Page List

Saturday, July 6, 2013

Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 5

Pos ini adalah lanjutan dari "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 4."

(Kalau anda ingin membaca seri ini dari awal silahkan klik di sini "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 1.")


Membandingkan harga Close dengan Open akan tergantung pada kondisi Open. Perlu anda ingat kembali bahwa ada tiga kemungkinan kondisi Open:
  1. Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price)
  2. Open Di Prv Price (Open = Prv Price)
  3. Open Di Bawah Prv Price (Open < Prv Price)

Dengan adanya tiga kemungkinan kondisi Open ini, dan juga karena adanya tiga kemungkinan Close (Close Di Atas Open, Close Di Open, Close Di Bawah Open), membandingkan Close vs. Open menghasilkan sembilan skenario yang berbeda.  

Mari kita teliti satu per satu.


1. Open Di Atas Prv Price (Open > Prv Price) 

Kondisi ini sendiri adalah relatif Bullish.


 a.  Close > Open (> Prv Price) 

Kalau Close di atas harga Open, saham tersebut relatif Bullish; ranking 1 Bullish di antara semua kondisi nomor 1.

Pada Tabel 1 di bawah anda bisa melihat bahwa pada tanggal 3 November 2008 ASII Open di atas Prv Price dan Close di atas Open. Jadi, Close > Open > Prv Price.

Tabel 1. ASII Open Di Atas Prv Price Close Di Atas Open

b.  Close = Open (> Prv Price) 

Kalau Close di harga Open, saham tersebut relatif Bullish; ranking 2 Bullish di antara semua kondisi nomor 1.


c. Open > Close (> Prv Price)

Kalau Close di bawah harga Open, saham tersebut relatif Bullish SELAMA Close ini di atas Prv Price; ranking 3 Bullish di antara semua kondisi nomor 1. 

Karena kondisi Open di Atas Prv Price adalah kondisi Bullish, walaupun Close-nya di bawah Openselama Close ini masih di atas Prv Pricesaham tersebut tetap relatif Bullish. (Kalau Close-nya di BAWAH Prv Price, kondisi ini belum tentu Bullish. Hal ini tidak saya diskusikan di sini karena terlalu ruwet untuk pemula.)

Pada Tabel 2 anda bisa melihat bahwa pada tanggal 6 Desember 2006 ASII Open di atas Prv Price, tapi Close di bawah Open. Jadi, Open > Close > Prv Price.

Tabel 2. ASII Open Di Atas Prv Price, Close Di Bawah Open



2. Open Di Prv Price (Open = Prv Price) 

Kondisi ini sendiri tidak berindikasi apa-apa. Kalau anda teliti, kondisi ini adalah sama dengan kondisi I yaitu Close Hari ini vs. Prv Price (karena Open = Prv Price).


a. Close > Open (= Prv Price)

Kalau Close di atas harga Open, saham tersebut relatif Bullish. 


b. Close = Open (= Prv Price)

Kalau Close di harga Open, tidak bisa disimpulkan tanpa indikator lain. 


c. Open (= Prv Price) > Close 

Kalau Close di bawah harga Open, saham tersebut relatif Bearish.


 
3. Open Di Bawah Prv Price (Prv Pice > Open) 

Kondisi ini sendiri adalah relatif Bearish.  


a. (Prv Price >) Close > Open 

Kalau Close di atas harga Open, saham tersebut relatif Bearish SELAMA Close ini di bawah Prv Price; ranking 3 Bearish di antara semua kondisi nomor 3. 

Karena kondisi Open di Bawah Prv Price adalah kondisi Bearish, walaupun Close-nya di atas Openselama Close ini masih di bawah Prv Pricesaham tersebut tetap relatif Bearish. (Kalau Close-nya di ATAS Prv Price, kondisi ini belum tentu Bearish. Sama halnya dengan kondisi 1c, hal ini juga akan saya diskusikan di pos lain.)

Pada Tabel 3 di bawah anda bisa melihat bahwa pada tanggal 21 November 2008 BBRI Open di bawah Prev Price, tapi Close di atas Open. Jadi, Prv Price > Close > Open.

Tabel 3. BBRI Open Di Bawah Prv Price, Close Di Atas Open


b. (Prv Price >) Close = Open 

Kalau Close di harga Open, saham tersebut relatif Bearish; ranking 2 Bearish di antara semua kondisi nomor 3. 


c. (Prv Price >) Open > Close 

Kalau Close di bawah harga Open, saham tersebut relatif Bearish; ranking 1 Bearish di antara semua kondisi nomor 3.

