Page List

Monday, December 31, 2012

Kapan Kondisi Ideal Untuk Investasi Saham?

Figure 1. E.B.White's A Writer Who Waits for Ideal Conditions

Apakah ada kondisi ideal untuk investasi atau trading saham?

E.B.White--penulis asal Amerika Serikat--mengatakan bahwa penulis yang menunggu kondisi ideal untuk mulai bekerja akan meninggal tanpa menulis sepatah katapun.

Kalau kita terapkan kalimat mutiara tersebut dalam konteks bermain saham, bunyinya kira-kira begini:

Pemain saham yang menunggu kondisi ideal untuk memulai investasi saham akan keburu mampus tanpa membeli saham apapun.

Artinya?

Tidak ada waktu ideal untuk mulai investasi atau trading saham. Yang penting adalah anda memulainya. Hanya dengan memulai bermain saham anda akan tahu apakah saham adalah investasi yang cocok untuk anda. Kalau cocok, lanjutkan; kalau tidak, berhenti.

Dalam belajar apapun, yang harus melangkah untuk memulainya adalah anda. Bukan suami/istri anda, bukan bapak/ibu anda, bukan anak anda, bukan teman anda. Dan langkah pertama bermain saham adalah dengan membuka rekening transaksi saham. (Silahkan baca pos "Bagaimana Cara Membeli Saham Indonesia" dan "Sekuritas/Broker Mana Yang Bagus?")

Banyak orang hanya berkhayal kaya dari saham. Tapi semuanya hanya angan-angan, mimpi di siang bolong. Bagaimana mau sukses kalau untuk memulai saja tidak mau?

Apakah anda tipe seperti ini?






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2012 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.] 

18 comments:

  1. Bung Iyan,

    Ini poin mandatory untuk saya :
    Jangan mulai sebelum tahu apa (nama, sector, pemilik) saham.
    Jangan mulai sebelum membaca fundamental emitmen.
    Jangan mulai sebelum mengerti membaca grafik teknikal.
    Jangan mulai sebelum tahu managemen cut loss dan profit taking.
    Jangan mulai sebelum membaca Blog terusbelajarsaham minimal 2 kali......
    Terima kasih atas tulisannya dengan pesan moral yang meng counter iklan-iklan bombastis tentang main saham.
    Wassalam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dari semua poin di atas, poin yang harus dipelajari PERTAMA-TAMA adalah:

      CUT-LOSS

      Pelajari dulu cara Cut-Loss, yang lain boleh dipelajari menyusul.

      Delete
  2. Dear Bung Iyan...

    Setelah "blusukan" searching artikel bagaimana mempersiapkan diri sebagai investor saham pemula, akhirnya menemukan juga artikel yang sya perlukan.
    Dari sejumlah artikel yang Anda tulis, banyak tips yang saya baca dan pelajari. Sangat menarik dan banyak memberikan edukasi yang berharga agar dalam investasi saham dapat memberikan hasil optimal khusus pada investor pemula.

    Keinginan untuk berinvestasi saham sudah cukup lama menggoda benak saya, namun masih terbatasnya pengetahuan dalam hal mekanismenya bermain di pasar modal, niatan yang sudah cukup lama muncul belum teralisir hingga kini. Mungkin dalam waktu dekat apa yang menjadi obsesi saya bisa terwujud setelah belajar banyak dari artikel-artikel yang Anda paparkan dalam blog ini.

    Semoga blog Anda terus memberikan edukasi dan pencerahan bagi investor saham (pemula),agar dalam berinvestasi saham dapat mencapai hasil maksimal sesuai harapan.
    Terima kasih untuk artikel-artikel Anda yang sangat bermanfaat untuk investor saham.

    Salam,
    chkp rassa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bung chakepp, terima kasih untuk komentar anda.

      Saya sangat senang kalau tulisan saya bisa membantu pemula untuk menyibak tabir dunia investasi saham yang terasa misterius.

      Semoga Bung chakepp bisa mendapat hasil cakep dari berinvestasi saham.

