Page List

Saturday, September 23, 2017

Beli Saham Apa: Contoh Cara Membeli Saham Naik

Di pos "Beli Saham Apa?" saya menganjurkan untuk membeli saham yang naik. Masalahnya, mungkin banyak pembaca yang tidak tahu cara (benar) membeli saham naik. Nah, di pos ini saya akan memberikan contoh Trading Plan membeli saham yang naik.

Figure 1. Beli Saham Naik (terusbelajarsaham.blogspot.com)

Siap?


---###$$$###---

Langkah pertama: pilih angka antara 400 dan 1600.

Sudah?

Misalkan anda memilih angka 729.


Langkah kedua: cari saham yang harganya DEKAT (tapi tidak TERLALU dekat) 729 DAN DI BAWAH 729.

Misalkan saham APEL harganya Rp 750, saham GELI Rp 720, saham FACE Rp 690, saham NETI Rp 650.

Saham APEL tidak boleh anda pilih karena harganya di atas 729.

Saham GELI sebaiknya tidak dipilih karena (relatif) TERLALU dekat dengan 729.

Saham yang layak anda pilih adalah saham FACE dan/atau NETI karena harganya DEKAT (tapi tidak TERLALU dekat) 729 DAN DI BAWAH 729.

Masukkan saham-saham yang memenuhi kriteria ke dalam Daftar Pantau.


Langkah ketiga: BELI saham yang ada di Daftar Pantau KALAU harga saham NAIK di atas angka pilihan anda.

Ingat: anda akan BELI HANYA kalau harga saham NAIK DI ATAS angka pilihan anda. JANGAN BELI kalau harga saham belum naik di atas angka pilihan tersebut.

Misalkan saham NETI naik ke 730. Karena 730 > 729, anda BELI saham NETI di harga 730.

[Catatan: Cara paling mudah melakukan hal ini tanpa harus memantau harga saham terus-menerus (selama jam bursa) adalah dengan menggunakan Automatic Trading yang ada di platform online trading anda. Dengan Automatic Trading anda bisa memasukkan order untuk membeli/menjual kalau harga mencapai harga tertentu.]


Langkah keempat: Setelah membeli saham, tentukan titik cut-loss 6% di bawah harga beli saham.

Karena anda membeli saham NETI di harga 730, dan titik cut-loss adalah 6% di bawah harga beli, artinya anda harus cut-loss kalau harga NETI turun DI BAWAH Rp 686 (730 - (0.06 * 730)).


Langkah kelima: Kalau saham NETI naik, jual kalau harga saham naik 6% dari harga beli.

Karena anda membeli saham NETI di harga 730, dan harga jual adalah 6% di atas harga beli, artinya anda akan menjual NETI kalau harganya naik DI ATAS Rp 774 (730 + (0.06 * 730)).


Langkah keenam: Kalau saham NETI dalam 20 hari kerja bursa tidak turun sampai titik cut-loss tapi juga tidak naik sampai titik jual, anda akan jual NETI di hari ke 21.


Setelah NETI terjual (cut-loss ataupun untung), ulangi proses di atas dari Langkah Pertama.


---###$$$###---

Mohon diingat bahwa Trading Plan di atas adalah CONTOH. Setelah anda mencoba Trading Plan tersebut, silahkan dimodifikasi sesuai kemauan anda.

Coba anda lakukan Trading Plan di atas selama 6-12 bulan. Lalu lihat hasilnya, apakah lebih sering untung atau rugi.






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2017 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Thursday, September 7, 2017

Beli Saham Apa?

Pertanyaan utama mayoritas pemain saham—apalagi seorang pemula— adalah: "Beli saham apa?"

Figure 1. Beli Saham Apa? (terusbelajarsaham.blogspot.com)

Membahas topik ini bisa dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya adalah membahas berdasarkan pergerakan harga saham: apakah sebaiknya membeli saham yang harganya naik, membeli saham yang harganya turun, atau membeli saham yang harganya tidak-naik-tidak-turun.

Nah, di pos "Pilih Mana: Beli Saham Yang Lagi Naik atau Lagi Turun?" saya menyatakan bahwa membeli saham yang lagi naik tidak salah, membeli saham yang lagi turun juga tidak salah, membeli saham yang tidak-naik-tidak-turun juga sah-sah saja.

Apapun pilihan anda, pilihan anda tidak salah.

Tapi mohon dicamkan bahwa tidak salah tidak serta-merta berarti benar (dan menguntungkan).

Jadi yang lebih benar dan menguntungkan yang mana dong? tanya anda.

Di pos tersebut juga saya tulis bahwa pada awal bermain saham saya memilih membeli saham yang turun yang saya anggap murah. Hasilnya: rugi besar. Kemudian saya beralih haluan memilih membeli saham yang sedang naik. Hasilnya: jauh lebih baik daripada membeli saham yang lagi turun.

Nah, seharusnya cukup jelas bahwa pilihan saya—sampai sekarang—adalah membeli saham yang lagi naik.

Jadi kalau anda bertanya kepada saya "Beli saham apa?," jawaban saya yang lebih spesifik adalah: "Beli saham yang cenderung naik (uptrend)."

Masalahnya, menentukan apakah suatu saham harganya cenderung naik (uptrend) tidak mudah. Yang lebih mudah adalah menentukan apakah suatu saham harganya sedang naik.

Contoh: misalkan harga saham naik dari harga Rp 800 ke 880. Apakah saham tersebut harganya naik? Tentu. Apakah saham tersebut uptrend? Belum tentu.

Karena itu, kalau anda belum bisa menentukan apakah suatu saham sedang uptrend atau tidak, belilah saham yang harganya naik.

Emangnya beli saham yang lagi naik pasti untung? tanya si pemula.

Tentu saja tidak.

Seperti yang sering saya tekankan berulang-ulang, TIDAK ADA YANG PASTI dan ABSOLUT saat bermain saham.

(Mohon diingat juga bahwa membeli saham yang turun, membeli saham yang "murah," membeli saham yang berfundamental baik, juga tidak menjamin anda pasti untung.)

Tapi membeli saham yang naik adalah LANGKAH AWAL untuk belajar membeli saham yang cenderung naik (uptrend).

Tapi kalau setelah saya beli lalu harga saham turun, gimana? tanya anda.

Kok gimana?

Langkah pertama setelah anda membeli saham adalah menentukan titik cut-loss. Kalau harga saham turun sampai ke titik cut-loss, ya anda harus cut-loss.

[Silahkan baca juga pos "Cara Cut Loss Untuk Stop Kerugian Saham" dan "Cara Main Saham Untuk Pemula: Setelah Beli."]

Oke, oke, kata anda. Akan saya coba. Tapi caranya gimana dong beli saham yang naik?

Mau tahu contoh Trading Plan Beli saham yang naik? Silahkan lanjut baca ke pos "Beli Saham Apa: Contoh Cara Membeli Saham Naik."






 Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2017 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]