Pada Tabel 4 anda bisa melihat bahwa pada tanggal 13 November 2008 BBRI Open di bawah Prv Price dan Close di bawah Open. Jadi, Prv Price > Open > Close.

Tabel 4. BBRI Open Di Bawah Prv Price, Close Di Bawah Open


Kalau kita me-ranking kondisi di atas dari paling Bullish ke paling Bearish, urutannya adalah:
  
1a > 1b > 1c > 3a >3b > 3c 

Kondisi nomor 2 tidak ikut saya bandingkan karena kondisi tersebut (Open di Prv Price) tidak memberikan indikasi jelas. Kita perlu indikator lain untuk mengambil kesimpulan. Lagipula, bisa saja kondisi 2a lebih Bullish dari 1b atau 1c tergantung dari High dan Low yang terjadi.
  
Sampai di sini kemungkinan anda bingung dan menggaruk-garuk kepala anda yang tidak gatal. 

"Kalau analisa teknikal saham untuk pemula aja udah bikin pusing kayak gini," gumam anda dalam hati, "gimana analisa teknikal tingkat lanjut?" 

Memang, pembahasan di atas agak ruwet. Walaupun ruwet, tetap saya lakukan karena tujuan saya adalah menyadarkan anda bahwa semakin banyak data yang anda pergunakan, semakin rumit proses analisa teknikal.

(Kalau begini saja sudah pusing, coba bayangkan kalau anda langsung belajar indikator-indikator teknikal seperti Moving Average, Bollinger Band, MACD, Stochastic, Elliot Wave Theory, Angka Fibonacci, dan sebagainya. Mungkin anda bukan cuma menggaruk-garuk kepala, tapi sudah mencabuti rambut di kepala anda!)

Jangan menyerah. Pembahasan harga Close di atas tidaklah serumit yang anda bayangkan. Kalau anda rajin menulis ulang data Open, High, Low, Close untuk beberap bulan, saya yakin anda akan dengan sendirinya mengerti inti pembahasan di atas.
   
Kalau cenut-cenut di kepala anda sudah berkurang, tiba saatnya kita bicarakan Close vs. High. Silahkan lanjut baca ke pos "Analisa Teknikal Saham Untuk Pemula, Bagian 6."






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2013 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.] 

42 comments:

  1. terima kasih pak untuk tulisannya..sangat bermanfaat karena selalu di update informasinya.
    mau tanya pak :bagaimana kita mengetahui saat harga di posisi Last saham itu akan turun atau naik :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. TIDAK ADA cara untuk tahu apakah harga Last akan naik atau turun.

      Tapi ADA cara untuk mengetahui KECENDERUNGAN harga, apakah lebih cenderung naik atau lebih cenderung turun. Tapi pos ini belum saya tulis. Untuk sementara, silahkan baca dulu pos "Arti Istilah Saham Trending, Trendless."

      http://terusbelajarsaham.blogspot.com/2013/06/arti-istilah-saham-trending-trendless.html

      Delete
  2. Bung Iyan, sy mau tny. Misalkan anda buy JPFA tgl 10 juli 2013 di 1450 dgn alasan rebound dari MA200 nya, target 1650, cut loss jika breakdown 1400. Tgl 11 juli candle nya merah. What r u gonna do? Thanks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Candle stick merah? Menyentuh harga cut-loss di 1400 atau tidak?

      Tolong berikan informasi sejelas mungkin.

      Delete
  3. Jul 10 open 1430 high 1520 low 1410 close 1490 (entry 1450, rencana CL 1400)
    Jul 11 open 1520 high 1540 low 1410 close 1490

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rencana anda cut-loss kan 1400. Pada Jul 11, harga tidak pernah menyentuh harga cut-loss. Berarti anda tetap hold.

      Delete
  4. So, nggak trailing stop juga ya bung

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anda tidak mengatakan anda mau memakai trailing stop. Maksud anda trailing stop bagaimana? Di harga berapa? Apa alasan trailing stop ini diaktivasikan?

      Tolong jelaskan apa yang ada di benak anda.

      Delete
  5. Maksud sy begini... kapankah trailing stop tsb hrs diaktifkan? Dlm pikiran sy, harga tdk (blm) berhasil mencapai target dan mengingat ihsg juga sdg kena resist, jd dprd harga berbalik ke titik beli or worst kena cutloss, apa tidak dijual sj. Bgt maksud sy. intinya galau kl candle nya lg merah dalam perjalanan transaksi, ya wlpn nggak bs dihindari sih. masa ya hrs ijo terus, hehehee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anda membuat masalah menjadi RUMIT dengan menambah analisa IHSG (yang menurut anda sudah kena resistance).

