Saturday, September 22, 2018

Risk-to-Reward Ratios Main Saham. Pentingkah?

Di pos "Belajar Analisa Teknikal atau Analisa Fundamental?" seorang pembaca, Daenuri Nunu, bertanya:

1. Menurut Mas Iyan seberapa penting risk-to-reward ratio dalam trading saham?

2. Apakah Mas Iyan menerapkan risk-to-reward ratio dalam trading plannya?

3. Jika memang penting dan Mas Iyan menggunakannya, bagaimana cara terbaik menerapkannya, apakah menentukan risk dulu baru kemudian rewardnya, atau reward terlebih dahulu baru kemudian risknya?

Bung Daenuri Nunu menambahkan bahwa, "Pertanyaan ini saya ajukan karena berdasarkan pengalaman saya yang baru seupil ini, konsisten menggunakan cut-loss memang sangat berperan penting dalam menjaga modal, namun ternyata itu tidak cukup untuk untung konsisten."

[Catatan: Risk-to-Reward Ratio adalah Rasio Resiko terhadap (Potensi) Laba.]

Figure 1. The Lost Expedition Board Game by Peer Sylvester

Jawaban saya:

1. Risk-to-reward Ratio SANGAT penting dalam bermain (trading ataupun investasi) saham.

2. Tentu saja.

3. Risk-to-reward Ratio tidak bersifat absolut karena saat mengira-ngira Risk-to-Reward Ratio suatu saham, anda hanya MENEBAK. Dengan kata lain: hanya karena anda mengira-ngira (menebak) potensi Reward adalah 3 kali Risk, tidak berarti hal tersebut pasti akan terjadi.

Cara yang benar menerapkan Risk-to-reward Ratio adalah dengan menentukan (menebak) RISK(resiko)-nya dulu. Selama menurut anda Risk LEBIH KECIL daripada potensi Reward, silahkan dilaksanakan.

Sekali lagi saya ingatkan: TIDAK ADA YANG TAHU pasti potensi reward yang akan terjadi di masa datang. Yang bisa kita lakukan hanyalah mengontrol resiko.

Motto saya: Control the risk. Let the reward rewards you.


---###$$$###---


Catatan tambahan untuk jawaban di atas:


1. Contoh Risk-to-Reward Ratio 3:1

Misalkan saham KECE harganya Rp 1.000.

Menurut anda, KECE berpotensi naik ke harga 1.150.

Menurut anda juga, KECE—kalau sampai turun—paling-paling turun ke harga 950.

Potensi Reward = 1150 - 1000 = 150

Potensi Risk = 1000 - 950 = 50

Risk-to-Reward Ratio = 150 : 50 = 3 : 1


2. Tahu dari mana potensi Reward suatu saham?

Tidak ada yang tahu pasti potensi reward suatu saham.

Ketika anda mengira-ngira (alias nebak) bahwa saham KECE berpotensi naik ke harga 1.150, hal tersebut hanyalah perkiraan/tebakan. Artinya, hanya karena anda merasa saham KECE berpotensi naik ke 1.150 tidak berarti saham tersebut PASTI akan naik sampai 1.150.

Bisa saja yang terjadi adalah saham KECE naik ke 1.100 lalu turun. Bisa juga naiknya cuma sampai 1.050 lalu berangsur turun. Atau malahan KECE tidak naik dari 1.000 tapi langsung turun.

Dengan kata lain, anda TIDAK BISA mengontrol potensi reward suatu saham.


3.  Tahu dari mana potensi Risk (resiko) suatu saham?

Kalau harga saham sedang turun, tidak ada yang tahu pasti saham akan berhenti turun di harga berapa.

Artinya, hanya karena anda menebak bahwa saham KECE—kalau sampai turun—paling-paling turun ke harga 950, tidak berarti kalau saham KECE akan PASTI BERHENTI turun ketika mencapai 950.

Tapi berbeda dengan potensi Reward, potensi Risk bisa anda kontrol.

Caranya?

Tentukan titik CUT-LOSS di 950.

Artinya, kalau saham KECE turun mencapai 950, anda langsung menjual (rugi) saham tersebut di harga 950. Kalau setelah itu harga saham masih terus turun, anda sudah tidak menanggung resiko lagi.


Poin nomor 2 dan 3 adalah yang saya maksud pada kalimat "Sekali lagi saya ingatkan: TIDAK ADA YANG TAHU pasti potensi reward yang akan terjadi di masa datang. Yang bisa kita lakukan hanyalah mengontrol resiko."






Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2018 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

11 comments:

  1. Trmakasih Bung Iyan, pertanyaan saya telah dimuat dalam artikel khusus. tersanjung sekali rasanya.

    ada pertanyaan baru dari saya :

    1. apakah target profit itu penting?
    2. apakah Bung Iyan menggunakan target profit dalam trading plannya atau menganut adagium "let your profit run"?

    trmkasih, salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. 1. Untuk saya "target profit" tidak (begitu) penting.

      2. Saya TIDAK memasang target profit dalam trading plan karena--seperti yang anda katakan--saya menganut "let your profit run."

      Tapi. . .

      Jangan mengartikan bahwa cara saya adalah cara yang benar.

      Kalau saham sedang uptrend, cara di atas (mungkin) lebih menguntungkan.

      Tapi kalau saham sedang sideways, cara di atas kemungkinan besar tidak menguntungkan (karena "profit" nya tidak run, tapi hanya merangkak naik, eeh terus turun lagi).

      Delete
    2. Trimakash atas jawabannya Bung Iyan.

      Delete
  2. Malam pak Iyan,
    Apa kabar?
    Sudah lama saya sebenarnya juga ingin menanyakan tentang R/R Ratio. Akhirnya sudah dibahas di sini. Akan tetapi jadi muncul pertanyaan :
    1. Pada Catatan tambahan point 2. Tahu dari mana potensi Reward suatu saham?
    Memang tidak ada yang tahu pasti dan hanya menebak. Tapi menebak pun tentu ga boleh asal-asalan. Harus menjadi suatu educated guess. Kalau pak Iyan bagaimana "menebak dengan educated" besaran Reward tersebut?
    2. Ada figure The Lost Expedition, tapi saya cari di artikelnya tidak disebut-sebut sama sekali (atau saya yang terlewat??). Bagaimana sebenarnya kaitan figure tersebut dengan R/R Ratio
    Terimakasih sebelumnya

    :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. 1. Potensi reward bisa di"tebak" dengan Analisa Teknikal (dengan melihat Resistance saham tersebut).

      2. Gambar "The Lost Expedition" hanyalah kiasan bahwa Risk-to-Reward Ratios adalah seperti melakukan Ekspedisi ke hutan belantara. Selama kita mengontrol Loss dengan Cut-Loss, ekspedisi suatu saham boleh saja dijalankan.

      Delete
  3. Bung Iyan..kalau misal kita beli saham di harga 1.000 dan target ke 1.100 tapi ternyata saat harga mencapai 1.050 harga mulai turun..apakah kita take profit di 1.050 atau tidak ya?

    Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terus terang saya juga tidak tahu.

      Bisa saja terjadi setelah anda jual di 1.050 lalu saham naik lagi ke 1.100.

      Bisa juga terjadi anda TIDAK jual di 1.050 lalu saham turun terus ke 900.

      Jadi, apa yang sebaiknya anda lakukan adalah menjalankan TRADING PLAN yang sudah anda buat (sebelum membeli saham).

      Delete
  4. Bung Iyan saya pernah ditawari pelatihan yg ujung2nya dia jual software utk analisa saham, sehingga kita tahu kapan beli dan kapan jual, tapi ya itu harganya wow ..

    Bagaimana menurut bung Iyan...?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau memang ada software yang PASTI bikin untung, rasa-rasanya seh si pembuat software TIDAK MAU menjualnya. Lagipula, dia kan seharusnya sudah KAYA BANGET-BANGET dari software tersebut. Kenapa masih harus bikin seminar jualan software?

      Coba anda pikirkan.

      Delete
    2. Bener tuh bung. Banyak yg masih jualan pelatihan / seminar trading saham, kalo dia bisa untung di saham ngapain cari duit dari pelatihan saham. apalagi sekarang banyak yg kasi rekomen saham berbayar lah kalo dia bisa tau saham mana yg akan naik ngapain kasih tau orang. Ujung - ujung nya nyari duit jga ya bung hehhe. Makannya saya seneng sama bung iyan ga iming - iming pasti di saham

      Delete

Pertanyaan dan komentar anda akan saya jawab sesegera mungkin. Maaf, saya tidak menerima pertanyaan dan komentar anonim/unknown. Promosi, iklan, link, dll, apalagi hal-hal yang tidak berhubungan dengan main saham TIDAK AKAN ditampilkan.