasil di pasar saham harus senantiasa merasa bodoh, terus belajar dan tidak segan mengakui kesalahan serta kekalahan.

    ReplyDelete
  2. Hari hari belakangan ini sedang ramai riuh dgn aktivitas kampanye dan debat sbg rangkaian pemilu 2024.


    Hal ini mengingatkan sy kpd salah satu artikel bapak bbrp tahun yll mengenai lebih "kurang pentingnya" mempelajari bid offer, dibandingkan mempelajari analisa teknikal terutama ttg chart.

    Kl sy tdk salah ingat, saat itu bpk menganalogikan bid offer layaknya sbg janji kampanye dan tampilan APK spt banner dan sejenisnya. Yaitu sesuatu yg baru diucapkan namun tanpa komitmen ikatan shg mudah utk ditarik kembali dan dibatalkan.

    Sedangkan analisa teknikal beserta chart adlh suatu sejarah yg sudah terjadi, tidak bisa diubah dan bs dipelajari layaknya track record dan pretasi (serta wanprestasi) para calon pejabat publik tsb.

    Meskipun di tahun ke 5 sy belajar saham ini sy msh belum bs utk profit konsisten (apalagi utk mengganti biaya belajar sy yg berupa kerugian portofolio) namun artikel tsb cukup membantu dalam menghemat waktu belajar sy utk menghindari tidak mempelajari bid offer dan lebih berfokus kpd chart.

    Terimakasih pak iyan.

    ReplyDelete
  3. Cara lain melihat kenapa Bid dan Offer tidak sepenting Chart yang sudah terbentuk adalah sebagai berikut:

    Bid dan Offer tidak reliable karena belum ada transaksi uang saat seseorang melakukan bid dan offer.

    Sedangkan chart terbentuk dari transaksi jual-beli yang sudah terjadi pertukaran uang.

    ReplyDelete
  4. Lama dinanti artikel baru pak iyan tak kunjung jua datang lagi.

    Satu yang teringat di hati adalah bagi pak iyan menulis bukan lagi sebuah spark joy.

    Saat ini sy memberanikan diri untuk bertanya, ingin mengetahui apakah saat ini yang sekiranya bisa menjadi spark joy pengganti bagi pak iyan sang guru yang baik hati.

    ReplyDelete
  5. Dear unitedhooligans,

    Memang, menulis (blog ini) sudah tidak lagi "spark joy" bagi saya.

    3-4 tahun terakhir ini saya lebih banyak menghabiskan waktu main video game Nintendo Switch. Hal ini yang saat ini masih "spark joy".

    Beberapa hari lalu saya baru terpikir, "Mungkin saya perlu menulis pos baru di blog ini. Perlu gak ya?"

    ReplyDelete
  6. Sepertinya mmg benar ya pak kalau setiap orang sukses biasanya memiliki keunikan tersendiri yg kontras dgn prestasi dan image yg dimilikinya.

    Bila milyuner Mark Zuckerberg lebih suka tampil berkaus oblong sederhana, Warren Buffet lebih memilih tinggal di rumah tua sederhana nya alih alih tinggal di mansion besar yang pasti mudah dibelinya, maka suatu saat mungkin akan banyak yg mengenal Pak Iyan dgn Game Nintendo Swich nya. Mantap Pak Iyan!

    Mengenai pertanyaan retoris bpk apakah perlu utk bpk mulai menulis lagi di blog ini, maka jawabannya tergantung kpd siapa itu ditanyakan.

    Namun bila pertanyaan itu ditanyakan kpd saya maka akan sy jawab : "Sangat perlu Pak Iyan. Karena ibarat peribahasa gajah meninggalkan gadingnya dan harimau meninggalkan belangnya, maka hanya dgn sharing ilmu inilah kesuksesan bapak di tengah dunia per saham an akan abadi menjadi suatu legacy tersendiri."

    ReplyDelete
  7. apa kabar pak Iyan baru buka blog pak iya lagi soalnya males liat liat saham lagi zonk parah minus banyak. ini saya baru liat porot hari ini udah hampir setahun ga buka porto abis kebakar smua abis.

    saya mau tanya pak Iyan tahun kemarin pak Iyan masuk di saham #CUAN KAH yang naik ribuan persen?
    SAYA gak masuk takut di banting tahun kemarin

    ReplyDelete
    Replies
    1. CUAN, seperti anda tulis "naik ribuan persen", kan saham naik. Yah, saya mainnya kan memang saham naik.