      Kalau rencana anda adalah trading cepat, JANGAN pasang target di 1650. Seharusnya anda mempertimbangkan menjual SEBAGIAN ketika posisi anda sudah untung.

      Intinya: anda harus berpegang pada rencana awal trading; jangan plin-plan dan merubah rencana di tengah jalan (tanpa alasan memadai).

      Kalau mau main cepat, ya jual cepat. Kalau sudah menentukan cut-loss di 1400 dan target 1650, ya laksanakan. Jangan berubah karena khawatir dengan IHSG dan lain sebagainya.

      Delete
  6. Okay I got it bung, thanks. intinya plan yah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul. Laksanakan rencana trading yang anda buat dari awal.

      Kalau rencana trading anda selalu merugi, berarti rencana tersebut harus anda perbaiki untuk trading berikutnya. Bukannya merubah-rubah rencana trading ketika posisi sudah dibuka.

      Delete
    2. Hehehehe... rasanya semakin seru saja pembahasannya. Walaupun demikian, saya tetap merasa candlestick chart dapat sangat mempermudah interpretasi gerak-gerik sahamnya. Bung Iyan sengaja save the best for the last ya?

      Untuk rekan Adi, saya kasih satu saran tambahan yang juga sangat penting. Silakan review hasil trading + Entry-Exit decision setelah pasar tutup. Kalau setiap malam terlalu repot, lakukan pas akhir minggu atau paling tidak 2 minggu sekali. Ada yang bilang ini namanya menulis 'trading journal', tapi menurut saya 'jurnal' itu terlalu berat istilahnya, dan kalau terlalu berat juga saya yakin sebagian besar pemain saham malah tidak akan menulis 'jurnal' sama sekali. Tidak perlu ribet2 amat, saya saja cuma menulis di tabel sederhana dari MS-Excel kok. Yang penting disitu adalah: Entry time/date, Entry reason, Profit/Loss, Exit time/date, Exit reason. Biar lebih afdol, simpan technical screenshot (lilin2 lucu yang sudah standar di trading platform + indikator yang kita pakai) hasil trading kita sebagai referensi umum.

      Pengalaman saya pribadi pas awal2 saya review hasil main saham saya di akhir minggu setelah bursa tutup (dengan screenshot dari teknikal dan segala macam Entry-Exit decision), saya bingung sendiri kok bisa2-nya saya membuat keputusan yang sangat naif dan nyaris bisa disebut goblok sampai2 rugi besar untuk minggu tersebut! Memang benar kata Bung Iyan, trading plan bakal berantakan kalau berubah2 pas aktif trading. Review sederhana seperti yang saya lakukan ini sangat membantu untuk melihat apakah kita memang 100% konsisten dengan trading plan ataukah kita semaunya saja main pasang sana sini ala penjudi kalap.

      Mungkin rekan Adi menganggap masukan dari saya ini hanya buang2 waktu dan omong kosong saja. Yah, bisa jadi. Tetapi yang jelas, investor kelas kakap (bank, manajer reksadana, dll) selalu memiliki sistem pembukuan yang jelas untuk memastikan trading plan mereka berjalan dengan baik dan mencetak profit. Saya pribadi percaya trading plan yang konsisten mencetak profit adalah salah satu faktor yang membedakan investor minoritas yang berhasil untung konsisten di jangka panjang dengan investor mayoritas yang selalu merugi (konon sampai 90% trader gagal total dalam bermain saham dan Forex).

      Delete
    3. Bung Willy benar. Tampilan candlestick akan mempermudah "membaca" gerakan saham.

      Tapi, untuk pemula, saya menyarankan untuk mulai dengan basic se-basic2nya yaitu dengan angka. Pelajaran candlestick akan menyusul.

      Terima kasih untuk komentarnya tentang "trading journal." Sangat patut dicermati pemain pemula.

      Delete
    4. Dear rekan Willy. Thanks. Basically sdh sy lakukan. Sbnrnya sih main issue nya psikologi. Blm bisa mengendalikan diri thd trading plan yg sdh dibuat. Masih suka emotional decision making. Blm totally stick to the plan. Jd trading jurnal sy isinya ya melenceng semua... Lol... anyway thanks. Boleh nih japri utk diskusi diskusi... Any email or anything?