      Delete
  3. Jarang mungkin ga ada orang seperti anda Yang mluangkan untuk mmbuat blog INI tnpa ada imbalannya.. mungkin andalah yg disebut pahlawan tnpa tanda jasa.. semoga tuhan selalu melancarkan sgala urusan anda..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduh bung Pendi,

      Saya bukan pahlawan. Saya menulis karena hobi dan karena ada kepentingan pribadinya juga: saya mau menerbitkan buku.

      Prinsip saya: egois boleh-boleh saja, selama egois tidak merugikan orang lain.

      Terima kasih sebesar-besarnya untuk doa anda.

      Delete
  4. anda adalah guru pertama saya dalam bidang saham, sekalipun saya belum untung. saya hampir menyukai seluruh tulisan anda di blog ini karena mengunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. keep writing tuk bung Iyan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bung Surya, terima kasih sudah meluangkan waktu menulis komentar. Semoga anda bisa untung dari saham dalam waktu dekat.

      Delete
  5. Apakah buku yg bung iyan siapkan ( sejak april 2014) sudah terbit? Tks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Chandy,

      Buku saya belum terbit. Terus terang, semangat saya menulis buku meredup. Maaf ya.

      Delete
  6. Keren abiss tulisannya... intinya JUST DO IT..

    ReplyDelete
  7. Dear Pak Iyan,
    Tulislah buku, saya sudah baca tulisan Bapak, berkali-kali dan berulang-ulang dan tulisan Bapak termasuk sangat bagus (tidak melebih2kan).

    Tulisan Bapak dibacanya ringan tapi intinya cukup dalam, hanya kadang akhirnya menggantung (ambigu) arahnya kurang jelas. Dan saya kira materinya juga sudah cukup padat yang ada di blog ini (hanya perlu bantuan polesan dari editor, jika dirasa perlu).

    Untuk apa menulis buku?

    1. Menolong orang lain agar tidak bangkrut / sembarangan main saham / terjerumus mimpi2 indah.

    2. Menuliskan pemikiran, "emosi" dan ide Bapak untuk banyak orang (gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang).

    3. Masih sangat sedikit orang Indonesia yang 10 tahun keatas bermain saham dan membagikan ilmunya, malah nanti yang orang2 "karbitan" yang nulis dengan judul fantastis (yg menjerumuskan orang)

    4. Berkesempatan membuat lebih banyak lagi orang sukses. Setidaknya Bapak sudah mencoba dengan cara menulis buku.

    5. Seperti yang Bapak tulis, lebih baik melalui tulisan daripada video, dibaca lebih enak, dicari lebih mudah dan lebih cepat. heheheh :)

    Malas menulis? Spirit menulis redup?

    1. Ingat kembali masa2 sewaktu Bapak bersemangat, bergairah, terbakar / termotivasi untuk menulis, banyak orang yang sebenarnya menunggu2 tulisan Bapak.

    2. "Nyawa" Bapak mesti banyak ^^ hehehe, nulis-males-ulangi.

    3. Jangan takut di copas (anjing menggonggong orang bijak tetap berlalu). Saran Bapak menghapuskan "trauma" lama pada "@pakarsaham" hehehe, anggap saja dia hebat, salah satunya (secara tidak langsung) karena tulisan Bapak. Jika Bapak dihantui takut dicopas malah Bapak yang "harusnya" bersinar lebih terang tidak memancarkan cahaya (kan malah sayang).

    4. Bertemu dengan orang2 yang bisa memberi semangat pada Bapak saat menulis buku :D

    Salam sukses satu lot. (modal mepet pak :p)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Ken16,

      Terima kasih sebesar-besarnya utk pujian anda ("tulisan Bapak termasuk sangat bagus") dan dorongan anda agar saya tetap semangat menulis buku.

      Walaupun semangat menulis buku agak pudar, tapi menulis blog kan tetap masih lanjut (walaupun frekuensi-nya berkurang.)

      Kalau Ken bilang bahwa tulisan saya intinya cukup dalam tapi kadang bagian akhirnya menggantung (ambigu), pengamatan anda benar. Ambigu dan menggantung tersebut adalah karena pokok bahasan tersebut BELUM TAMAT.