      Kan sudah saya tulis puluhan, bahkan ratusan kali:

      BELI SAHAM NAIK, JUAL SAHAM TURUN.

      Selama saham masih naik, JANGAN TAKUT BELI. Yang harus ditakutkan adalah kalau SAHAM TURUN TIDAK DIJUAL.

      Delete
    2. Welcome back pak iyan. Pak terkait dgn membeli saham yg sedang naik, sy ingin bertanya bgmn cara kt memvalidasi sebuah kenaikan saham yg sekiranya masih kuat utk naik lagi atau kenaikan saham yg sekiranya akan segera habis tenaganya? Tks

      Delete
    3. Sampai saat ini pun saya tidak tahu pasti apakah saham naik masih akan tetap naik. Artinya, saya tidak punya cara untuk memvalidasi apakah saham tersebut masih kuat naik lagi.

      Tapi . . .

      Berdasarkan pengalaman, saham yang (betul) sedang uptrend, TIDAK PERNAH langsung berubah downtrend dalam seketika. (Kalau ini terjadi, hampir pasti saham tersebut saham gorengan 100%.)

      Artinya, kalau saham naik yang anda beli turun, kemungkinan besar anda akan bisa cut-loss dengan kerugian (relatif) kecil.

      JADI KESIMPULANNYA: Kalau mau untung besar main saham, anda harus BERANI BELI SAHAM UPTREND (NAIK).

      Mengapa?

      Karena dari faktor risk-reward lebih besar potensial reward-nya. (Selama anda cut-loss kalau saham turun melewati titik cut-loss).

      Delete
    4. Saham gorengan 100%. Istilah dan ilmu baru lagi ini pak.

      Pertanyaan sy selanjutnya, apa itu yg dimaksud dgn saham gorengan 100% dan apa bedanya dgn saham gorengan yg tidak 100% dan bgmn cara kt utk memilah milah nya?

      Terimakasih pak iyan

      Delete
    5. Yang saya maksud saham gorengan 100% adalah saham yang gerakannya suka-suka sang bandar. Bisa auto-reject up 4 hari berturut-turut, lalu auto-reject down 8 hari berturut-turut. Gerakan sahamnya sama sekali TIDAK mengikuti kaidah-kaidah pergerakan saham yang benar-benar market (banyak penjual dan pembelinya yang real).

      Kalau saham yang sedang naik dan uptrend, lalu langsung downtrend, hampir pasti saham tersebut 100% gorengan. 100% gorengan artinya juga tidak mengikuti kaidah analisa fundamental dan analis teknikal pada umumnya. Suka-suka bandar.

      Delete
  8. Selama saham masih naik, JANGAN TAKUT BELI. Yang harus ditakutkan adalah kalau SAHAM TURUN TIDAK DIJUAL.

    ya pak saya udah beli saham naik tapi kadang kok kita beli malah merah atau side way. bnyk yg lgi uptrend saya bli malah salah SKLT, RAJA, MDRN, BPTR, ARTO. saya beli WIIM lagi uptrend tau tau arb jadi bingung saya pak ga bisa di cutlos kalo arb mau kutlos kejauhan. emang sih harusnya kutlos pas besoknya setelah arb

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Setiawan_jak,

      Memang, cukup sering terjadi setelah kita beli saham naik, saham tersebut anjlok. Itu artinya, kita sudah relatif telat membelinya. Tidak apa-apa, anggap saja itu latihan agar lain kali bisa membeli lebih cepat.

      Tapi JANGAN MENJADI TAKUT MEMBELI SAHAM UPTREND.

      Berlatihlah dengan porsi uang kecil dulu. Kalau sudah berhasil, barulah diperbesar porsinya.

      Delete
  9. cara agar kita tidak telat beli saham uptrend bagaimana pak?

    trus jualnya kira kira kapan pak kalau udah beli saham uptrend?

    lalu saham gorengan yang sehari langsung arb kan ga bisa di jual pak. nah saya itu jualnya gak bisa kalo berhari hari arb mau di jual udah turun jauh ya udah saya biarin aja sampe ada yang saya diemin sahamnya sampai sekarang

    terima kasih pak Iyan sehat selalu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sampai sekarang pun saya masih sering TELAT beli saham uptrend.