      Delete
    5. Rekan Adi, boleh tahu gaya trading anda apa selama ini dari segi timeframe? Apakah scalping (main di M1-M15), daytrading (M30-H1), swing trading (H4-D1), atau position trading (Weekly-Monthly)? Apakah rekan Adi bisa enjoy dengan gaya trading yang selama ini anda jalankan? Kalau tidak enjoy dan juga tidak bisa konsisten profit, sudahkan rekan Adi mencoba timeframe lainnya? Apakah rekan Adi punya trading plan yang benar jelas dan bisa profit di jangka panjang? Bagaimana risk management-nya? Apa Reward-Risk ratio yang rekan Adi harapkan setiap kali trading? Seberapa sering rekan Adi menutup trading pada posisi Stop Loss vs Take Profit? Seberapa sering rekan Adi memilih saham yang trending vs saham yang tidur? Jika memang trading plan tidak berjalan seperti yang anda harapkan pas rekan Adi review, apakah rekan Adi punya alternative plan?

      Kalau rekan Adi belum bisa menjawab pertanyaan2 di atas, berarti rekan Adi belum siap main saham secara live. Silakan main di demo account dulu sampai trading plan-nya terbukti berhasil sebelum main secara live. Gunakan trading journal untuk melihat pada prakteknya kita ini trader yang seperti apa. Pengalaman saya pribadi, trading plan kita sebelum main memang banyak yang akhirnya cuma mimpi di siang bolong. Lebih baik kita berjalan mundur, review trading journal kita dan lihat pada kenyataannya kita punya gaya trading yang seperti apa. Baru dari situ kita perbaiki strategi tradingnya.

      Untuk diskusi di blog ini saja sesama Penerus Belajar Saham, saya jarang buka email. :D

      Delete
  7. Oya, mau tny lg. yg dimaksud prev price di Analisa Teknikal bagian 5 itu apa? close kemarin?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali. PREV PRICE adalah sama dengan CLOSE KEMARIN.

      Delete
  8. nice post ...
    cek juga blog carabelajarmainsaham.blogspot.com

    Thanks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Blog anda menarik.

      Cuma, kalau mengutip tulisan dan ide orang lain, tolong cantumkan sumbernya. Saya lihat anda sudah men-delete "copy-paste" dari blog ini. Terima kasih.

      Delete
  9. mantappppp......salam kenal ya pak ;-)

    ReplyDelete
  10. luar biasa,... tks saya menemukan blog ini, tulisan bang Iyan, bermanfaat sekali bagi saya yang pemula ini,.. dan gitu toh maksudnya trading plan om willy,...
    saya tunggu selanjutnya...
    tks...
    apakah ini bisa diterapkan di index ishg juga,... karena kl index turun, juga ikut turun kan, dan sebaliknya... kapan prev, open, low, high, dan close index...
    saya baru 1,5 th.. saya amati ihsg terkait dengan berita aktual,.. dimana saya bisa mendapatkan berita aktual tsb... karena index yang turun bisa tiba-tiba naik diakhir sesi... terus penjelasannya biasanya baru muncul diberita-berita koran setelah itu...
    nah dimana saya bisa baca lbh cepat saya, minimal pas market jalan...




    ReplyDelete
    Replies
    1. Garis besar analisa teknikal bisa diterapkan ke indeks, future/commodity, forex, dan lain-lain. Dasarnya sama, cuma (mungkin) perlu adjustment.

      Saya sudah lama trading TANPA mengacu pada berita. Lagipula, sering berita hanyalah alasan/sebab yang dicari-cari untuk menjelaskan pergerakan pasar. Jadi saya tidak bisa merekomendasi sumber berita yang harus anda ikuti terus-menerus.

      Delete
    2. Halo rekan widi,

      terima kasih juga atas dukungannya. Saya disini hanya sebatas memberi komentar kalau2 ada satu dua hal yang bisa saya bagikan kepada sesama penerus belajar saham. Bung Iyan sendiri sebagai pengasuh blog ini yang telah melakukan hal yang luar biasa sebagai praktisi 'main saham', tetapi masih mau repot2 berbagi cara2 main saham ala Iyan bagi kita semua. Kalau bukan karena Bung Iyan saya juga mungkin tidak akan pernah menulis blog sendiri sampai sekarang. :D

      Ada beberapa hal praktis tentang main saham yang saya tulis juga di blog saya 'Billy the Pip', mungkin bisa bermanfaat bagi rekan widi. Boleh cek disini:
      http://billythepip.blogspot.com/

      BTW, trading plan bisa diterapkan untuk apa saja, mau itu saham, indeks, forex, futures, tidak masalah. Yang lebih penting disini adalah, apakah rekan wiki akan konsisten dengan trading plan yang sudah ditentukan sebelumnya?

