Pos ini adalah lanjutan dari “Investasi Saham Cara Peter Lynch di Buku ‘One Up on Wall Street’ (Bagian III).”
Hendak membaca pos ini dari awal? Silahkan klik di sini “Mau Investasi Saham? Baca Dulu Buku Peter Lynch ‘One Up on Wall Street’ (Bagian I).”
Hendak membaca pos ini dari awal? Silahkan klik di sini “Mau Investasi Saham? Baca Dulu Buku Peter Lynch ‘One Up on Wall Street’ (Bagian I).”
IV. Saham Yang Harus Dihindari
Yang paling dihindari Peter Lynch adalah saham paling panas di industri terkini. Saham jenis ini memang bisa naik tinggi dalam waktu singkat tapi juga bisa ambruk seketika. Kalau anda adalah investor jangka panjang, bukan trader, lebih baik jangan menyentuh saham seperti ini.
Saya tidak mengikuti saran Peter Lynch yang ini; saya sering main saham yang lagi hot. Mengapa saya berani tidak mengindahkan saran ini?
Karena saya selalu memonitor pergerakan harga saham tersebut dan kalau posisinya sudah rugi saya langsung cut-loss. Yang saya sarankan adalah ini: jangan main saham hot sebelum anda belajar cara untuk cut-loss atau stop-loss. Untuk detilnya, silahkan baca pos “Mau Main Saham? Ingat Tiga Hal Maha Penting Ini” dan “Cara Cut-Loss Untuk Stop Kerugian Saham.”
Selain saham terpanas di industri paling ngetrend, anda juga sebaiknya menghindari saham-saham berikut:
- The Next Something
- Diworseification
- The Whisper Stock
- The Middleman
The Next Something - Anu Yang Berikut
Setelah Aqua membuktikan bahwa banyak orang rela membayar mahal untuk air minum dalam kemasan, ratusan perusahaan terjun ke industri ini. Dalam waktu singkat para pengekor bangkrut satu persatu.
Ketika bubble drink merebak di Indonesia awal 2000an, ratusan gerai menjamuri mal-mal. Coba anda perhatikan di mal sekarang, berapa gerai bubble drink yang bertahan.
Ketika personal computer IBM muncul di tahun 1980an, ratusan perusahaan ikut terjun ke industri ini. Saking kerasnya persaingan, IBM sendiri di tahun 2000an memutuskan untuk keluar dari industri PC. Kalau raksasa seperti IBM saja sulit bertarung di industri yang ia pelopori, coba bayangkan berapa besar kemungkinan sukses seorang pendatang baru?
Jadi kalau anda tertarik membeli saham yang digembargemborkan sebagai Si Anu Yang Berikut, ingatlah apa yang terjadi dengan pengekor Aqua, pengekor IBM, dan pengekor-pengekor lainnya. Di industri yang paling hot, perusahaan pemimpin pasar saja bisa ambruk cepat, apalagi para pengekor.
Diworseification - Diperburukfikasi
Diworseification (terjemahan saya: diperburukfikasi) ini adalah plesetan Peter Lynch untuk diversifikasi. Artinya, banyak perusahaan, daripada membagikan dividen kepada pemegang saham, memilih melakukan diversifikasi (masuk ke industri berbeda baik secara langsung ataupun dengan membeli perusahaan yang sudah ada) untuk mengembangkan usaha. Masalahnya, diversifikasi ini kebanyakan bukannya menambah banyak pemasukan tetapi malah memperburuk keuangan perusahaan. Mengapa?
Dua sebab yang utama adalah: perusahaan membayar terlalu mahal untuk akuisisi dan perusahaan masuk ke bisnis yang tidak ia kuasai. Dengan membayar terlalu mahal, sangat sulit bagi perusahaan untuk mengembalikan investasinya. Perusahaan juga biasanya tidak mengerti karakteristik bisnis barunya tersebut dan memberlakukan cara yang sama dengan bisnis intinya. Cara ini hampir tidak pernah berhasil.
Coba saja anda perhatikan contoh sederhana berikut: banyak penyanyi sukses yang mencoba akting dan banyak aktor dan aktris yang mencoba menyanyi untuk menambah penghasilan mereka yang sudah besar. Mereka berpikir bahwa karena mereka adalah artis mereka dapat melakukan semua kegiatan seni. Tapi ada berapa penyanyi yang bisa berakting bagus dan ada berapa aktris yang bisa bernyanyi merdu?
Demikian juga dengan perusahaan. Perusahaan yang sukses di bisnis pertambangan hampir tidak mungkin sukses di bisnis perfilman. Perusahaan produsen mobil hampir tidak mungkin sukses menjadi pengelola mal.
Jadi kalau anda punya saham perusahaan yang melakukan diworseification, cepat-cepatlah jual saham tersebut.
The Whisper Stock
Saham Bisik-bisik dinamakan demikian karena biasanya orang membicarkannya dengan bisik-bisik.
“Saham ini akan naik pesat,” bisik Jintan, teman anda,”karena perusahaan menang tender ratusan milyar. Tapi kamu jangan bilang siapa-siapa, ya.”
Anda tergiur dengan bisikan Jintan dan langsung membeli saham tersebut saat itu juga, tanpa melakukan cek dan ricek, karena takut ketinggalan kereta. Tapi setelah anda beli saham tersebut bukannya naik, malah turun.
Intinya: jangan membeli saham berdasarkan bisikan orang.
The Middleman
Hindari saham perusahaan yang menjual produknya hanya ke satu atau dua pelanggan. Kalau pelanggan tersebut memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak pembelian, pendapatan perusahaan akan turun drastis dengan akibat harga sahamnya melorot tajam.
Anda sudah tahu saham yang layak dibeli dan juga saham yang harus dihindari. Tapi sebenarnya, apa sih yang membuat harga saham naik? Mau tahu? Silahkan lanjut baca ke “Investasi Saham Cara Peter Lynch di Buku ‘One Up on Wall Street’ (Bagian V).”
Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2011 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]