      Jual saham uptrend kalau sudah TIDAK UPTREND. Alias kalau sudah turun dan tidak naik menembus new High lagi.

      Kalau saham gorengan ARB berhari-hari, lebih baik direlakan cut-loss saja. Mayoritas yang begini jarang naik menembus High lagi.

      Delete
  10. mohon pendapatnya soal FCA Mas Iyan.. jujur saja porto saya belakangan turun tajam berkat aturan ini..

    ReplyDelete
  11. Tentang Full Call Auction (FCA):

    Menurut saya tujuan Bursa Efek Indonesia menjalankan aturan FCA bertujuan baik. Saham-saham yang transaksinya sangat kecil, saya rasa cocok diberlakukan FCA.

    Tapi ...

    Saya TIDAK SETUJU kalau FCA diberlakukan pada saham berkapitalisasi besar dan ramai perdagangannya (seperti BREN). Dan apalagi sedang naik.

    Tapi berhubung kita bertransaksi di Bursa sini, apa pun peraturannya, apakah kita setuju atau tidak setuju, ya tetap harus diikuti.

    Dengan adanya FCA ini, sebaiknya pemain saham MENGHINDARI saham-saham yang sedang dalam kekangan FCA. Trading lah hanya saham-saham yang bid dan offer nya terlihat jelas.

    ReplyDelete
  12. Om Iyan sudah jarang2 ya update blognya :D
    Saya kepingin bertanya kepada suhu. Om Iyan kan bilang kalau suka saham yang lagi UPTREND, kalau boleh tahu timeframe uptrend om Iyan itu yang jangka pendek (jam, harian) atau yang mingguan, bulanan ya?
    Kalau boleh tahu juga, om Iyan kan style nya swing trading, win rate om Iyan rata2 sampai berapa persen ya?
    Terima kasih om :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menulis blog tidak "spark joy" lagi untuk saya. Makanya saya sudah lama tidak menulis pos baru.

      Tentang time-frame saham Uptrend: sebaiknya cari saham uptrend pada time frame lama (harian, mingguan, atau bulanan). Setelah itu, trading saham tersebut pada time-frame lebih cepat.

      Tentang win-rate saya, saya tidak pernah mengukur dengan pasti. Tapi perkiraan saya: win-rate saya TIDAK LEBIH dari 40%. Mungkin bahkan di bawah 30%.

      Artinya: dari 100 trade yang saya lakukan, yang untung hanya sekitar 30 trade. Yang 70 rugi.

      Delete
    2. Menurut saya, win rate 30-40% sudah termasuk sangat baik. Karena saya tidak pernah mengukur dengan pasti win-rate saya, bisa jadi win-rate saya sekarang ini adalah DI BAWAH 30%. Apalagi dulu waktu saat baru mulai belajar trading, bisa saja hanya 10% atau kurang.

      Kalau anda pecinta baseball, anda mungkin tahu tentang BATTING AVERAGE (persentase keberhasilan memukul/hit baseball). Batting Average PALING TINGGI dalam sejarah basebal Amerika adalah 0.366. Artinya, dari 1000 kali pukulan, yang berhasi di hit (win-rate) adalah 366.

      Jadi, kalau trader pemula berharap untuk menemukan metode dengan win-rate DI ATAS 50%, ... eeh ... , sebaiknya seh jangan terlalu berharap.

      Dan yang penting, anda TIDAK PERLU win-rate tinggi untuk bisa sukses main saham. Yang penting adalah: ketika anda untung, untungnya haruslah cukup besar untuk menutup kerugian-kerugian yang didapat.

      Artinya juga, kalau rugi anda harus CUT-LOSS secepat mungkin sehingga rugi seminimal mungkin. Dan saat untung, anda harus berusaha memaksimalkan keuntungan.

      Nah, metode trading anda HARUS memenuhi kriteria di atas tersebut.



      Delete
  13. Selamat siang pak iyan. Mohon ijin utk bertanya, terutama terkait dgn penggunaan trailing stop.

    Di artikel yg pernah bpk tulis ttg trailing stop, bpk mengajarkan utk mempergunakan trailing stop dgn metode prosentase tetap yg bertahap naik sesuai dgn jarak harga beli ke harga cutloss.