      Setuju juga dengan rekan Iyan masalah berita, kebanyakan itu cuma membuat panik saja isinya. Lebih baik fokus 100% pada chart saja atau jika mau serius investasi juga, mulai coba2 membaca laporan keuangan sederhana dari suatu perusahaan. Misalnya di situs Financial Times atau Reuters.

      Delete
  11. Selamat siang pak, bagaimana cara perhitungan bearish dan bullish perbulannya pak ? terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudahkah anda mendefinisikan Bullish dan Bearish? Sebelum anda definisikan dengan spesifik, anda tidak bisa mengukurnya.

      Delete
  12. sudah pak kalau bullish ketika harga saham naik dan bearish ketika harga saham turun. kalau saya mengukurnya dengan nilai +/-% saja kira-kira mencerminkan pergerakan saham bullish atau bearish tidak pak ? lalu pengukuran ini datanya harus harian yah pak? kalau mau mengukur bulanan atau tahunan bagaimana pak ? terimakasih banyak pak atas bantuannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Novi,

      1. Anda harus mendefinisikan Bullish itu + berapa %, Bearish itu - berapa %. Angkanya harus spesifik, baru bisa dibandingkan.

      2. Data tidak harus harian. Bisa mingguan, bulanan. Bisa juga per jam, bahkan per menit (kalau volumenya cukup).

      Delete
  13. oh iya pak, kalau sumbernya dari mana yah pak analisis teknikal saham untuk pemula ini ? sebagai referensi yang nanti akan saya tulis pak. terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sumber tulisan adalah pengalaman dan analisa saya. Saya penulis asli, bukan copy-paste. Kalau anda mencantumkan referensi, silahkan cantumkan blog ini.

      Delete
  14. Salam Kenal Pak Ian... Nice Blog... Saya dapet banyak pelajaran berharga setelah membaca blog ini... Update terus donk Pak Ian... Hehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga Daniel.

      Blog ini, rencananya, akan terus saya update selama saya masih bernafas. Akhir-akhir saya sedang sibuk, jadi update-nya tersendat. Mohon bersabar.

      Delete
  15. Siap Pak... Ditunggu... Hehehe... Klo dijadiin kedalam sebuah buku mantap kayanya ... ( udh ada lom ya? ) Hehehehe... Sukses selalu Pak... GBU

    ReplyDelete
    Replies
    1. Daniel, saya belum menerbitkan buku. Dengan doa dari Daniel dan pembaca lain, semoga cita-cita saya menulis buku bisa cepat terwujud.

      Delete
    2. Saya Inden 1 deh Pak... Hehehe... DITUNGGU !!!
      Pak Iyan, udh ada bahasan cara baca / pakai ParabolicSAR sama BollingerBand lom ya? Gimana cara pakainya... Apakah akurat Pak? Thanks Before...

      Delete
    3. Saya pernah mencoba Parabolic SAR dan Bolinnger Band tapi hasilnya buruk. Tidak berarti Parabolic SAR dan Bollinger Band jelek. Arti yang lebih tepat adalah saya tidak cocok memakai indikator-indikator tersebut.

      Lagipula, tidak ada indikator yang SELALU akurat. Silahkan baca pos "Valuasi Indeks Saham Indonesia Terlalu Tinggi?"

      http://terusbelajarsaham.blogspot.com/2013/05/valuasi-indeks-saham-indonesia-tinggi.html

      Delete
  16. Bung iyan T...O...P Bgt,anda menyampaikan dengan memasukan unsur psikologis.saya jadi bingung,anda seorang guru ato trader.siapapun anda saya ucap beribu terima kasih anda sudah berbagi ilmu yg sangat bermanfaat buat saya

    ReplyDelete
  17. Angkat aku jadi anakmu Pak Iyan... Angkat aku jadi anakmu.... hhehehehe...
    Semangat terus dalam menebar kebaikan Pak Iyan,
    Amal jariyah = Ilmu yang bermanfaat
    Sebaik-baik manusia = manusia yang bermanfaat.

    Terima kasih ilmunya Pak...

    ReplyDelete

Pertanyaan dan komentar anda akan saya jawab sesegera mungkin. Maaf, saya tidak menerima pertanyaan dan komentar anonim/unknown. Promosi, iklan, link, dll, apalagi hal-hal yang tidak berhubungan dengan main saham TIDAK AKAN ditampilkan.