      Selain karena pokok bahasan BELUM TAMAT, ada juga pos yang (kelihatan) ambigu karena saya memberikan pilihan kepada pembaca. Contoh: Pilih mana: belajar Analisa Fundamental atau Teknikal. Atau: Pilih mana: Investasi Jangka Panjang atau Jangka Pendek. Yang namanya pilihan, kan terserah yang memilih. Lagipula, pilihan harus disesuaikan dengan karakteristik masing-masing.

      Pembaca yang teliti akan tahu bahwa saya sudah meninggalkan Analisa Fundametal dan beralih ke Analisa Teknikal. Saya juga berubah dari investor jangka menengah ke trader jangka pendek. Dari situ, sangat jelas mana yang saya pilih.

      Artinya, walaupun saya penganut Analisa Teknikal dan trader jangka pendek, TIDAK BERARTI pilihan saya cocok untuk orang lain.

      Delete
    2. Dear Pak Iyan,

      Sy orang yang selalu menunggu2 tulisan/update dari Bapak. (Setelah sekian lama menjadi silent reader, akhirnya sy muncul, hehehe)

      Tolonglah jangan pudar untuk menulis buknya pak, hehehehe
      Ilmu dari Bapak ini sangat bagus dan harusnya masih banyak sekali yang dapat dibagikan pak. (hehehe)

      Masalah dari Investor Jangka Menengah menjadi trader jangka pendek sy sudah membacanya

      (mungkin dari tulisan sy yang berantakan menunjukkan bahwa sy kurang teliti ya pak, mohon maaf :p, hehehe).

      Ada beberapa hal lagu yang masih membuat sy bingung karena membaca posting2 berikutnya karena sy msh berpikir (fundamental) bahwa membeli saham untuk jangka panjang (hanya) dengan analisis fundamental, sulit/tidak bisa dengan analisis teknikal.

      http://terusbelajarsaham.blogspot.co.id/2014/04/investasi-saham-analisa-teknikal.html
      (Jika boleh bedah isi bukunya pak, hehehehe ^_^)

      Ada peneliti yang meneliti bahwa main saham menggunakan 3 teknik. DCA (Dollar Cost Averaging), Lump Sum, dan Market Timing (trader). Imbal Hasil yang paling tinggi adalah DCA, kemudian Lump sum, dan yang paling buruk adalah Market Timing. Mengapa?
      Ada peneliti berikut, Eugene Fama, tentang psikologi pasar, trader cenderung lebih berani melipatgandakan uang dengan strategi Martingale untuk mengembalikan loss.
      Contohnya kasus barring banks, Nick Leeson (rogue trader), berspekulasi pada futures, menggunakan Martingale Strategy yang berhasil membangkrutkan Bank berusia 233 tahun.

      Sy masih bingung juga, mengapa sy bingung, apa karena sy kurang membaca/informasi atau terlalu banyak informasi. Sy sendiri juga bingung pak, mohon petunjuk dan bimbingannya :)

      Salam sukses satu lot :)

      Delete
    3. Dear Pak Iyan,

      Nasihat Bapak tentang jangan langsung serta merta percaya itu paling pertama yang saya baca, tapi nasihat itu sangat sulit untuk diaplikasikan pak :).

      Jika hidup kita dalam kondisi seperti itu maka hidup kita akan sangat melelahkan pak, karena semuanya harus diuji coba / dibuat sendiri, hehehe.

      Menurut analisis sy, jika kita menggunakan analisis teknikal dapat diasumsikan kita mengikuti / percaya pada pasar. Tren pasar terbentuk melalui emosi banyak sekali orang, dan dipasar juga ada bandarnya (didalam satu pasar ada investor, trader, spekulan/bandar).

