Ketika bertemu kenalan baru, setelah basa-basi biasanya mereka bertanya, "Main apa, Pak?" Maksudnya: profesi anda apa.
Saya jawab, main saham.
Mereka biasanya memberi salah satu dari tiga reaksi berikut.
Ada yang bilang: "Wah, enak dong untungnya banyak." (Silahkan baca pos "Main Saham Cepat Kaya?")
Ada juga: "Seru ya, tiap hari berjudi."
Atau, favorit saya: "Oh," sambil menatap saya dengan sorot mata 20% iba 80% sinis, menyiratkan kasihan deh lu nganggur, lalu ia lekas-lekas mengalihkan pembicaraan agar tidak mempermalukan saya lebih lanjut.
Dari reaksi-reaksi tersebut saya simpulkan bahwa kebanyakan orang menganggap main saham itu mudah, seru, dan tidak layak disebut profesi. Tidak ada yang berpikir bahwa main saham—baik investasi ataupun trading saham—sebenarnya adalah pekerjaan yang sulit dengan tingkat stress tinggi. Dan stress itu tidak pupus walaupun anda sudah berpengalaman bertahun-tahun.
Kok begitu?
Anda mungkin berpikir stress datang karena kita merugi. Pada mulanya memang betul: saya stress kala rugi. Hampir semua pemula stress karena rugi. Dengan bergulirnya waktu, saya sadar bahwa rugi adalah resiko profesi: tidak mungkin selalu untung dan tidak pernah rugi. Menyadari hal tersebut, saya menerapkan prinsip cut-loss, mulai bisa menerima kerugian, dan stress saya berkurang.
Menerapkan prinsip cut-loss memang mengurangi stress tetapi stress tetap ada. Lha, saya bingung. Udah menerima kenyataan bahwa rugi adalah resiko profesi tapi kenapa stress tidak hilang total? Setelah mencermati hal ini, saya sadar bahwa stress tidak bisa dipisahkan dari spekulasi, bukan karena selalu ada kemungkinan rugi, tetapi karena saya selalu harus membuat keputusan: beli, jual, atau pegang (buy, sell, or hold).
Masa sih? tanya anda.
Mari kita pikirkan. Dalam kehidupan sehari-hari kita berusaha sedapat mungkin untuk tidak membuat keputusan baru. Nyatanya, setiap hari anda berangkat ke kantor melalui rute yang sama. Setiap hari ketika makan di rumah, anda duduk di kursi yang sama. Setiap malam ketika mau tidur, anda berbaring di sisi ranjang yang sama (bila anda tidur berdua—dengan pasangan anda—tentunya). Pilih yang rutin, jangan pilih yang berbeda, karena anda tidak mau menerima resiko melakukan hal yang berbeda.
Kalau anda main saham, anda harus—dan tidak bisa tidak—membuat keputusan. Apalagi pedagang saham full-time seperti saya: kalau saya tidak mengambil resiko dengan membeli saham, saya tidak akan pernah untung. Dengan membeli, saya membuka kemungkinan merugi. Setelah membeli, entah saham itu naik atau turun, saya harus memutuskan apakah harus pegang atau jual. Setelah membuka posisi (dengan membeli) saya tidak bisa menghindar dari keharusan membuat keputusan.
Mari kita lihat detailnya. Ketika membeli saham, saya langsung menentukan titik cut-loss. Nah, kalau saham naik, semuanya indah tapi saya tetap harus memutuskan kapan menjual. Kalau saham turun, saya sudah tahu titik cut-loss dan tinggal memutuskan kapan itu harus dilakukan.
So, masalahnya apa?
Mari kita lihat kasus berikut. Misalnya saya membeli saham BUMI di Rp 4000; saya tentukan titik cut-loss di 3600. Beberapa saat kemudian BUMI turun ke harga penutupan 3650. Saya siaga untuk menjual BUMI kalau besok ia mencapai 3600. Ketika pasar buka, BUMI turun ke 3600 dan saya langsung memasang jual BUMI di 3600 tapi tidak laku. Menjelang jam 12 siang BUMI malah turun ke 3500. Apa yang harus saya lakukan?
Apakah saya harus menjual di 3500 pada saat itu? Atau menunggu sampai sore, berharap BUMI saya di 3600 laku?
Kalau saya jual di 3500 pada siang hari dan sorenya BUMI naik ke 3600, saya akan kecewa dan stress membuat keputusan salah. Kalau saya tidak jual dan sore hari BUMI turun ke 3400, saya juga akan stress. Jual stress, tidak jual juga stress. (Mau tahu opsi lain yang bisa dilakukan? Silahkan baca pos "Dow Jones Turun 513 Points Semalam. Tindakan Apa Yang Bisa Anda Lakukan".)
Saya harap anda mulai memahami sulitnya main saham: anda diharuskan membuat keputusan terus-menerus dan banyak dari keputusan itu berasa getir. Kalau anda mau main saham, siapkan diri untuk stress. Tapi kalau anda mau hidup tenang tanpa stress, lebih baik jangan main saham.
Pos-pos yang berhubungan:
Pos-pos yang berhubungan:
- Mau Main Saham? Ingat Tiga Hal Paling Penting Ini
- Dow Jones Turun 513 Points Semalam. Tindakan Apa Yang Bisa Anda Lakukan?