    Pertanyaan sy ada bbrp sbb :
    1. Selain dgn menggunakan metode prosentase tetap tsb apakah ada saran utk metode lain lagi ya pak? Misalkan dgn menggunakan analisa teknikal? Pertanyaan ini sy sampaikan karena sesuai dgn aktivitas sy yg tidak selalu bisa memantau pergerakan saham saat live market padahal utk trailing stop metode prosentase tsb bisa jadi perlu utk segera di update di tengah hari bila harganya sudah tersentuh (terutama utk saham dgn volatilitas cukup besar)
    2. Di artikel ttg trailing stop bpk pernah menjelaskan ttg ada kelemahan dari trailing stop, namun artikel ttg hal tsb belum ditulis sd skr, kira2 apa bs mohon disampaikan scr ringkas ttg hal tsb di kolom tanya jawab ini ya pak?

    Atas bantuan penjelasan dr bpk sy sampaikan terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear United Hooligans,

      Menjawab pertanyaan anda:

      1. Menggunakan cara apapun (persentase, Analisa Teknikal, dll) Trail Stop harus selalu di-update kalau harga saham bergerak naik. (Kalau saham turun dan menyentuh harga Trail Stop, otomatis saham tersebut sudah harus terjual dan Trail Stop sudah tidak perlu di-update karena saham sudah terjual).

      Anda TIDAK PERLU update trail stop saat live market. Bisa saja anda update Trail Stop setelah market tutup dengan memperhatikan OHLC (Open, High, Low, Close) saham pada hari itu.

      2. Kelemahan utama dari Trail Stop adalah Trail Stop akan berhasil HANYA pada saham yang UPTREND (naik). Kalau saham sedang sideways (apalagi downtrend), Trail Stop akan sering ter-trigger dan anda jual rugi.

      Masalahnya: biasanya saham lebih sering dan lama bergerak sideways (dan/atau downtrend) dibandingkan uptrend.

      Jadi, karena saham lebih sering sideways dan downtrend, menggunakan Trail Stop kemungkinan lebih besar anda akan rugi.

      Artinya?

      Langkah pertama sebelum menggunakan Trail Stop adalah belajar mencari dan MEMBELI SAHAM NAIK (UPTREND).

      Delete
    2. Selamat malam pak iyan, terimakasih atas balasan dr bpk.

      Mohon ijin utk melanjutkan bertanya ya pak. Namun sebelum nya sy mohon ijin utk menyebutkan satu nama saham, hanya sekedar utk dipergunakan sebagai contoh kasus ya pak.

      Contoh kasus hari ini sy mempunyai saham UNIQ pembelian tgl 24 kemarin di harga 510. Saat membeli sy memakai harga 482 sbg angka cutloss sy. Shg jarak entry ke cutloss adlh 28 point (sekitar 5%).

      Dgn demikian bila memakai perhitungan trailing stop menggunakan prosentase tetap maka utk TP 1 sy adalah di 540, TP 2 di 565 dan TP 3 di 595.

      Sesaat setelah pembelian pada 2 hari yll sy set automatic order utk cutloss di 482 dan take profit di 540 sebanyak 50% (sy memakai broker mirae dimana hanya bs 1 skenario automatic order saja). Hari ini harga naik hingga menyentuh high 585 (melewati TP 1 dan TP 2).

      Namun krn keseharian sy adlh wirausahawan kecil biasa bukan pekerja kantoran yg bs leluasa memegang handphone/komputer maka sore hari sy baru bisa melihat saham sy yg terjual sebanyak 50% di harga 540 dan automatic order utk trailing stop sy mati (scenario done, shg perlu diaktifkan lagi). Sehingga kurang lebihnya tidak ada pagar bawah utk pengaman.

      Saat itulah sy berpikir kalau sy menggunakan metode prosentase sedangkan sy tidak bisa mengamati market (dan mengupdate trailing stop saat terlewati) maka akan berbahaya, krn jika sewaktu-waktu harga berbalik turun melewati harga pembelian di 510 maka profit sy yg sudah ditangan akan tergerus. Atau bahkan habis dan rugi bila turun nya melewati 482.

      Mohon saran serta masukan dr bapak.