      Misal percaya bandar. Asumsi bandar selalu menang?
      Menurut sy bandar juga bisa nyangkut contoh kasus TRAM (Indonesia). Bandar tidak pernah tau jika TRAM menyelundupkan BBM.
      Bandar luar negeri yang yang nyangkut (J.P. Morgan).
      http://www.wsj.com/articles/SB10001424052702304070304577396511420792008

      Untuk penganut analisis teknikal apa ada yang se-sukses "se-kaya" Warren Buffet,John Bogle,Phillip Fisher,William J O'Neil,Sir John Templeton, Peter Lynch?

      Salam sukses satu lot :)

      Delete
    4. Dear Ken16,

      Hampir semua pemula main saham awalnya belajar Analisa Fundamental. (Kemungkinan disebabkan Warren Buffet, investor saham terkaya di dunia, adalah penganut Analisa Fundamental.) Jadi, sangat lumrah kalau anda juga begitu. Saya juga awalnya penganut Analisa Fundamental.

      Tentang buku Stan Weinstein "Secrets for Profiting in Bull and Bear Markets," saya sarankan anda membaca buku tersebut.

      Tentang penelitian bahwa hasil investasi terbaik adalah dengan Dollar Cost Averaging (DCA) dan hasil terburuk adalah dengan Market Timing (trading), mungkin anda pernah membaca nasehat saya untuk JANGAN LANGSUNG SERTA-MERTA PERCAYA pada apapun yang anda baca dan dengar.

      Anda harus pelajari dulu bagaimana penelitian tersebut dilakukan dan apa saja ASUMSI-ASUMSI yang dipergunakan.

      Tentang Eugene Fama, ia adalah akademisi. Bukan pemain saham.

      Tentang pendapat Eugene Fama bahwa trader cenderung lebih berani double-up (Martingale strategy) utk mengembalikan loss, nah ini salah satu contoh ASUMSI yang salah.

      Nick Leeson bisa double-up terus-menerus (dengan tujuan mengembalikan kerugian) karena ia BEKERJA di PERUSAHAAN BERMODAL BESAR. Yang harus anda pikirkan adalah bahwa UANG/MODAL yang dipakai Nick Leeson adalah uang perusahaan.

      Kalau double-up nya berhasil, Nick Leeson akan selamat dan tidak ada yang tahu dia pernah (hampir) membuat perusahaan rugi besar. Kalau perusahaan bangkrut (yang akhirnya terjadi), toh uangnya bukan uang dia. Nyatanya Baring bangkrut, tapi Leeson hanya masuk penjara beberapa tahun.

      Coba anda tanyakan pada diri sendiri: kalau anda adalah Nick Leeson pada saat itu terjadi, pilihan mana yang anda lakukan?

      Nah, misalkan anda main saham dengan uang sendiri. Kalaupun anda MAU dan BERANI terus-menerus double-up ketika anda rugi, modal anda hanya cukup untuk double-up beberapa kali saja.

      Setelah itu?

      Intinya: berspekulasi dengan uang orang lain bisa membuat si spekulan lebih nekat karena risk-reward nya lebih condong mendorong dia untuk mengambil risk setinggi mungkin.

      Kalau untung, ia akan menikmati. Kalau rugi, yang rugi toh orang lain.

      Delete
    5. Dear Ken16,

      Kalau menurut anda "hidup kita akan sangat melelahkan" kalau kita TIDAK LANGSUNG SERTA-MERTA percaya pada apa yang anda baca dan dengar, bukankah kebalikannya (LANGSUNG SERTA-MERTA PERCAYA) juga melelahkan dan menghabiskan banyak uang dan waktu?

      Kalau anda LANGSUNG PERCAYA pada iklan, berarti anda LANGSUNG membelanjakan uang anda utk sesuatu yang belum tentu berfungsi seperti yang diiklankan.

      Tentang penganut Analisa Teknikal yang sukses, silahkan baca buku seri Market Wizards karya Jack Schwager.

      Delete

Pertanyaan dan komentar anda akan saya jawab sesegera mungkin. Maaf, saya tidak menerima pertanyaan dan komentar anonim/unknown. Promosi, iklan, link, dll, apalagi hal-hal yang tidak berhubungan dengan main saham TIDAK AKAN ditampilkan.