Pos ini adalah lanjutan dari pos "Pilih Mana: Untung Lalu Rugi atau Rugi Lalu Untung? (Bagian I)."
Di pos tersebut saya menulis bahwa pemain saham yang LANGSUNG untung saat mulai main saham—biasanya—(hampir) tidak mungkin impas ketika beginner's lucknya habis. Yang besar kemungkinan terjadi adalah ia RUGI BESAR jauh melebihi keuntungan yang ia dapat.
Mengapa?
Karena dengan mendapat untung sejak awal, ia merasa bahwa main saham itu sangat mudah. Karena menganggap mudah, ia tidak akan berhati-hati ketika rugi.
Bahkan ketika ia rugi, bukannya berhati-hati, ia malahan MENAMBAH BESAR modal transaksi jual-beli sahamnya dengan harapan rugi di bulan II dan bulan III bisa secepat mungkin impas.
Ingat: semakin besar modal/transaksi, semakin besar juga potensi kerugian
Nah, karena keberuntungan pemulanya sudah habis, yang kemungkinan lebih besar terjadi adalah di bulan IV ia rugi besar. Di bulan V rugi lebih BESAR. Di bulan VI game over.
Kesimpulannya kalau anda memilih nomor 1: anda berharap bisa untung sejak awal main saham dan semakin hari untungnya semakin besar.
Pesan moral: Kalau anda beruntung langsung untung ketika baru mulai main saham, sadarilah bahwa keuntungan tersebut hanya keberuntungan. Beginner's luck. Hoki. Bukan karena anda jago/pintar/hebat.
Lanjut.
Nah, dari jawaban yang masuk, mayoritas memilih nomor2.
Kalau anda memilih nomor 2 (Bulan I rugi Rp 20 juta, bulan II untung Rp 10 juta, bulan III untung Rp 10 juta. Total: impas), anda saya kategorikan sebagai penganut aliran "bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian."
Nah kalau ini adalah pilihan anda, masih ada secerca harapan.
Kok hanya secercah harapan sih, protes anda. Bukankah ini adalah pilihan terbaik?
Jangan protes dulu dong. Mari saya jelaskan.
Saya setuju bahwa rugi dulu baru untung adalah pilihan yang lebih baik dibanding yang lain. Pilihan ini menunjukkan bahwa anda mau belajar, mau berusaha. Pilihan ini juga menggambarkan bahwa anda siap bersusah-susah dahulu, berimpas-impas kemudian.
Masalahnya . . .
Setelah anda berhasil menutup kerugian di akhir bulan III, kemungkinan (besar) anda berharap akan mulai bisa terus konsisten untung di bulan-bulan berikutnya.
Kalau di bulan berikutnya anda rugi, kemungkinan anda akan stress. Jauh lebih stress daripada di bulan I.
Mengapa?
Karena kondisi sudah mulai bisa untung, anda merasa sudah (lebih) pintar, merasa sudah tahu (lebih) banyak. Tapi kok rugi lagi.
Intinya: setelah berhasil impas, anda berharap akan langsung terus untung.
Sayangnya—mengutip Dedy Corbuzier—hidup tidak semudah omongan Mario Teguh.
Nah, kalau anda sudah bisa mendapat untung dari main saham, bersyukurlah. Tapi jangan serta-merta merasa bahwa anda tidak akan pernah rugi lagi. (Saya yang main saham sudah hampir 20 tahun, sampai hari ini pun masih sering rugi.)
Mohon dicamkan bahwa bisa jadi keuntungan yang anda dapat hanyalah karena market sedang Bullish, atau hanyalah karena (lagi-lagi) faktor keberuntungan belaka.
Tetapi . . .
Anda sudah di jalan yang benar. Jangan patah semangat.
Ingat: Anda tidak bisa jago memasak/menyanyi/menulis/melukis hanya dalam 3 bulan. Anda juga tidak bisa jago main piano/gitar/basket/sepakbola/saham hanya dalam 3 bulan.
Kesimpulannya kalau anda memilih nomor 2: anda bersedia belajar beberapa bulan tapi berharap tidak perlu bersusah-payah lagi setelah itu.
Pesan moral: Perlu usaha keras terus-menerus selama bertahun-tahun untuk menjadi jago di setiap bidang. Dan setelah (merasa) sudah jago-pun, anda masih harus terus belajar.
Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2016 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]
Terimakasih buat nasehatnya Pak, sangat membuka pola pikir saya.
ReplyDeleteSaya mulai trading saham bulan feb tahun ini, sampai saat ini saya masih untung saya percaya sy untung bukan karena pintar, hanya sedang hoki masuk trading saham ketika ihsg sedang bullish jadi ikut2an untung, bulan okt saya baru mulai kesulitan dapat untung karena sy sdh kehilangan hoki saya.Terus menulis Pak biar pemula seperti saya tidak kehilangan arah. Terimakasih
Terima kasih. Tulisan, pandangan dan saran topik diatas sungguh tepat untuk saya. Semangat belajar saya seperti baru diingatkan bahwa harus terus belajar dan rendah hati. Keuntungan awal bukanlah keuntungan sesungguhnya.
ReplyDeleteMantep Coach! oh iya Coach, ada orang yang berpandangan bahwa maen saham identik dengan judi, bagaimana pandangan Coach mengenai pendapat itu? Thank you.
ReplyDeleteTentang main saham diidentikkan dengan judi: topik tersebut sudah saya rencanakan untuk dibahas di pos tersendiri sejak 3-4 tahun lalu. Tapi belum juga ditulis. :-)
DeleteSaya emang kebanyakan RENCANA.
Jadi, sekali lagi anda harus bersabar menunggu.
Mohon maaf.
mantap pa iyan, sesuai banget sama pengalaman saya main saham selama 6 tahun ini, blog yg recomendeed bgt buat yg ingin belajar saham. salam cuan
ReplyDelete