      Delete
    3. Dear United Hooligan,

      Saya mengerti kekhawatiran anda. (Saya baru tahu kalu automatic order Trailing Stop di HOTS akan ter-cancel kalau saham terjual di atas).

      Ada beberapa hal yang perlu saya tekankan:

      1. Penerapan Trailing Stop yang saya tulis di pos "Cara Menjual Saham Agar Profit Maksimal" adalah CONTOH. Setelah anda mencobanya, anda sebaiknya memodifikasi Trading Plan. Ingat: TIDAK ADA YANG ABSOLUT.

      Anda bisa memodifikasi persentase cut-loss/take profit. Anda bisa juga memodifikasi persentase take profit lebih besar dari persetanse cut-loss. Banyak yang bisa dirubah, yang penting anda sudah mengerti inti dari CONTOH tersebut.

      2. Kalau saham anda terJUAL di harga Take Profit, itu artinya pengamatan anda sudah benar bahwa saham sedang naik (uptrend). Nah, saham yang sedang uptrend jarang langsung turun lagi menyentuh titik cut-loss yang sudah anda tentukan sebelumnya.

      (Jarang tidak berarti tidak pernah. Kalau saham naik dan saham anda terjual, lalu langsung turun parah, ini berarti saham ini volatilitasnya sangat tinggi atau saham murni bandar, sehingga penerapan Trailing Stop tidak cocok.)

      3. Menentukan titik Trailing Stop dengan metode Analisa Teknikal dan metode lain relatif lebih ruwet daripada metode persentase. Dan belum tentu hasilnya lebih baik.

      Jadi selalu ada trade-off antara simplicity dan result.

      Yang simple, hasilnya kurang maksimal. Yang ruwet, hasil lebih maksimal tapi (jauh) lebih ruwet dan (bisa jadi) sering gagal.

      Semoga membantu.

      Delete
    4. 1. Well noted pak iyan, akan sy coba lg dalami dan jika mampu akan sy coba utk modifikasi.

      2. Diatas ada penjelasan bapak sbb :
      "Jarang tidak berarti tidak pernah. Kalau saham naik dan saham anda terjual, lalu langsung turun parah, ini berarti saham ini volatilitasnya sangat tinggi atau saham murni bandar, sehingga penerapan Trailing Stop tidak cocok." Bisakah bapak memberikan penjelasan lebih detil pak mengenai "turun parah" itu spt apa ya pak?

      3. Apa turun parah itu spt saham UNIQ yg saat ini sedang sy alami dimana dalam waktu 2 hari ini setiap closing harganya turun banyak > 5% dr harga pre closing session jam 15.50 sd 15.59? Kira2 hal ini pertanda buruk ataukah justru pertanda baik ya pak?

      4. Dalam doa sy semoga bila suatu waktu pak iyan bersedia utk turun gunung menulis blog lagi bisa memilih materi trailing stop menggunakan analisa teknikal sbg salah satu tema nya. Sy yakin sesuatu yg ruwet sekalipun bila yg memberikan penjelasan adalah orang yg tepat (benar2 memahami) maka akan bs (relatif) lebih mudah jg utk dipahami.

      Demikian pak iyan, sy ucapkan terimakasih

      Delete
    5. Dear United Hooligan,

      2. Maksud saya adalah: saham Uptrend (biasanya) TIDAK PERNAH LANGSUNG berubah menjadi Downtrend. Dan begitu juga sebaliknya.

      Kalau saham Uptrend tiba-tiba berubah downtrend (pada time-frame yang sama), itu artinya volatilitas saham tersebut sangat tinggi. Dengan kata lain: murni saham gorengan yang arahnya 100% terserah bandar.

      3. Turun saat Pre-Closing seperti UNIQ tidak langsung membuat saham berbalik arah trend-nya. Nah, apakah ini pertanda baik atau buruk, terus terang saya tidak/belum tahu. Tapi kalau gerakannya seperti itu, biasanya pertanda kurang baik.

      4. Menulis sudah tidak "spark joy" lagi untuk saya. Jadi saya tidak berani janji.

      Delete

Pertanyaan dan komentar anda akan saya jawab sesegera mungkin. Maaf, saya tidak menerima pertanyaan dan komentar anonim/unknown. Promosi, iklan, link, dll, apalagi hal-hal yang tidak berhubungan dengan main saham TIDAK AKAN ditampilkan.