Proses penjatahan dan penentuan harga IPO (Initial Public Offering = Penawaran Saham Perdana) biasanya dilakukan dengan cara book-building.
Tapi selain book-building, ada cara lain: Dutch-auction IPO.
Source: Wall Street Journal 07 July 2005 Page M1 |
Prosesnya—mengacu pada artikel Wall Street Journal di atas—adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang ingin melakukan IPO menentukan jumlah saham yang ingin dijual (pada contoh di atas: 5 juta saham) dan mengumumkan rentang harga (misalkan: $21 - $25).
2. Investor memasukan minat beli secara elektronis dengan menyebutkan jumlah saham yang dipesan dan harga pesanan.
3. Penjamin emisi dan direksi perusahaan mengumpulkan semua data minat beli, diurutkan dari harga pesanan tertinggi ke bawah sampai pesanan mencapai 5 juta lembar saham.
Contoh di atas:
- 1.8 juta saham dipesan di harga $25.
- 2.6 juta saham dipesan di harga $24.
- 3.6 juta saham dipesan di harga $23 (total pesanan sampai harga ini adalah 8 juta saham sudah melebihi 5 juta saham yang ditawarkan).
- 2.4 juta saham dipesan di harga $22 ke bawah. (Pesanan tidak dipenuhi sama sekali).
4. Pesanan di harga $23 ke atas mendapat jatah 5/8 dari jumlah yang dipesan dengan harga $23.
Mengapa jatah 5/8 dari jumlah pesanan?
Karena jumlah saham yang ditawarkan 5 juta sedangkan jumlah minat beli sampai harga $23 adalah 8 juta. Semua investor yang memesan pada harga $23 ke atas mendapat jatah proporsional 5/8 dari jumlah yang mereka pesan.
Pos-pos yang berhubungan:
- Cara Main Saham IPO untuk Pemula
- Arti Istilah Book-building Saham IPO di Bursa Efek Indonesia
- Arti Istilah "IPO" di Bursa Saham