I believe in being a B++. I believe that the happiest and best position to occupy in life is somewhere comfortably above average, but not too exceptional. This means that you can be quite successful, if you want to be, without being too neurotic about it. The top is too exposed, too vulnerable.
Lucy Kellaway, Financial Times, Monday, 03 January 2005, page 4.
Terjemahannnya kira-kira begini:
Saya percaya (kelebihan) menjadi seorang B++. Saya percaya bahwa posisi paling baik dan bahagia dalam kehidupan adalah jauh di atas rata-rata, tapi tidak terlalu luar biasa. Ini berarti anda bisa cukup sukses, kalau anda mau, tapi tidak perlu terlalu berharap. Posisi paling atas terlalu terekspos, terlalu berbahaya.
---###$$$###---
Bagaimana dengan anda?
Apakah anda selalu bercita-cita, berambisi, menjadi yang terbaik, yang teratas, yang terhebat? Menjadi manusia A?
Atau anda puas kalau sudah berkecukupan? Cukup naik kelas, cukup naik jabatan, cukup makan? Menjadi manusia B++?
Nah, mayoritas pemain saham berambisi meraih nilai A.
Masa sih? tanya dalam hati hati.
Setiap pemain saham, termasuk pemula, berambisi untuk meraih untung (nilai A). (Hampir) Tidak ada yang berambisi untuk RUGI sedikit (nilai B).
Tapi faktanya berlawanan dengan ambisi: mayoritas pemain saham (pemula) rugi. Ada yang rugi kecil (nilai C), ada yang rugi besar (nilai D), ada yang rugi sangat besar (nilai F).
Kalau faktanya seperti itu, tidakkah sebaiknya ambisi untung itu direvisi turun menjadi tidak rugi?
Nah, seperti yang saya tulis di pos Target Laba Main Saham, target seorang pemula adalah untuk RUGI TIDAK TERLALU BANYAK. Untuk seorang pemula, rugi tidak terlalu banyak ini adalah nilai B++.
Kalau begitu anda pilih yang mana: berambisi untung tapi nyatanya rugi banyak, atau berambisi rugi sedikit dan nyatanya rugi sedikit?
Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2020 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]